Sudah hampir sebulan Nabila berada di jepang. Tadinya dirinya hanya ingin seminggu disini untuk mengatur rencana yang berubah semenjak Oyabun itu menambahkan personilnya untuk misi perdamaian Nabila. Tapi ketua itu melarang Nabila untuk pergi dengan persiapan yang masih minim. Maka dari itu disini Nabila sekarang, ditempat pelatihan khusus untuk mengasah kembali dan menambahkan keahliannya yang diajarkan langsung oleh orang yang lebih profesional.
Sebenernya Nabila sudah menguasai semuanya karena pelajaran pelajaran ini sudah ia pelajari saat ia masih sekolah militer di Amerika dulu. Tapi tidak ada salahnya untuk mengasahnya kembali, dan menambahkan kemampuan yang sepertinya ada beberapa yang baru Nabila ketahui.
Selesai dengan pelatihannya Nabila kembali ke hotel bersama lima orang yang selalu berada di sampingnya. Mereka seperti kehilangan jati dirinya hal itu sedikit membuat Nabila merasa iba, pasalnya untuk seorang bodyguard seperti mereka tidak mengerti hal-hal semacam ini, tetapi untuk pelatihan tadi mereka menguasai semua karena mereka juga lulusan dari sekolah militer di sana. Benar kata Oyabun itu, jika Nabila memaksakan diri melawan organisasi itu tanpa persiapan matang, bukan lagi nyawa mereka taruhannya orang-orang yang Nabila jaga juga bisa menjadi target sasaran mereka.
Sebulan ini, semua persiapan sudah hampir 99% Nabila dan yang lain sudah lebih siap menghadapi apapun yang berada disana nanti dan seperti dirinya akan segera pergi dari negara ini untuk memulai misinya sudah tidak banyak waktu lagi. Sebulan lagi waktu yang Raka berikan dan Nabila akan mengusahakan pulang tepat dua bulan setelah kepergiannya.
Setelah membersihkan badan dan merapihi beberapa perlengkapan yang perlu ia bawa Nabila keluar kamar untuk menemui Oyabun yang sudah menunggunya di ruanganya itu. Kini hanya Nabila sendiri yang menghadap langsung pada Oyabun tanpa di temani oleh lima orang suruhan Raka, dan yang pasti disana ada Yuko untuk menerjemahkan pembicaraan antara Nabila dengan Oyabun.
Nabila duduk dihadapan Oyabun itu dengan senyuman kecil khasnya, Oyabun itu membalas senyuman Nabila dengan teduh. Dipikir-pikir Nabila jadi ingat dengan Eyangnya yang memiliki senyum seperti seteduh itu juga.
Oyabun itu berbicara sesuatu kepada Yuko, dan tak lama Yuko tersenyum lalu menatap Nabila.
"Bagaimana pelatihanmu Angle? Lancar?"
"Lancar,"
"Syukurlah, jadi bagaimana kelanjutannya?"
"Rencananya saya akan memulai misinya besok, maka dari itu saya kesini untuk berpamitan kepada Oyabun dan lainnya."
Oyabun itu tampak menganggukan kepalanya ketika Yuko menyampaikan apa yang Nabila katakan, lalu beliau berbicara lagi. Kali ini Yuko tidak memberitahu Nabila apa yang Oyabun katakan, ia hanya langsung pergi entah kemana membuat Nabila sedikit canggung ditinggal berduaan dengan Oyabun. Tidak lama kemudian Yuko datang kembali bersama tiga puluh orang lainnya yang Nabila tidak tau mereka siapa.
"Angle, mereka yang akan ikut kamu menjalankan misi." ujar Yuko yang sudah berada di samping ketua.
Nabila tidak langsung menjawab, ia memandang tiga puluh orang yang berada dibelakangnya itu dengan tatapan terkejut. Sebanyak ini? Apa tidak berlebihan?
"Maaf, apakah ini tidak berlebihan?"
"Tidak, ini malah sepertinya kurang,"
Nabila menoleh cepat ke arah Oyabun dengan senyum tidak enaknya. "Oyabun, maaf saya tidak bisa menjalankan misi dengan orang sebanyak ini."
"Mereka sudah dilatih khusus untuk kelancaran misimu Angle."
"Saya ngerti...." Nabila kembali menoleh kebelakang melihat orang-orang yang sangat banyak itu sambil meringis. "...Tapi ini sangat berlebihan,"
KAMU SEDANG MEMBACA
She's AGATHA.
Romance[Book 2# of The Twins Troublemaker series.] "Kita punya jalan masing-masing untuk bahagia." *** [Sequel The Twins Troublemaker] Carita ini mengandung sedikit unsur 17+ jika kalian tidak ingin ternodai silahkan tinggalkan lapak ini. Harus baca T3 du...