🔴 : BAB 21

821 106 65
                                    

Aku sangat menghargai beberapa kata, jadi silahkan berkomentar~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sangat menghargai beberapa kata, jadi silahkan berkomentar~

***








Tradisi? Sebenarnya tradisi apa yang dimaksud Ayahnya itu sampai membuat sang Ibu kabur dari Jepang dan memberontak.

Beomgyu pikir Ibunya mempunyai perangai yang keras dan berpikiran matang dia tidak mungkin nekat kabur begitu saja tanpa alasan yang jelas.

Masalah apa yang membuat Ibunya sampai kabur, selama Beomgyu tinggal bersama dengan sang Ibu setahunya Ibunya itu orang yang realistis dan berpikiran luas.

Sebenarnya apa tradisi yang dijalankan keluarga Fujita? Beomgyu ingin tahu.

Tengah malam terbangun karena rasa gelisah yang terus menyerang, selama seminggu ini Beomgyu selalu merasa tidak nyaman saat tidur di malam hari. Seperti ada yang memantaunya dan saat bangun tidur bibirnya pun sedikit aneh... warnanya merah dan agak bengkak.

"Apa ada sarang lebah disini?" Gumam Beomgyu.

Beomgyu melihat jam lalu menghembuskan napas panjang, menyibak selimut lalu pergi menuju balkon untuk menenangkan diri. Karena rasa gelisah dia jadi sulit tidur, Beomgyu duduk disana dengan rokok yang diapit di bibir, menghisapnya dengan perlahan dan menghembus asapnya keluar.

"Merokok memang menyenangkan sayangnya aku melakukan ini tidak sebebas dulu..."

Siapa sangka kan anak sepertinya merokok, wajah Beomgyu memang mampu menipu banyak orang. Dulu, saat masih tinggal di kota D bersama Ayah Beomgyu hampir setiap hari menghisap satu batang rokok sebelum tidur.

Ayahnya tau tapi diam saja, tidak merasa heran karena Beomgyu memang hidup di lingkungan yang rusak. Beruntung Beomgyu tidak melakukan hal-hal aneh seperti yang remaja sana lakukan, Ayah menjaga Beomgyu dengan ketat.

Sementara itu di luar kamar Beomgyu terlihat tubuh tegap Soobin berdiri disana dengan sepotong kue kering di tangannya.

"Soobin, apa yang kamu lakukan di depan pintu kamar Adikku?"

Suara dari samping mampu mengagetkan Soobin, dia menatap Yeonjun yang sedang memasang ekspresi tidak suka. "Aku hanya ingin memberi--"

"Pergi! Jangan ganggu Beomgyu, dasar muka dua." Yeonjun dengan cepat mengusir Soobin, entah kenapa tingkah Soobin sangat mencurigakan. "Jangan macam-macam, kamu pikir aku tidak tau jika kue itu dari Ibumu? Pasti ada racunnya di dalam, kan?"

Yeah, Yeonjun tidak salah. Kuenya memang ditaburkan sesuatu, obat diare dan flu.

"Oke-oke, aku kalah. Beomgyu beruntung punya pengawal yang selalu siap siaga sepertimu. Aku iri." Ucap Soobin santai. "Omong-omong tumben sekali kamu keluar dari kamar? Eits..aku hanya bertanya tapi kenapa wajahmu kaku sekali?"

Red Circle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang