24. SATU KELOMPOK

9 2 0
                                    

Hari ini aku berangkat ke sekolah dengan semangat. Yah aku tak mau berlarut-larut oleh omongan Bang Rafka yang tak berperasaan itu. Tapi kali ini aku tak mau lagi membesarkan egoku.

" kenapa gak pakek mobil lu aja sih  Rak? Ribet amat idup lo! "

" Napa? Lu gak ikhlas? "

Jawab ku ketus. Kulihat Andri seperti kebingungan ketika aku meminta untuk tukaran mobil dalam sehari saja. Aku tak mau salah menjemput. Biar nanti si Chelsy gak mengetahui bahwa yang berada di dalam mobil adalah aku. Jadi niatku untuk menjemput Cinta akan berhasil tentunya.

" Ya ya udah deh serah lo dah. Gue mau mandi dulu "

" Okay "

Jawab ku kemudian segera mengemudikan mobil ini menjauh dari halaman rumah nan luas ini. Aku menuju ke arah kiri jalan. Jalan biasa yang di lewati Cinta berangkat ke sekolah.

Aku menantinya. Benar saja pasti Chelsy akan berangkat duluan. Untungnya ia tak mengenali mobil ini. Jadi ia hanya melewatinya saja. Aku melirik jam tanganku. 06.48.

Aku mulai gusar. Sekilas bayangan membersihkan kamar mandi sendirian menjadi bayang bayang buruk di benak ku. Tak lama ada seorang perempuan berlari ke arah dimana aku memarkirkan mobil. Aku pun membuka kaca mobil yang aku tumpangi.

" Cinta ayo naik "

Tanpa bantahan gadis itu langsung duduk di sampingku.

" Mobil lu ganti? "

" Cie diem diem lu mengamati gue ya?? "

Godaku membuat gadis itu menatapku dengan tatapan cengo.

" Udah jalan aja telat kita udah!! "

" Telat sama lu sih gak masalah aku mah
Kataku kemudian menjalankan mobil ini perlahan.

" Gue ngebut gak papa kan? "

Cinta mengangguk saja aku pun tersenyum dan mulai mengendarai mobil ini dengan kecepatan tinggi.

Kulirik wajah cewek di sampingku ia teramat tenang. Aku kembali fokus ke kemudi. Aku tak mau sampai hilang kendali. Akhirnya kami sampai di sekolah dan gerbang baru akan di tutup.

" Pak tunggu pak "

Akhirnya pak satpam itu menghentikan kegiatannya melihat kehadiran kami. Pintu gerbang yang tertutup sedikit itu terbuka lebar kembali.

Aku dan Cinta bisa bernafas lega karena tak tertinggal.

" Lu udah biasa di ajak ngebut? "

Kataku penasaran. Tanpa menjawab pertanyaan ku ia keluar dari mobil dan bergegas pergi. Akupun mengikutinya.

" Emmm bisa di bilang iya. Jangan jangan lu sering balapan ya? "

Tanya Cinta curiga membuat ku terkekeh. Padahal tak sama sekali aku tertarik dengan aksi seperti itu.

" Aku hanya seperti itu ketika keadaan mendesak. Lagi pula ada cara lain untuk menghibur diri selain membahayakan diri sendiri dan orang lain "

Cinta tersenyum, senyuman yang tak pernah ia berikan pada semua orang termasuk Chelsy, mungkin. Amat terlihat manis. Aku terpana dengan senyuman itu. Bahkan sampai terkesiap melihatnya.

" Kalau senyum kan cantik "

Pujiku membuat kedua pipinya itu memerah ia kemudian mempercepat langkahnya aku hanya mengikutinya dari belakang. Kami masuk ke kelas tapi dengan masa tenggang yang lama. Karena aku cukup tertinggal jauh dengan langkah lebar gadis itu.

Sekarang sudah memasuki di penghujung pelajaran hari ini. Iya sekarang sudah masuk jam terakhir. Kami di beri tugas untuk membuat sebuah sebuah denah.

Dan sangat kebetulan aku sekelompok dengan Cinta ya walaupun dengan Chelsy dan Andri. Tapi tak apa lah penting bisa bersama dengan Cinta. Kami pun mulai mengerjakannya.

" Kita buat denah apa? "

Tanyaku pada ketiga orang di depanku. Mereka sama sama berpikir sebelum akhirnya Andri mengungkapkan pendapatnya.

" Kita bikin denah sekolah ini gimana? Denah rumah kita masing-masing. Kan kebetulan sekolah ini berada di tengah tengah. Kan rumah gue kearah selatan jalan searah dengan rumah Raka. Dan rumah kalian berdua bukannya ke arah Utara ya? Bersebrangan dengan arah pulang kita. Jadi gimana? "

Jelas Andri panjang lebar kami semua tersenyum.

" Tumben lu pinter? "

Seloroh Cinta yang sependapat denganku. Cuma bedanya aku menyimpan kalimat itu dihati sedangkan ia mengungkapkan itu begitu saja tanpa di saring.

" Gue emang pinter, kan gue dah bantu nyari solusi berarti gue gak ikut mikir soal bikin denahnya "

Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku melihat tingkah songong teman ku ini. Kedua cewek di depanku menarik nafas dalam kemudian mengambil kertas panjang itu dan melukiskan sesuatu di atas kertas putih itu.

" Ini buatnya gak sembarangan loh ya harus di hitung pakai skala. Biar feel nya dapet and dapat nilai tinggi "

Kataku memperingati kedua gadis itu
Chelsy hanya mengangguk sedangkan Cinta menatapku malas.

" Gue juga tahu kalik "

Sahutnya jengah aku hanya bisa menghela nafas panjang karena kalimat ketusnya itu.

Tak lama bel terakhir berbunyi pertanda bahwa waktu pelajaran hari ini telah berakhir.

" Okey anak anak lanjutkan tugas kalian di rumah yaaa. Besok harus segera selesai yaa "

" Baik Bu "

Jawab kamu serentak kemudian membereskan semua barang barang kami.

" Nanti kita kerjainnya di cafe deket sekolah aja ya? Sekalian dinner "

Kataku kemudian mereka semua hanya mengangguk.

" Nanti biar gue jemput "

" Gak usah. Rumah Lo berlawanan arah sama rumah kita. Nanti kejauhan "
Kata Cinta mencegah niatku.

" Tapi engga ap...... "

" Gak usah Raka, ntar kelamaan "

Tambah Chelsy membuatku bungkam. Akupun tersenyum kemudian mengiyakannya saja. Saat keduanya udah keluar kelas aku segera meminta kunci mobilku.

" Mana kunci mobil gue? "

" Katanya sehari? "

" Nggak, gue kangen sama mobil gue. Mobil lu pengap "

" Pengap apanya wangi stela "

" Gue gak suka bau stela "

" Gue gak peduli kan mobil gue "

" Ya makanya siniin kunci mobil gue!!"

" Sabar Napa sih!! nih!! "

Kata Andri kemudian meletakan kunci mobilku ke atas meja. Aku tersenyum kemudian berlalu sebelum itu tentu saja aku sempatkan untuk mengucapakan terimakasih atas bantuannya itu. Aku segera pulang.

Aku harus terlihat cool di depan pujaan hatiku nanti malam. Kan kita akan dinner walaupun karena tugas. Yang penting dinner lah. Satu langkah yang cukup bagus mungkin.

Jangan lupa vote and comment ya. Makasih banyak udah mau baca ya. Mampir ke cerita aku yang lain juga ya.

bukan dia yang aku inginkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang