Perlu banyak effort sebelum akhirnya cerita ini dipublish.
Drama lapak eror, jadi ngaret dan dengan sangat terpaksa dibentuk baru
Jadi, selamat membacaSemoga suka❤
☆☆☆
Sudah berapa lama, ya?
Setahun? Dua tahun? Ah, tepatnya tiga tahun yang lalu. Ketika Hanin sadar, perasaan nya pada Kanzi berubah banyak.
Hanin bukan cenayang. Dia tidak tau dengan siapa dia berjodoh dimasa depan. Tapi hari ini, dia ingin memberanikan diri. Cukup tiga tahun perasaannya terpendam.
Kanzi harus tau. Bahwa dimata Hanin, dia bukan teman biasa seperti saat mereka berseragam putih biru.
Sisanya bagaimana, terserah Kanzi.
'Tapi gak papa, kan, kalo Kanzi nolak?'
'Ah, gak papa. Cinta sendirian gak terlalu buruk kok.'
'Gimana kalo dia ilfill?'
'Iya, ya.'
Langkah Hanin terhenti. Tepat didepan Kanzi yang sudah mengangkat kepala memandanginya dengan senyum ramah.
Terserahlah! Dia sudah terlanjur nyebur sekarang.
"Zi, boleh ngomong bentar nggak?"
Jemari Hanin bertaut erat. Dia gugup.
"Eh, kenapa Nin? Dijailin lagi ya sama Ammar?"
Sudah tentu bukan. Kalau Ammar menganggunya, Hanin bisa menggeplak cowok itu sendirian tanpa harus mengadu pada siapapun.
Ya kadang emang ngadu ke Kanzi sih, caper dikit.
"Eeee, tapi janji lo gak bakal teriak apalagi bikin heboh." Hanin menangkup kedua telapak tangan didepan dada, "Please ..." Please jangan bikin gue lebih malu hari ini.
"Mmm, oke. Tapi mau ngomong apa sih?! Serius amat kayaknya."
Degupan jantung Hanin makin menggila.
"Gue ..." Hanin menarik napas dalam-dalam, "Gue suka sama lo!"
"Hah?!" Kanzi mencoba mencerna, "lo suka sama gue? Kok gue nggak?"
Sialan! Hanin malu tujuh turunan sekarang.
"Em, maksud gue ..." Kanzi tampak menggaruk tengkuk, "Kok bisa?"
Hanin sudah tak ingin memperpanjang. Pelan, dia mendongak menatap Kanzi dengan senyum paksa. "Lupain aja ya, Zi." Katanya lirih. "Anggap aja gak denger apa-apa."
Lo amnesia kek, Zi. Kebentur apa gitu, biar gue gak malu-malu amat. Hanin membatin jahat.
Kanzi mendesah samar, "Lo, nggak papa?"
Nggak kok, Zi. Nggak papa, retak dikit gak ngaruh.
"Lo pikir gue bakal kenapa? Nangis kejer?" Canda Hanin, "Nggak kali, Zi. Santai," dia bahkan menepuk lengan atas Kanzi sekali. "Kayak yang gue omongin tadi, anggep aja lo gak denger apa-apa."
Hanin berbalik. Namun lengannya ditahan Kanzi hingga kembali menghadap cowok itu.
"Maafin gue, ya Nin?" Wajahnya memelas, "Gue bener-bener gak enak."
Jadi, Hanin harus bagaimana?
"Kanzi," Hanin memanggil cowok itu tenang, "Gue gak papa." Dia meyakinkan, "Lo jangan berubah ya, Zi? Maksud gue, jangan canggung kalo deket-deket gue. Jangan jaga jarak juga biar gue move on, perasaan gue biar jadi urusan gue sendiri." Lengkap dengan senyum palsunya.
Mengangguk, Kanzi Melepas lengan Hanin kemudian balas tersenyum.
"Oke."
Saat berjalan kembali ketempat duduknya, Hanin menahan diri untuk tidak berteriak.
Mbak Taylor, Teh Niki, Ce Adele, gimana caranya Hanin move on kalau gebetannya sebaik Kanzi??!!
☆☆☆
Hanin tuh, cegil ya ges ya
Btw, update suka suka yaaa💜
Afikchan🍉
KAMU SEDANG MEMBACA
MHS Series #1: Just Feel It
Teen Fiction2023 "Gue gak capek. Karna emang, selama ini gak ngarepin apa-apa." "Padahal tinggal bilang, kenapa malah ngilang." "Harusnya gue gak confess waktu itu." "Makasih, ya. Gue pamit," "Ajarin gue jatuh cinta, bisa?" ◇◇◇ "Don't asking, just feel it." ◇◇◇...