Seseorang yang akan selalu kita sukai
Tapi sudah selesai perjuangan kita untuk meraihnya–Tsana
☆☆☆
"Salut gue sama dia, mentalnya baja."
"Syoknya dua mingguan doang, sekarang malah kayak gak ada kejadian apa-apa."
"Itu beneran nggak sih? I mean, pelecehan lho. Masa gak diperpanjang kasusnya?"
"Katanya sih salah paham doang, Wulan juga kayak gak keberatan gitu."
"Doi udah update anjir! Mana bahagia banget auranya,"
Wulan comeback.
Gadis itu sedang jadi perbincangan hangat karna baru saja membuat keputusan kontroversial dengan menutup kasus pelecehan yang menimpa dirinya.
Ntah apa alasannya, Wulan memilih bungkam dan berlagak seolah kejadian itu tak pernah ada. Gadis itu sudah kembali kesekolah, wara-wiri disosial media, bahkan sempat bikin heboh dengan mengunggah pernyataan jika dia baik-baik saja.
The hell!
Nggak mungkin kan, dia tiba-tiba hilang ingatan soal pelecehan itu?
"Mungkin dia nutupin traumanya karna gak mau diremehin. Ya lo taulah, jaman sekarang korban pelecehan bisa lebih menderita dari pada pelaku." Tea bicara dengan setia menyuap snack ringan kedalam mulutnya. "Itu kenapa kebanyakan dari mereka milih diem."
"Tapi ini cewek kayak gak ada trauma-traumanya, Te." Timpal Awin greget, "Gue liat postingan terbarunya, mukanya cerah banget. Senyumnya lepas,"
"Matanya sayu." Sahut Tea. "Lo liat lagi, Win. Matanya kosong, kayak gak idup."
"Trus kenapa dia milih tutup mulut?" Hanin menumpu dagunya ke lipatan tangan diatas meja. "Apa mungkin lagi-lagi perkara duit?"
"Bisa jadi sih! Tapi masa iya duit bisa beli harga diri? I mean, dia masih muda. Dia tau banyak orang yang bakal bela dia, masa iya tutup mata demi duit?"
"Masuk akal. Tapi, apa yang gak bisa dibeli sama duit, Win? Orang-orang rela buta demi duit."
"Kok gue ragu, ya?" Hanin bergumam. "Gue yakin bukan uang alasannya. Diliat dari gimana dia jadi stalker Diga, gue yakin dia gak sepicik itu. Dan dia juga bukan dari kalangan rendah. Feed-feed instagramnya nunjukin itu,"
Tea mengangguk, "Yang katanya salah satu siswa kita terlibat juga gak diapa-apain. Se legowo itu dia,"
"Btw, dia masih nge stalk si Diga?" Awin menatap Hanin.
Hanin bungkam. Dia tak berkomunikasi dengan Diga lagi. Tak sudi juga sebenarnya.
Diga tak pernah muncul didepan Hanin sejak hari itu.
"Gue gak tau." Hanin menjawab jujur, "please jangan bahas dia lagi sama gue."
"Lo berdua kenapa sih? Gue baru ngeh lo sama dia udah gak pernah keliatan deket dua hari ini."
Hanin makin menelungkupkan kepalanya, "Gue gak mau bahas dia, Te. Dan jangan pernah sebut nama dia lagi didepan gue,"
Tea menghela napas. Hanin tak memberi jawaban, begitu pula Diga saat dia bertanya kemarin. Cowok itu bahkan sengaja menghindar ketika berpapasan dengannya.
Sebenarnya kenapa?
Tea pikir, Diga dan Hanin akan berlanjut hingga ketahap pacaran. Mereka tampak cocok, Diga jelas menyukai Hanin dan sahabatnya itu juga tampak mulai move on dari Kanzi. Lalu dalam sekejap, dua orang yang sudah sedekat nadi justru sejauh matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
MHS Series #1: Just Feel It
Teen Fiction2023 "Gue gak capek. Karna emang, selama ini gak ngarepin apa-apa." "Padahal tinggal bilang, kenapa malah ngilang." "Harusnya gue gak confess waktu itu." "Makasih, ya. Gue pamit," "Ajarin gue jatuh cinta, bisa?" ◇◇◇ "Don't asking, just feel it." ◇◇◇...