🔴 : BAB 12

927 140 17
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***



Keluar dari mobil Yeonjun, Beomgyu langsung di hadiahi tatapan tajam sang Ibu yang sedang berdiri di depan pintu.

Bersender di depan pintu sambil bersidekap dada, sorot matanya tajam menatap kedua buah hatinya.

"Ib--"

"Masuk ke dalam kamar, dan kamu," Ibu menunjuk Yeonjun dengan tajam. "Ikut Ibu."

Yeonjun tidak membantah, mengikuti sang Ibu dari belakang dengan kedua tangan di masukkan ke dalam saku celana.

Beomgyu menatap punggung Yeonjun dengan pandangan tidak enak, apa Kakaknya akan di hukum?

Ibu duduk di sofa, menatap anak pertamanya dengan tajam serta mengintimidasi. "Jangan berulah, apa sebenarnya yang kamu mau, Choi Yeonjun?" Tanyanya.

Ibunya jika sudah marah akan memanggil namanya dengan lengkap.

"Apa salahnya, Bu? Aku hanya ingin mengakrabkan diri dengan Adikku sendiri. Bukannya Kakak beradik harus rukun?" Balas Yeonjun.

Ibu berdiri lalu mencengkram rahang anaknya dengan kencang membuat Yeonjun meringis sakit karena kuku panjang Ibu menusuk kulitnya. "Kamu bohong, kamu pikir sudah berapa lama Ibu mengenalmu?"

"Jangan macam-macam, Yeonjun." Ibu berucap lagi, baginya sikap Yeonjun aneh.

"Kamu dari awal sudah sangat ingin Beomgyu hadir disini, menemuinya setiap hari..kamu pikir Ibu tidak tau!?"

Yeonjun meringis namun sama sekali tidak berontak dan menyingkirkan tangan sang Ibu.

Ibu itu orangnya keras, tidak suka anak pembangkang dan pemberontak. Namun anak pertamanya ini terkadang begitu keras kepala dan sulit di berikan arahan.

Melepas tangannya, Ibu kian menatap Yeonjun dengan mata tajam bak elang. "Yeonjun, ingat untuk tidak berbuat hal-hal aneh." Ucapnya sebelum pergi menjauh.

Yeonjun menghembuskan napas panjang sambil menatap punggung Ibu yang perlahan menjauh, menyentuh rahangnya sendiri sambil meringis kecil.

"Ah, sudah lama tidak melihat Choi Yeonjun di marahi Nenek lampir." Soobin datang sambil bersiul kecil, tangannya terdapat luka lebam kebiruan yang sepertinya masih baru.

"Kamu terlalu banyak menikmati masalah orang lain, pikirkan saja masalahmu sendiri." Yeonjun meninju kecil tangan lebam Soobin lalu pergi dari sana tanpa mendengar umpatan yang Soobin layangkan padanya.

"Dasar Choi Yeonjun sialan!" Umpat Soobin.

Taehyun datang dengan segelas susu, lalu menatap Soobin dengan remeh. "Beruntungnya nilaiku memuaskan, Bunda tidak memukulku dan Ayah memberi banyak uang. Lain kali belajar lebih giat ya, Kak Soobin." Ucapnya.

Soobin mengepalkan tangan marah, muak akan persaingan ini namun dia tidak mau kalah. Rasa egois ini entah turunan siapa namun Soobin ingin berada di atas!

Red Circle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang