Chapter 5 (Day_1)

1.7K 132 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Kongjiro yang ada dirumah Zee sang ayah tidur di kamar tersendiri, dan untuk malam ini dia merasa aman walau ia sendiri masih tak habis pikir kenapa bisa sampai terdampar dimasa lalu saat mereka kecelakaan, dia bahkan tak tau apa yang sudah terjadi pada dirinya dimasa depan saat ini.

Kongjiro berusaha untuk merasa aman disana, toh ayahnya ada di kamar sebelah, walaupun saat ini ayahnya tak tau bahwa dia adalah anaknya dimasa depan, tapi dia yakin hati ayahnya tetaplah sama untuk melindunginya dan Namping.

.
.

Namping yang tidur bersama sang ibu, kehangatan ibunya masih sama, sangat beruntung dia bisa bersama ibunya sekarang. Dia tak perlu takut apapun lagi

"Akukan baru, tapi kau sudah berbagi kamar denganku phi, apa tidak apa-apa?" tanya Namping dibalik selimut

"Tidak apa-apa, kau anak paman Poppy, keluarga kita sebenarnya dekat kok. Lagian aku merasa nyaman saja denganmu, kau orang pertama yang sekamar denganku" senyum Nunew, dia benar-benar merasa nyaman dengan Namping

"Syukurlah, aku juga takut tidur sendiri"

"Haha ini lucu Namping, bersamamu rasanya aku seperti punya anak pada hal usia kita tidak jauh beda" tawa Nunew melihat wajah polos Namping

'Karena aku memang anakmu' batin Namping senang, karena walau ibunya tidak menyadari namun hati sang ibu pasti bisa merasakannya.

.

.

Beda lagi dengan Thomas yang belum selesai dengan  rasa shocknya melihat sang ayah, Thomas hanya duduk ditempat tidur sedangkan Net membuka semua jendela kamar hingga udara malam masuk, Net melakukan itu karena ia sedang merokok

"Kenapa? Kau tak pernah melihat orang merokok?" tanya Net karena Thomas malah bengong sadari tadi

"Bukan begitu phi, aku biasa saja cuman.... " Thomas bingung mengatakannya, masalahnya ayahnya dimasa depan itu terlihat bersih dari hal-hal seperti rokok dan alkohol, malahan ayahnya selalu memperingatkan untuk tidak menyentuh rokok dan tidak terlalu banyak mengkonsumsi alkohol kecuali diacara tertentu

"Apa kau tidak biasa dengan asapnya?" tanya Net

"Jendela terbuka semua phi Net, aku baik saja" jawab Thomas

"Um, apa kau tak merokok?"

"Tidak phi, papaku akan memaki dan menghajarku bila melakukannya" jawab Thomas dan Net tertawa lucu

"Hahaha papamu sama persis dengan papaku kan? Sangat norak, mereka tidak mengerti masa muda yang menyenangkan" ucap Net membuat Thomas merasa dongkol, ayahnya baru saja menghina diri sendiri

"Orang tua selalu mengekang seperti itu, kau pasti tertekan" lanjut Net

"Ya kadang-kadang aku kesal dengan papaku karena memiliki banyak aturan dan larangan" jawab Thomas mengingat sang ayah dimasa depan

"Orang tuamu kolot" ucapan Net membuat Thomas hampir tertawa

"Ada yang lucu?"

"Kau benar phi, papaku memang kolot" jawab Thomas, kapan lagi bisa menghina papa sendiri langsung di hadapannya

'Sekarang aku mengerti mengapa mama begitu cerewet dan emosian dirumah' batin Thomas melihat kelakukan ayahnya.

.
.

Teetee yang duduk diatas tempat tidur hanya melihat sang ayahnya yang terus membaca buku disebelahnya, ya dia tau ayahnya orang yang cerdas dan dia bersyukur otak ayahnya turun padanya, coba otak ibunya yang diturunkan, dia tak bisa bayangkan hal itu.

"Kau setiap hari belajar seperti ini phi?" tanya Teetee

"Ya, aku suka membaca" jawab Tutor

"Kau pintar seperti namamu phi" balas Teetee

"Tidak juga, aku merasa tidak sepintar itu makanya aku masih terus belajar"

"Ohooo! Kau terlalu rendah hati, bahkan semua IPKmu saat kuliah itu sempurna phi"

"Kau tau dari mana?" tanya Tutor, Teetee lupa bahwa dia dimasa lalu

"Oh ayahmu yang mengatakannya tadi, dan semua medali juga sertifikat yang terpanjang dikamarmu ini membuktikannya" jawab Teetee

"Bukan cuman dibidang akademik, kau juga hebat hampir dibeberapa cabang olaraga phi, kau nyaris sempurna" lanjut Teetee melihat medali dan piala di kamar mewah itu, dia sangat bangga karena otak dan talenta olaraga yang ia miliki itu semua dari gen ayahnya

"Tidak, aku tidak sesempurna itu nong Teetee, aku punya banyak kekurangan, kadang aku ingin hidup seperti yang lain, bermain diluar atau sekedar berkencan" curhat Tutor

"Kenapa kau tak melakukannya? Orang tuamu melarang? Mereka menekanmu belajar?"

"Tidak, orang tuaku tidak seperti itu. Hanya saja aku yang kaku dan sulit bersosialisasi" jawab Tutor

"Ohh itu aku juga bingung tapi jodohmu adalah orang yang berisik dan bodoh phi" gumam Teetee tanpa sadar

"Apa?" Tutor kembali bertanya karena tak mengerti

"Ah maksudku bisa saja jodohmu yang berisik dan mudah bergaul phi" ralat Teetee dan Tutor hanya tertawa pelan akan ucapan Teetee

"Phi.. Kau selalu serius belajar dan melakukan hal dengan sempurna, apa kau tidak pernah jatuh cinta?" tanya Teetee

"Um, pernah, aku sedang menyukai seseorang tapi seseorang itu tidak tau bahwa aku ada" jawab Tutor tersenyum perih, entah mengapa dia jadi nyaman cerita pada anak itu pada hal aslinya dia orang yang kaku dan pendiam.


.
.

Keng, dia juga bisa masuk kerumah Max dengan bantuan Poppy, dan bingung apakah dia bahagia karena di masa ini ternyata ayah dan ibunya sudah serumah karena dijodohkan serta bisa tinggal bersama layaknya keluarga, ataukah dia harus menagis histeris karena ayah ibunya tidak romantis sama sekali.

"Jangan berpikir karena perjodohan ini, aku bisa menganggapmu tunanganku, kita belum menikah dan aku masih bisa membatalkan semua ini" tegas Max kearah Nat yang terdiam mendengar ucapan tunangannya itu, dia juga tak mau dijodohkan  dia juga benci hal ini tapi tak punya pilihan lain

Keng yang melihat pertengkaran panas disana hanya terdiam, ini pertama kalinya ia melihat ayah ibunya saling memandang benci, sepertinya dialah yang paling sulit dalam misi menyatuhkan ayah dan ibu dimasa ini

"Asal kau tau saja! Aku juga tak ingin  perjodohan sialan ini!" ucap Nat, dia mencoba melawan menahan rasa kecewanya

"Ayo nong keng, maaf dihari pertamamu dititipkan disini, kau harus melihat hal seperti ini" sesal Nat menarik pelan Keng yang terdiam shock melihat kedua orang tuanya sedari tadi saling memaki. Nat mengatar Keng kekemar yang sudah ia sediakan.

Keng merasa sedih, ia sama sekali tidak menduga orang tuanya yang selalu romantis itu memiliki masa lalu seperti ini.

.
.
.

Tbc

Berikan vote :')

Child From The Future Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang