Tiga 🐥

908 90 8
                                    

.
.
.

🐢🐢🐢

.
.
.





Tak terasa sudah 3 minggu Jimin bekerja, Jimin tidak pernah datang telat karena ia bangun pagi2 sekali bahkan si Min Yoongi saja kadang belum bangun ia sudah disana. Sepertinya Jimin sudah ketularan disiplinnya Yoongi. Jimin menyiapkan roti panggang nya dan jus jeruk kesukaan bos pucatnya.

Yoongi memperhatikan Jimin yg wara wiri kesana kemari sudah seperti istri saja, padahal awal2 kerja Jimin gak begitu bisa. Sekarang pegang sapu sudah seperti senjatanya.

"Kalau sudah selesai mandi segeralah makan sarapanmu tuan Min Yoongi !! " Tegur Jimin tanpa melihat Yoongi yg bersandar didepan pintu kamarnya .

Meski sudah disiplin tapi Jimin tetap saja tidak sopan. Dan Yoongi yg jengah hanya membiarkan saja sesuka Jimin. Yg penting dia tak membakar unit apartemennya.

"Sudah pernah kubahas jangan panggil aku tuan. Aku masih muda" Kata Yoongi sembari menggeret kursi kebelakang untuk ia duduki.

" Tapi kau bosku tidak sopan memanggil Yoongi saja"

"Panggil aku Hyung. Aku masih 28 thn. " Ucap Yoongi.

"Kita beda 10 thn Hyung"

"Aku tau" Cuek Yoongi.

"Cih, dasar vampir. "

Jimin tak mempedulikan Yoongi lagi, dia pergi mengangkut sampah2 ke belakang untuk membuangnya. Disana ia bisa melihat gedung perusahaan yg besar tempat ayahnya bekerja.

Katanya disana seleksi penerimaan karyawan sangat ketat. Dulu ayahnya termasuk orang yg kompeten makanya mudah masuk kesana dan sekarang ayah Jimin menjadi assisten Tuan Min Gong Jun.

Disaat asik melamun Jimin tak sadar Yoongi menatapinya dari belakang. Jimin menengok dan terkejut karena si vampir itu tidak ada suara tidak ada tanda tau2 sudah disana.

"Astaga.. Kau ngagetin aku tau, hih" Jimin menaikan tangan seolah akan memukul Yoongi.

"Kenapa? Kau ingin kerja disana juga nanti setelah lulus kuliah?"

"Tidak" Kata Jimin

"Disana hanya menerima karyawan yg mempunyai kualitas bagus dan nilai akhir yg tinggi. Tapi kalau kau bodoh sekalipun masih bisa masuk tapi lewat orang dalam. "

Jimin melirik tajam pada Yoongi. Sepertinya ia sedang diejek disini. Jimin tau bahwa sebenarnya dia memanglah tidak begitu pandai. Tapi kenapa si Min pucat ini selalu saja menyebalkan dan mengobarkan api permusuhan.

"Cih, aku gak butuh orang dalam, lagian aku mau jadi dokter. Aku gk mau kerja diperusahaan, setiap hari harus berangkat pagi pulang malam, kadang lembur. Malasnya" Ucap Jimin.

"Oh iya? Dengan peringkat 250 begini mau jadi dokter? " Ejek Yoongi yg membuat Jimin kesal karena mengungkit rankingnya.

"Dasar Min jelek. Tua bangka. Hanya mengandalkan burungmu saja sombong sekali."

Jimin berjalan mendekati Yoongi dan akan menginjak kakinya ketika sepersekian detik Yoongi bisa menghindarinya dengan mundur ke belakang .

Jimin tidak bisa seimbang karena tubuhnya sudah disetel bahwa kakinya akan menumpu pada objek yg akan diinjaknya yaitu kaki Yoongi. Namun gagal akhirnya Jimin hilang keseimbangan dan jatuh menubruk perut bagian bawah Yoongi.

Yoongi bersemu dalam diamnya. Sesuatu telah menubruk asetnya dan itu kepala Jimin. Jimin mendongak pas sekali didepan resleting celana Yoongi.

Jimin sadar bahwa di hadapannya adalah senjata milik Yoongi dia buru buru bangun. Lalu pergi begitu saja menuju kamarnya.

Berawal Dari SiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang