28. ASISTEN

7 2 0
                                    

" Heh pak ketua. Bantuin gue ngerekap kegiatan dari bulan ke bulan "

Kata Cinta manaruh kasar beberapa map dan sebuah catatan di kertas HVS di meja yang ada di depanku.

" Lah kan elu wakilnya Napa gue yang repot "

Kataku sewot. Bisa bisanya ia mengganggu makan siang ku.

" Eh lo ketuanya "

" Lah maka dari itu lo ngerjain, gue yang merintahin "

" Enak aja "

" Ya enak dong gue ketua "

Kataku tetap berdebat. Aku menikmati momen ini. Momen Cinta yang banyak bicara.

" Duh salah voting nih kayaknya "

Gumam Andri di sampingku. Ia terlihat terganggu dengan kegaduhan ini akhirnya ia menjauh.

" Lo yang nulis pokoknya!! "

" Loh kok gue sih "

" Gue gak mau tahu "

" Gue murid baru mana tahu apa apa gue!! "

Kataku jengkel. Enak aja nih orang nyuruh nyuruh gue. bukannya ngajak ngerjain bersama.

" Nih tinggal mindah aja nih ke mapnya! "

" Harusnya ini tugas sekretaris loh!!! "

" Terus lo ngapain? Gak guna banget jadi ketua kelas "

" Gue gak mau kerjain "

Kataku mendorong map yang di sodorkan oleh Cinta.

" Enak aja "

" Iya udah kita kerjain bersama "

" Dih ogah!! Lo kerjain sendiri. Lagipun gak terlalu banyak! "

Kata gadis itu langsung beranjak pergi.

" Hahahaha bos serasa babu!! "

Kata Andri memprovokasi. Karena geram aku memakan makanan ku dengan kasar. Sehingga dentingan mangkok dan sendok terdengar nyaring. Membuat seisi kantin merasa terganggu.

" Berisik woy "

Kata Andri yang merasa terganggu dengan ulahku. Aku menatapnya malas. Andri dan beberapa orang terlihat kesal melihat tingkahku. Aku tak perduli aku kemudian masuk ke kelas dengan membawa map yang di kasih Cinta tadi.

" Cin ini serius gue yang nyalin sendiri? "

" Kapan gue becanda? "

Aku akhirnya pasrah saja. Aku membawanya pulang saja. Nanti minta bantuan Bang Rafka. Aku tersenyum akhirnya mendapat ide untuk menjaili Bang Rafka.

Aku masuk ke kamar. Dan benar saja Bang Rafka sudah berada di kamarku. Ia sedang berbaring santai di kasur kesayangan ku.

" Bangun woy bangun!!! "

Kataku mengibat ngibat sapu tanganku ke wajah Bang Rafka. Bang Rafka terlihat terganggu dengan ulahku.

" Kaaa.... Ganggu aja lo "

Sungutnya kesal. Ia terlihat mengucek matanya yang terlihat masih sukar terbuka. Aku terkekeh melihat wajah bangun tidurnya itu.

" Lagian hobby banget deh numpang di kamar orang.

" Lo mau gue gak numpang di kamar lo lagi? "

" HM! "

" Ya lo kasih aja ni kamar buat gue. Nanti otomatis gue ga bakal ganggu lo lagi. Kita tukeran kamar "

" Gak!!! "

" Katanya gak mau di ganggu "

" Ganggu aja sepuas Lo.  Kalau soal tukar kamar nggak!! "

bukan dia yang aku inginkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang