26. AKUR SEJENAK

6 2 0
                                    

Aku kembali masuk ke kamar setelah ashar. Aku memilah milah baju yang akan ku kenakan nanti. Aku melemparkan asal baju yang tak suka. Sejenak aku melupakan bahwa di atas ranjang ku ada Bang Rafka.

" Ekhem "

Deheman darinya itu membuat ku sadar. Aku pun memalingkan tubuhku yang semula membelakanginya itu menghadapnya.

" Hehehe sorry Bang lupa "

" Lu kira gue tempat sampah?! "

" Ya sorry gak sengaja "

Bang Rafka berdiri kemudian menghampiriku. Ia terlihat bingung mengawasi sekitarnya. Lemari berantakan dan juga kasur yang penuh dengan beberapa setelan baju.

" Lu lagi mau mancing sisi lain nya mama ka? "

" Masa gue daftarin telinga gue buat ikut praktek nya mama "

" Lah terus apa nih? "

" Gue nanti mau dinner bingung milih pakaian yang mana? "

" Dinner sama siapa sih? "

" Kepo banget bantu lah pilih baju mana? Masak pakek baju formal? Udah kaya bos aja. Masa harus pakek batik? kaya mau kondangan saja ? "

" Telanjang aja Sono. Ribet amat idup lo "

Aku yang mendengar itu langsung menabok mulut Bang Rafka.

" Sembarangan kalau ngomong!!! "

" Gue bantu pilihin "

Kata Bang Rafka kemudian memunguti pakaian yang berserakan itu. Ia mengambil setelan celana jeans hitam panjang dengan baju casual putih berlengan pendek kemudian memadukan dengan jaket berwarna hitam.

" Ini mah terlalu biasa? "

" Ya emang lu mau kaya gimana? "

" Iya deh nurut Bang Rafka aja. Tapi gue gak mau pakek jaket "

" Bawa aja dingin!! "

" Gerah!! "

" Kan lu berangkatnya nanti bukan sekarang "

" Eh iya ya "

" Sejak kapan dinner jam empat "

" Ngehujat gue mulu lu Bang! Mending bantuin gue! "

" Males ah. Lu yang ngacak ngacak masa gue yang beresin "

Katanya kemudian beranjak pergi.

" Bang!!! Sialan Lo!! "

Aku melempar ikat pinggang ke arahnya namun ikat pinggang itu terlempar setelah pintu kamar ku tertutup. Dengan kesal aku membersihkan kekacauan karena perbuatan ku sendiri.

Setelah menata rapi aku turun ke ruang tengah disana sudah ada Bang Rafka dan mama. Aku mendekati keduanya kemudian ikut duduk di tengah tengah mereka.

" Sadar diri dong lu tu dah gede! Nyempil nyempil sempit tau "

Sungut Bang Rafka jengkel aku menjulurkan lidahku untuk mengejeknya.

" Mama tadi kemana aja? "

" Masih bocil gak usah tahu deh "

Seloroh Bang Rafka sambil memakan snack. Karena geram aku merebut sncak dari tangannya itu. Terjadilah keributan lagi.

" DIAMMMMMMMMMMMM "

Teriakan menggelegar itu membuat telingaku terasa berdenyut. Aku menutup telingaku begitu juga dengan Bang Rafka.

" Bisa diam gak? "

Tanyanya melembut. Bang Rafka memanfaatkan momen itu untuk mengambil snack yang sudah ku pegang.

" Ini ini punya mama ambil saja. Di lemari dapur juga masih banyak bisa ambil sendiri "

" Punya mama aja "

Kataku kemudian memakan snack sambil melihat televisi. Kulihat Bang Rafka tersenyum smrik. Aku benci dengan senyuman kemenangannya itu. Tak lama ekspresi wajahnya kembali datar lagi.

" Dasar ga jelas "

Kataku asal mama menarik telinga ku. Akhirnya aku pun terdiam saja.

" Oh ya ma, nanti Raka mau keluar ngerjain tugas "

" Boong ma dia mau dinner "

Serobot Bang Rafka seenaknya
.
" Ya maksutnya sekalian kerja kelompok "

" Ngeles aja lo bajai "

Kami saling ribut sebelum mendapatkan jeweran maut dari mama.

" Aukhh sakit ma sakit!! "

" Ampunn!!! Ma.... sakit!! "

Mama melepaskan tangannya dari telinga kami, sontak aku mengelus telinga ku yang terasa akan copot. Mama menatap ku dan Bang Rafka tajam.

" Iya mama maaf gak ngulang lagi "

Kata kami hampir bersamaan. Melihat kekompakan kami membuatnya terkekeh.

" Iya tapi pulangnya jangan kemalaman. Dan kamu juga Bang, nanti balik jam berapa? "

" Bang Rafka balik hari ini? "

Tanyaku terkejut mendengar pertanyaan mama yang di tunjukkan kepada Bang Rafka.

" Napa? Lo takut kangen ama gue? "

" Dih ogah najis "

Mama mendengar penuturan ku itu menatapku tajam.

" Iya maaf ma maaf Bang "

Bang Rafka geleng-geleng kepala kemudian. Kami menghabiskan waktu sore hari ini dengan berbincang hangat dan nonton. Bang Rafka sudah pulang sehabis magrib tadi. Sekarang aku sedang bersiap-siap untuk berangkat ke tempat dinner.

Aku membawa tas ku yang berisi peralatan yang mungkin ku butuhkan. Aku keluar kamar setelah semua siap. Terlihat papa dan juga mama sedang makan malam bersama.

" Sepertinya ini bakalan jadi malam yang romantis sayang tanpa gangguan"

Aku menghampiri keduanya dengan wajah cemberut.

" Oh jadi Raka tu gangguan gitu "

" Hahahaha becanda sayang, katanya mau dinner? Kenapa  bawa tas? "

" Sekalian kerja kelompok pa. Ya udah Raka berangkat. Selamat berduaan ya asslamualaiakum "

Setelah menyalimi keduanya aku pun keluar menuju ke ke sebuah cafe.  Aku memasuki sebuah cafe tempat kami mengadakan janji. Ramai keadaan cafe ini. Aku menelisik setiap Sudut setelah menemukan apa yang ku cari aku menghampirinya.

" Sorry guys gue telat "

Kata ku kepada Ketiganya. Chelsy mengangguk dengan tersenyum Andri hanya mangut mangut saja sedangkan Cinta ia tak merespon sama sekali. Pandangannya kosong.

" Lu kenapa "

Kataku memegang pundaknya. Ia menoleh padaku terlihat sorot matanya itu sendu seperti menyimpan banyak rahasia besar dan sebuah luka dalam.

" Mending kita kerjain ini "

Aku pun mengangguk kami pun mengerjakannya bersama dengan memesan beberapa minuman. Setelah tugas terselesaikan kami memutuskan untuk makan bersama.

" Kalau masih lapar nambah gak papa. Gue traktir deh sebagai permintaan maaf gue karena telat "

" Makan gratis uhuy "

Teriak Andri Girang. Mereka menikmatinya dengan mengobrol ringan. Andri dan Chelsy ya mereka berdua yang sedari dari mengobrol. Sedangkan Cinta ia terus terdiam dengan tatapan kosong. Melihat itu membuatku enggan mengwasi sekitar ku.

" Gue anterin kalian pulang. Udah malam bahaya "

Chelsy mengangguk setuju begitupun dengan Cinta. Aku tersenyum kemudian mengajak mereka untuk pulang bersama. Cinta terlihat diam. Ia sedari dari hanya melamun di ajak ngobrol pun hanya membalas sekenanya. Setelah mengantarkannya aku pun pulang.

Jangan lupa vote and comment ya. Makasih banyak udah mau baca ya. Mampir ke cerita aku yang lain juga ya.

bukan dia yang aku inginkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang