.
.“aku pikir saat ibumu dinyatakan hamil, mereka akan mendapat masalah, tapi baru kali ini aku melihat orang hamil sebelum menikah malah bahagia mengalahkan pasutri” heran Gems melihat Yim dan Tutor dimana Tutor begitu perhatian dengan Yim, bahkan Tutor rela pergi mencari makanan yang Yim mau dan Yimpun aneh-aneh saja makanan atau hal yang ia inginkan, seperti dikantin saat ini Yim ingin makanan Pad Thai namun tak mau yang ada dikantin hingga Tutor harus membelinya diluar
“sudah ku bilangkan, keluargaku memang agak aneh” ucap Teetee sudah terbiasa
“tapi mereka romantis sekali” senyum Namping melihat Tutor malah menyuapi Yim disana sedangkan Teetee selaku sang anak malah malu melihat kelakuan orang tuanya yang berlebihan
“romantis apanya? Sangat memalukan” ucap Teetee
“mereka bahagia karena melewati masalah mereka bersama” ucapan keng disetujui yang lain
“tapi aku penasaran dengan kakakmu, kenapa tidak ada dimasa depan? Apa dia sembunyikan?” bingung Thomas
“aku juga tak tau phi”
"Sepertinya ayahmu sangat menyayangi Yim dan kakakmu yang masih diperut itu” komentar Fristone melihat Tutor sering menyentuh perut Yim
“sepertinya kakakmu lebih mendapatkan banyak kasih sayang” Latte mulai jahil dan mengoda Teetee
“yang benar saja! Aku anak satu-satunya yang mereka sayangi” Teetee mulai panas akan kejahilan Latte
“jangan seperti itu Latte, kau selalu menganggunya” lerai Tle
.
.Yim tertawa lucu setiap kali Tutor mengajak calon bayi mereka berbicara dikantin, semenjak mengetahui ia hamil, Tutor yang selalu berekspresi datar itu bisa menjadi sosok yang hangat dan lucu. Tutor bahkan tak peduli issu dan pandangan aneh kearah mereka, semua sudah tau beritanya namun Tutor mampu mengubah tatapan orang-orang yang awalnya menatap Yim dengan tatapan hina menjadi tatapan iri kerena mendapatkan seorang Tutor dan menerima semua perlakuan manis pria itu. Pria yang dengan percaya diri berjalan dengannya, dan menunjukkan pada semua orang bahwa dia adalah pria yang bertanggung jawab. Kini jemari manisnya terhias cincin yang menandakan dia berada dalam ikatan pertunangan dan akan segera menikah membuat makin banyak yang iri dan membencinya, banyak yang beranggapan orang yang bisa segalanya seperti Tutor tak pantas dengannya yang bahkan nyaris tidak punya talenta apapun.
“aku tak sabar melihat dan memeluknya” Tutor menyentuh perut Yim
“haha itu masih lama” Yim menyingkirkan tangan Tutor, dia malu karena mereka sekarang ada dikantin
“tapi aku masih kaget sampai saat ini, keluargamu malah mendukungmu” heran Yim
“karena dikeluargaku sulit mendapatkan garis keturunan, kami membutuhkan penerus. Karena itu saat mereka tau kau mengandung anakku, mereka akan senang” jelas Tutor dan Yim mengangguk mengerti
“karena itu juga aku dan keluargaku yang lain berharap padamu” lanjut Tutor.
.
.Yim berjalan menuju pintu rumah saat kurir pengantar makanan yang ia pesan sudah tiba, Tutor sedang sibuk malam ini menemani ayahnya diperusahaan, sedangkan Teetee anak yang dititipkan dirumah calon suaminya itu sedang keluar hingga ia tak punya pilihan lain selain memesan makanan diluar.
“terima kasih” senang Yim lalu membawa makanan itu kembali kekamar, dia memakannya dengan lahap, semenjak hamil begini dia jadi hobby makan namun baru beberapa suap yang ia makan, ia merasa dadanya sesak, kepalanya sakit, dan perutnya terasa begitu menyakitkan, makanan itu tumpah dari tangannya kelantai kamar.
Dia berusaha untuk berteriak namun suaranya tiba-tiba menghilang dan dia mulai terjatuh dilantai saat rasa sakit diperutnya menjadi berkali lipat. Ia bisa merasakan darah hangat mengalir dikedua kakinya dan mengalir sampai kelantai kamar.
Dia ketakutan ketika menyadari dia akan kehilangan anaknya, dia kesakitan, tapi tak mampu berteriak, tengorokannya terasa begitu panas sampai darah segar juga ia muntahkan. Walau ia sudah begitu kritis, ia berusaha menyeret tubuhnya, ia menangis tanpa suara, walau begitu terasa sakit hingga membuat ia sulit bernafas namun rasa ketakutan kehilangan anaknya lebih besar, sebelum tangannya menyentuh pintu, pandangannya menjadi gelap dan tak sadarkan diri lagi.
‘tolong, siapapun tolong anakku saja’
.
.
“ini milikku! Kenapa kalian suka sekali menukar minumanku! Aku suka vanilla! Aku tak mau leci!” amuk Teetee, kedelapan teman yang sudah seperti saudara baginya itu begitu senang jahil padanya
“Latte! Jangan menganggunya!” Fristone menegur Latte dan menegmbalikan minuman Teetee, saat ini mereka memang bersantai dicaffe dekat rumah orang tua Teetee
“ini minuman baru? Aku tak suka” keluh Kongjiro pada hal dia sendiri yang mau coba minuman itu
“tukar saja denganku” Thomas mengalah dan memberikan minumannya
“woaa so sweet” goda Tle
“aku juga tak suka ini! Terlalu berminyak” Kongjiro mendorong makannya kearah Thomas, sedangkan lelaki itu sudah biasa memakan dan meminum semua menu baru yang Kongjiro pesan
“kapan aku juga punya seperti Thomas” kagum Gems. Berbeda dengan Keng, walau ia tak banyak bicara namun ia melakukan juga hal seperti Thomas, dia lebih peka pada Namping
“Sial! Kenapa? Kenapa lagi!” Teetee melihat tangannya kembali transparan dan nyaris menghilang, ia mengingat terakhir kali ia seperti ini ketika nyawa ibunya terancam
“mama!” tanpa pikir panjang Teetee langsung berlari kearah rumah, perasaanya begitu gelisah, dan jantungnya berdegup kencang. Kedelapan yang lain bingung akan tindakan tiba-tiba si bungsu itu.
.
.Tutor memasuki rumah, semenjak ada Yim dirumahnya dia selalu senang untuk pulang walau selelah apapun dia kuliah dan bekerja membantu bisnis ayahnya
“Muyim! Aku pulang” teriak Tutor berlari senang kearah kamar mereka, namun langkahnya terhenti melihat darah dari balik pintu yang kini mengalir dari sela-sela pintu kamar
“Yim!!” Tutor berlari membuka pintu, ia begitu shock hingga jantungnya berdetak gelisah melihat Yim terbaring dilantai dengan darah segar, dengan cepat ia menganggkat tubuh itu, ia sudah tak tau apa-apa lagi, yang ada diotaknya hanya segera membawa calon istrinya itu kerumah sakit.
“mama!!” Teetee melihat ibunya sudah dalam gendongan ayahnya kedalam mobil namun ia terlambat, mobil ayahnya sudah melaju pergi walau ia berlari berusaha mengejar namun mustahil. Ayahnya tidak melihatnya karena sekarang ayahnya panik dan hanya fokus kerumah sakit.
.
Tutor berusaha fokus walau pandangannya mengabur karena air mata yang sialnya tak bisa berhenti keluar dari kedua matanya, ia takut kehilangan Yim, dia menyesal meninggalkannya sendirian. Tangannya sampai bergetar menyetir mobilnya sendiri
“bertahan Yim, tolong bertahan” gumam Tutor berulang kali, dalam hidupnya ini pertama kalinya ia begitu ketakutan
.
.
.Tbc
Berikan vote :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Child From The Future
Fiksi PenggemarBoysLove, Yaoi. NetJames, TutorYim, MaxNat, ZeeNunew, Thomas, Kong, Teetee, Keng, Namping. Rate T+ , Rate T+ Summary : Kongjiro, Namping, Keng, Teetee, Gems, Fristone, Thomas, Latte, dan Tle entah bagaimana terlempar ke masa lalu dan bertemu dengan...