.
."Bagaimana keadaan keluarga kalian?" tanya fristone saat mereka kesembilan kembali berkumpul dikantin fakultas bisnis
"Ya ada kemajuan, mama papa kami sudah mulai berkencan" senang Namping dan Kongjiro mengangguk setuju
"Mama papaku juga dalam fase aman" ucap Tle sambil meminum bobanya
"Mama papaku sempat ribut, tapi semalam mereka sudah baikan" senang Gems, senyumannyapun sangat manis
"Papaku masih dalam fase pendekatan, mereka lamban sekali pada hal jelas-jelas saling suka" keluh Teetee
"Masih mending kalian, mamaku malah membenci papaku, kemungkinan aku lahir baru 1%" sedih Thomas
"Tidak Thom, kau sekarang berkemungkinan segera dilahirkan 98%" ucap Keng kearah Thomas yang kini semua menatap Keng penasaran
"Kenapa? Atas dasar apa?" tanya Thomas penasaran
"Mamaku hamil, kalau sesuai hitung-hitungan itu akan bertepatan nanti dengan bulan lahirku, kalau diingat dengan baik, kelahiranku hanya beda tiga bulan dengan Thomas" jelas Keng, membuat Thomas tak bergeming, dia tiba-tiba mengingat bahwa ayah ibunya sudah nightstand. Teetee refleks menutup mulutnya dramatis karena mengetahui masalah orang tua Thomas
"Sudah hamil berapa bulan?" tanya Teetee
"Kata mamaku, jalan tiga bulan"
"Nah!!! Sudah pasti ini! Bisa jadi mamamu juga hamil sekarang" heboh Teetee menepuk bahu Thomas
"Sial!" gumam Thomas tanpa sadar, masalahnya ayah ibunya belum menikah dan masih dalam konflik, ini akan makin sulit
"Usia kitakan hanya rata-rata beda bulan, kecuali Teetee yang beda setahun dan Kongjiro tapi Namping kakaknya seusia kita, jadi hanya Teetee yang paling lambat lahir setahun, mungkin orang tuanya yang paling lambat bersama" jelas Firstone
"Ya orang tuaku memang lembat memprosesku, kalian saja yang malah lahir massal" tanggap Teetee. Keng kemudian berdiri membuat mereka menatap Keng
"Mau kemana?" tanya Namping
"Mencari pengadangan yang lebih baik, kepalaku pusing" jawab Keng dan Namping mengikutinya
.
.Keng memilih memisahkan diri dari teman-temannya, dia adalah tipe pemikir yang tenang. Dia bersandar diatas pinggiran pembatas atap beton dan membiarkan angin menerpa wajah tampannya. Dia sedang berpikirkan ayah dan ibunya saat ini dan mulai mengambil kesimpulannya.
Ayahnya sebenarnya sudah mulai mencintai ibunya sampai bisa meniduri hingga membuatnya ada, mungkin karena sudah terbiasa bersama, hanya saja ayahnya terlalu gengsi dan terlalu egois untuk mengakui perasaanya, kejadian kemarin menyadarkannya bahwa ayahnya bahkan tak rela ibunya pergi bersama lelaki lain.
Bila ia pikirkan lagi, dia dan ayahnya memiliki sifat yang sama, dulu dia juga mengabaikan Namping, dia cuek akan kehadirannya, tidak pernah menanggapinya, malah memilih jalan dengan orang lain dibandingkan lelaki cantik itu, hingga Namping menangis. Pada hal nyatanya, ia tak bisa tanpa Namping disisinya, dia sudah terbiasa akan cinta Namping yang tulus walau berkali-kali dia abaikan, dia sudah terbiasa dengan suaranya, rengekannya juga senyumannya.
Dia membenci sifat ayahnya tapi ternyata dia juga sama saja.
"Kau tidak apa-apa? Kau terlihat banyak berpikir" khawatir Namping melihat wajah Keng. Bukannya menjawab Keng malah memeluknya dengan erat
"Namping, aku benar-benar minta maaf, aku berkali-kali mengabaikanmu dan membuatmu menangis, aku berkali-kali menyakitimu karena sifatku ini" ucapan Keng membuat Namping kaget juga karena itu terlalu tiba-tiba, namun akhirnya dia tersenyum senang, tak pernah berharap lebih Keng akan semanis ini padanya
"Namping" Keng masih memeluknya dan dia juga sudah membalas pelukan itu
"Um??"
"Kau tidak akan pernah menyerah mencintaiku kan?"
"Tidak akan pernah menyerah" Namping menyentuh wajah tampan Keng yang kini mulai tersenyum padanya.
.
.Latte pusing, disebelah kanannya Teetee dan disebelah kirinya Fristone. Teetee mencoba menarik lehernya kearah kanan agar hanya fokus mendengarkan ceritanya sedangkan Fristone tak mau kalah menarik lehernya kearah kiri agar dia juga fokus padanya. Sungguh lehernya lama-lama malah kasleo
"Bisakah kalian berhenti? Lama-lama leherku sakit" frustasi Latte yang duduk ditengah
"Kau juga menolak bermain denganku? Phi Thomas menolakku, Kongjiro menolakku, dan sekarang kau menolakku demi phi first? Kenapa semua menolakku? Memangnya aku kurang apa? Pada hal aku ini pintar, tampan, imut dan lucu" narsis Teetee dan Latte hanya bisa menghela nafas
"Kurang bisa diam, kau terlalu berisik" balas Fristone membuat Teetee cemberut
.
"Mereka ribut lagi?" heran Kongjiro melihat Teetee, Latte, dan Fristone yang duduk tak jauh dari mereka
"Itu hal biasa, malah aneh bila Teetee tak mengajak ribut orang lain" timpal Thomas
"Ngomong-ngomong kau terlihat sangat tenang, kau tidak khawatir akan hubungan orang tuamu?" tanya Kongjiro
"Ah aku khawatir, hanya saja aku berusaha tenang" jujur Thomas sambil mengenggam jemari putih Kongjiro
"Kenapa mengenggam tanganku?" tanya Kongjiro polos
"Karena aku menyukaimu ah mencintaimu"
"Tapi phi, aku masih belum mengerti cinta-cintaan"
"Tenang saja, aku akan mengajarimu" senyum Thomas dan polosnya Kongjiro malah mengangguk semangat.
.
.
.Tbc
Berikan vote :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Child From The Future
FanfictionBoysLove, Yaoi. NetJames, TutorYim, MaxNat, ZeeNunew, Thomas, Kong, Teetee, Keng, Namping. Rate T+ , Rate T+ Summary : Kongjiro, Namping, Keng, Teetee, Gems, Fristone, Thomas, Latte, dan Tle entah bagaimana terlempar ke masa lalu dan bertemu dengan...