🔴 : BAB 05

1.3K 142 13
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***
















Membuka pintu reyot rumahnya perlahan, Beomgyu menghembuskan napas lega saat tidak mendapati sang Ayah di rumah.

Masuk dengan santai, Beomgyu menaruh tas dan langsung ke dapur untuk mengambil minum.

Di meja kecil ada sepotong roti kering, Beomgyu tersenyum kecil. Pasti Ayah yang menaruhnya. Mengambilnya lalu memasukkannya kedalam mulut, ah rasa kacang favoritnya, Ayah memang tau apa makanan kesukaannya.

Ponsel Beomgyu berbunyi beberapa kali pertanda jika ada pesan masuk, grub kelas menanyakan dimana Beomgyu karena tidak hadir sekolah.

Beomgyu kamu dimana? Kenapa tidak masuk?

Begitu isi pesannya.

Tanpa ragu Beomgyu berbohong, mencari alasan yang bagus untuk dia katakan.

Aku izin, tadi sempat terserempet motor saat ingin berangkat sekolah.

Selesai, menaruh ponselnya di nakas lalu mulai sibuk dengan lembaran brosur penawaran itu. Beomgyu tau wajahnya memang menarik tapi menjadi artis ataupun model bukankah harus perfect?

Beomgyu berdiri lalu memandang dirinya di kaca full body, tubuhnya kurus dan lumayan banyak lebam kebiruan jika sedang memakai celana pendek.

Tok tok..

Terdengar ketukan pintu, Beomgyu kembali menaruh brosur di dalam tas lalu berjalan menuju pintu. Membukanya perlahan dan langsung mendapat tonjokan di pipi.

"Akh!"

Tentu saja Beomgyu langsung tersungkur ke bawah karena tidak siap mendapat serangan dadakan. "Ayah? Ada apa?" Tanyanya bingung.

Ayah terlihat marah, menendang tubuh anaknya beberapa kali lalu menyeret Beomgyu masuk ke dalam. Tubuh kurus Beomgyu di banting ke dinding.

"Ayah, sakit!" Beomgyu menggelengkan kepala saat Ayah menendang perutnya beberapa kali.

"Mencoba menjadi anak nakal, hah?!" Ayah menarik surai pirang anaknya. "Kamu pikir Ayah tidak tau?!"

Ah, rupanya Walikelas memberi tahu Ayahnya dengan cepat. Jika seperti ini Beomgyu harus bagaimana? Dia takut jika berhadapan dengan Ayah yang sedang marah.

"Aku.."

"Beralasan apa? Terserempet motor, hm?! Itu alasan yang bagus jika Ayah tidak mengantarmu sampai depan sekolah!" Ayah berteriak dengan wajah merah.

Dia tidak terima jika anaknya sekarang pandai sekali berbohong.

Beomgyu meringis, ya.. Ayah selalu mengantarnya ke sekolah. Keduanya berjalan beriringan setiap pagi, Beomgyu pergi menuntut ilmu sedangkan sang Ayah pergi memantau mangsa untuk di rampok.

Red Circle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang