Chapter 7 (Tutor Yim)

1.8K 121 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

"Bagaimana ayah ibumu Latte?" tanya Thomas pada Latte, ke sembilan anak yang terlempar kemasa lalu itu berkumpul ditaman halaman belakang kampus, mereka disana untuk memantai aktivitas orang tua mereka

"Um aku yakin aku akan lahir, dijaman ini mereka bahkan sudah berpacaran jadi ya hanya ada masalah kecil seperti pasangan pada umumnya" jelas Latte

"Papa mamaku juga seperti itu, jadi aman" senang Gems

"Syukurlah kalian aman, aku juga diposisi itu" balas Tle

"Sepertinya yang bermasalah hanyalah orang tuaku" frustasi Thomas

"Aku juga" keluh Keng baru kali ini seorang Keng bisa mengeluh

"Aku masih tidak tau hubungan papa mama kami" Namping menghela nafas dan Kongjiro mengangguk, karena sampai saat ini tidak ada interaksi apapun pada orang tua mereka

"Lalu bagaimana denganmu Teetee?" tanya Tle

"Papaku yang pasif dan ibuku yang aktiv, ya sangat sulit tapi aku akan berusaha mendorong papaku, semoga ini mudah" Jawab Teetee

"Setidaknya kau punya harapan" ucap Thomas dan Kongjiro merangkulnya seolah menghibur lelaki tampan yang duduk disebelahnya itu

"Kita harus segera bertindak atau kita gagal lahir. Kita akan selalu berkumpul dan saling memberi kabar, Paman Poppy memberikan kita handphone jadul ini" ucap Latte mengangkat handphone ditangannya

"Dijaman ini, handphone ini adalah keluaran terbaru" Gems membolak balik handphone ditangannya

"Setidaknya paman Poppy memfasilitasi kita dengan handphone dan uang disini" Namping melihat handphone dan kartu ditangannya

"Aku sudah membuat grup di aplikasi ini" senang Gems memperlihatkan aplikasi dihandphonenya, yang lain menurut saja selama mereka bisa saling memberi kabar dan tak ada yang hilang

"Ayo, kita tak bisa berdiam diri terus, aku akan mengurus hubungan orang tuaku" Teetee mulai berdiri dan yang lain juga akan mengurus nasip masing-masing.

.
.

Teetee memasuki fakultas bisnis itu, dan menemukan ibunya setelah hampir sejam mencari seisi fakultas ternyata ibunya malah berada di atap beton lantai atas fakultas dan bermain diatas sana bersama teman-temannya

"Sungguh, mama dikampus hanya bermain seperti ini" frustasi Teetee, bukannya fokus kuliah Yim malah bermain diatas atap beton itu

"Yim! Hapus videonya! Sungguh kejadian kemarin memalukan!" salah satu teman mengejar Yim yang berusaha menyelamatkan video aibnya kemarin, dia memang sangat jahil pada temannya, sedangkan yang lain hanya tertawa

"Yim! Awas Yim!" Yim tak sengaja mundur dan hampir terjatuh dari gedung tinggi itu

"Mama!" Teetee sudah akan berlari ingin menyelamatkan ibunya tapi Tutor tiba-tiba berlari mendahuluinya lalu menangkap dan menarik tubuh Yim kepelukannya agar tak jatuh dari sana. Semua hening, terlalu shock akan kejadian mustahil didepannya. Yim juga sampai tak bergeming dalam pelukan Tutor

Teetee merasa kedua kakinya melemah dan jatuh terduduk dilantai beton itu sambil menenangkan jantungnya, dia hampir saja tak jadi lahir kedunia ini bila ibunya kenapa-napa. Untung ayahnya tepat waktu.

Yim tersadar dan melepaskan diri dari Tutor, seketika suasana menjadi canggung

"Bukannya dia Tutor? Mahasiswa paling berprestasi di Fakultas kita? Dia juga terpilih menjadi bulan kampus" bisik teman Yim

"Iya benar, dia Tutor mahasiswa pintar itu"

"Kok dia bisa sampai sini?" bisik-bisik antar teman Yim pun terjadi

"Terima kasih" ucap Yim dan Tutor hanya diam, dia terlalu kaku untuk menunjukkan ekpresinya

"Kau Tutor kan?" salah satu teman Yim bertanya langsung

"Ya" jawabnya dengan datar saja, kenapa sulit baginya untuk tenang disana

"Oh, kok mahasiswa sepertimu bisa sampai disini?" tanyanya lagi, Tutor melihat sekelilingnya mana mungkin dia jujur bahwa sedari tadi dia mengawasi Yim diam-diam, untung dia melihat Teetee yang duduk dengan bodohnya dilantai beton

"Aku sedang mencari anak pamanku disini" Tutor menunjuk Teetee yang malah bengong, Tutor kembali melihat Yim, sungguh dia sangat beruntung hari ini bisa melihat Yim sedekat ini, sangat cantik

"Lain kali hati-hati bermain diatas sini, masalahnya disini tidak ada pembatas gedung" khawatir Tutor, teman-teman Yim sampai menutup mulut tidak percaya, seorang Tutor yang pendiam dan selalu menyendiri, bisa mengkhawatirkan seseorang. Tutor mundur, ia tak mengganggu kesenangan Yim, kehadirannya disana hanya membuat mereka semua canggung, lebih baik ia memperhatikan dengan diam-diam saja seperti biasa

"Ayo Nong Tee" Tutor mengajak Teetee pergi dari sana dengan menariknya kembali berdiri.

"Yim!! Yim!! Tutor memelukmu tadi!" histeris salah satu temannya saat memastikn Tutor dan Teetee sudah pergi dari sana

"Dia mengkhawatirkanmu, kudengar dia sangat cuek pada apapun"

"Dia hanya mencoba menyelamatkanku saja, dan itu hanya kebetulan" heran Yim

"Bisa saja dia menyukaimukan?"

Plakkkk

Yim refleks memukul kepala temannya yang menurutnya berlebihan

"Minimal sadar diri, dia mahasiswa pintar di Fakultas kita, dari penampilannya saja sudah tertata rapi, nah liat kita? Kita tidak selevel dengan otak dan hidupnya, lihat rambut ini, keringat ini, dan baju acak-acakan ini, sangat mustahil typenya orang sepertiku" jelas Yim hampir tertawa melihat penampilannya sendiri

.

"Kau memperhatikan Phi Yim diam-diam?" tanya Teetee pada Tutor yang berjalan disebelahnya

"Kau juga memperhatikannya diam-diam" balas Tutor

"Ya aku melakukannya bukan karena aku suka padanya, aku hanya penasaran saja dengan hubungan kalian" jujur Teetee, anak itu sedikit menjauhkan dirinya dari Tutor saat ayahnya mendekatkan diri

"Kenapa phi?" bingung Teetee

"Aromamu seperti dia" ucap Tutor membuat Teetee refleks mencium baunya sendiri

"Hah?"

"Aromamu seperti Yim, caramu berbicara juga sama seperti dia" ulang Tutor mengingat wangi Yim yang ia peluk tadi, aroma yang wangi dan lembut itu seperti strowberry

'Jelas saja, dia mamaku' batin Teetee

"Kau tak kuliah?" tanya Tutor

"Oh ini aku sudah akan pergi" Teetee memilih menghindar untuk sementara.

.
.

Tbc

Berikan vote :')

Child From The Future Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang