13. BOHONG

6 2 0
                                    

Aku turun ke lantai bawah dengan langkah malas. Aku sungguh mengantuk hari ini.

" Morning ma "

Sapaku ketika ku dapati mama sedang menyiapkan sarapan untuk aku dan papa.

" Good morning, too dear "

Jawab mama tanpa memalingkan wajahnya. Aku duduk di kursi yang berhadapan dengan dapur. Mama terlihat telaten menyiapkan sarapan untuk kami.

" Pagi pa "

Sapa ku ketika papa sudah duduk di depanku. Beliau tersenyum sembari menjawab sapaan ku. Tak lama mama ikut menghampiri kami.

" Raka kamu gak tidur semalaman? "

Kata mama membuat papa yang sedang fokus memakan sarapannya itu terikut menatapku.

" Game lagi? "

Tanya papa to the point.

" Maaf pa. Janji gak ngulangin lagi "

" Kalau di ulangin lagi nanti janji lagi gitu?. Dah basi itu Ka "

Lanjut mama ikut memarahi ku. Aku terdiam sejenak.

" Enggak deh ma, janji deh ini janji yang terakhir Raka janji "

Mama dan papa menatapku bersamaan. Menyadari kalimat ku yang bertele-tele hingga tak bisa di pahami. Kemudiaan kami tertawa bersama.

" Sudah sudah mari kita sarapan dulu"

Kata papa memungkasi tawa kami. Setelah selesai sarapan mama membawakan ku bekal.

" Tumbenan bawa bekal padahal dah sarapan "

Tanya papa penasaran aku hanya tersenyum. Setelah berpamitan aku segera berangkat ke sekolah. Aku langsung menuju ke sekolah.

" Mungkin Cinta gak masuk. Kemarin dia kelihatannya sangat pucat "

Pikirku di perjalanan. Aku sampai di kelas namun dugaan ku salah besar gadis itu sudah terduduk di kursinya. Tatapan matanya kosong. Bahkan kehadiranku yang telah duduk di sampingnya pun tak bisa membuyarkan lamunan gadis ini.

Aku menatap intens wajah Cinta. Aku baru menyadarinya Ia memakai masker. Aku berdehem untuk menyadarkannya dari lamunannya. Ia tersentak dengan kehadiranku.

" Ah lo, ngagetin aja!!. Hobby banget lo gangguin gue? "

Sungutnya kesal.

" kenapa pakek masker? "

" Gue flu "

Jawabnya kemudian berdiri hendak pergi dari hadapanku.

Ku biarkan saja gadis itu pergi. Nanti juga kembali lagi. Emang mau kemana dia. Kan kita sekelas. Belum berapa lama gadis itu kembali masuk bersamaan dengan Chelsy.

" Pagi ka "

" Hm "

Kataku malas menjawab sapaan dari Chelsy. Kulihat wajah gadis itu tak mengalami perubahan.

" Ko pakek masker sih Cin? Kan cantiknya gak kelihatan "

Kata Chelsy sembari mencubit pipi Cinta yang tertutup masker itu.

" Aukh "

Rintihan dari gadis itu menarik perhatian ku. Aku menatap wajahnya yang seperti menahan sakit.

" Sakit tau cubit cubit "

Kulihat Cinta membalas perbuatan Chelsy dengan gelak tawa. Ada yang aneh. Terdengar suara tawa Cinta tapi di sertakan dengan kerutan di dahinya seperti menahan rasa sakit.

bukan dia yang aku inginkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang