04. DI PERPUSTAKAAN

10 3 0
                                    

Setelah menunggu begitu lama akhirnya  bel istirahat berbunyi. Perut ini sudah sangat keroncongan, aku berencana ke kantin untuk menafkahi cacing-cacing di perutku.

"Ayo ke kantin Cin!"

"Gue mau ke perpus."

Mendengar obralan mereka membuat sudut bibir ku terangkat. Akhirnya aku punya kesempatan lagi untuk berduaan dengan Cinta.

"Cinta I'm coming."

Setelah dua gadis itu keluar dari kelas aku segera melangkahkan kakiku menuju ke perpustakaan, mengabaikan perutku yang minta jatah. Aku menjaga jarak agak jauh di belakang Cinta. Aku takut dia mengetahuinya, dan gagal sudah rencanaku untuk mendekatinya.

Punggung gadis itu telah hilang di telan pintu perpustakaan. Aku tetap melangkah santai. Setelah kaki ini memijak lantai di perpustakaan itu. Netraku mengedar, menatap setiap sudut dari perpustakaan itu.

Pandangan mataku langsung tertuju pada tempat kemarin. Kosong, tiada siapapun di sana. Langkah ini terus berjalan mengitari rak rak tinggi. Sudut bibirku terangkat setelah melihat gadis yang sedang membaca buku sambil bersandar di salah satu rak.

Aku menghampiri nya. Jarak di antara kita terkikis sempurna. Wajah Cinta tepat berada di depan dada bidang ku. Nafas gadis itu terasa hangat menembus hatiku. Mungkin ia terasa terganggu. Dia mendongakkan kepalanya menatapku.

Aku kembali menatapnya dengan senyum puas. Terlihat ekspresinya yang  gelagapan. Sungguh itu malah menambah kecantikannya. Dia ingin menghindar dengan cepat kedua tanganku mengunci pergerakannya.

Kedua tanganku tepat berada di samping kanan kiri kepalanya. Sampai-sampai ia seperti menahan nafas. Aku tersenyum setelah melihat rona merah di kedua pipinya. Aku menundukkan kepalaku sejajar dengan wajahnya, dengan sengaja aku majukan wajahku agar lebih dekat dengannya, spontan dia memejamkan matanya. Aku tertawa melihat respon nya. Kemudian mata indah itu terbuka lagi.


"Hahaha, cie nungguin gue cium ya?"
k

elekar ku karena melihat wajah Cinta yang bersemu merah.


"Bisa baper juga nih cewek"

"Lo ngapain deket deket ama gua! Sana sana!" sungutnya, lalu dia mendorong badanku kuat, hingga aku yang belum siap dengan serangan mendadak itu terhuyung ke belakang, untungnya aku bisa menjaga keseimbangan tubuhku.

"Gila strong juga nih cewek!" gumanku sembari tersenyum.

"Idihhh, tadi aja merem-merem nunggu gue cium ya kan? Ngaku!!"

"Ih apaan sih! Gua gak bisa nafas tolol!!"

Melihat dia sedikit gugup, membuatku tersenyum. Aku menunjukkan buku yang tadi aku ambil waktu Cinta memejamkan matanya.

"Gue cuma ngambil ini." sarkasku yang sukses membuat muka Cinta semerah kepiting rebus. Aku sangat ingin mencubit pipi tirus itu. Tapi aku harus menahannya.


"Bye Cinta."

...........

bukan dia yang aku inginkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang