🔴 : BAB 16

782 86 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















Kedua mata Soobin berkedut kecil saat melihat nenek lampir sedang menyajikan makanan untuk sang kepala keluarga.

Wajah wanita cantik itu terlihat biasa saja bahkan terkesan bermalas-malasan saat menyajikan makanan untuk Ayah. Meskipun tidak dapat dipungkiri jika masakan nenek lampir enak untuk dinikmati.

Soobin mengintip di belakang dinding dengan tangan mengepal, melihat mata Ayah yang penuh akan perhatian pada nenek lampir membuat Soobin berkali-kali terperangah walaupun sudah melihatnya berkali-kali.

Meskipun sudah disakiti berkali-kali namun Ayah terkesan biasa saja dan mentolerir sikap nenek lampir itu! Jika Ibunya yang membuat kesalahan kecil pasti Ayah sudah membentaknya, sikap Ayah terlalu bias untuk membeda-bedakan istrinya!

Mana? Katanya Ayah benci warga negara asing, namun apa ini?! Ayah termakan omongannya sendiri.

Soobin mundur perlahan karena tidak memiliki kesempatan untuk berbincang dengan Ayah, berjalan dengan lesu sambil menatap ponselnya.

Terdapat pesan dari Ibu untuk Ayah.

Soobin mendesah lelah, dia menyenderkan punggungnya pada dinding lalu bergumam. "Aku tidak yakin Ayah akan menuruti keinginan Ibu.."

Ibu sakit, suruh Ayahmu kesini.

Isi pesannya seperti itu membuat Soobin mengusap wajah kasar, tau.. Soobin tau jika itu hanya akal-akalan Ibu saja agar Ayah datang berkunjung. Tidak hanya kali ini saja Ibu seperti itu... sudah berulang kali terkadang Soobin muak sebagai perantara pesan Ibu untuk Ayah.

Yeonjun yang tidak sengaja lewat menaikkan satu alisnya saat tidak sengaja melihat wajah frustasi Soobin, memilih abai diapun dengan cepat pergi dari sana. Namun tidak mengurangi untuk berkata sarkas sebelum pergi.

"Terkadang cinta memang membutakan segalanya." Yeonjun berucap tepat di depan Soobin. "Hanya orang pintar yang dapat bertahan, Ibumu hanya burung Pipit yang terjepit dan terus meracau tanpa melakukan apapun."

Yang dapat Soobin lakukan hanya menajamkan matanya, dia mengembangkan senyum sinis. "Yah, burung Pipit yang tersakiti karena banyak ular berbisa tidak tau malu yang datang pada Ayah. Ah, andai ada rekor pelacur hebat di kota ini pasti Ibumu berada dalam daftar itu." Sarkas Soobin.

"Yang menjadi istri sah Ayah adalah Ibuku, status Ibumu tidak lebih tinggi dari pelacur." Yeonjun berucap, jika berhadapan dengan Soobin entah kenapa dia suka sekali terpancing.

Soobin tersenyum miring lalu berjalan menghampiri Yeonjun. "Kamu anak yang lahir di luar pernikahan...apa yang bisa dibanggakan?" Bisiknya.

Wajah Yeonjun memerah sempurna, dia menatap punggung Soobin dengan tajam. "Sial!"

Soobin tidak peduli dan terus melangkah, menunggu di sofa sambil bermain ponsel. Ayah datang setelah menyelesaikan sarapannya membuat Soobin dengan cepat memanggil. "Ayah."

Red Circle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang