Kemah

101 35 20
                                    



Satu minggu telah berlalu, Rizky dan teman-temannya melakukan liburan di salah satu tempat yang tak berada jauh dari kota.

Mereka memutuskan untuk berkemah di tepi danau yang indah. Suasana sejuk dan alam yang hijau membuat liburan mereka semakin sempurna. Rizky, sambil duduk di sekitar api unggun, teringat pada Mila dan bagaimana dia mengalami hari-harinya di sekolah baru.

Rizky membuka ponselnya dan melihat foto-foto yang mereka bagikan selama seminggu terakhir. Senyumnya tak bisa disembunyikan, melihat kebahagiaan Mila bersama teman-teman barunya. Dia merasa bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan Mila meskipun dari jarak jauh.

Beberapa saat kemudian, Rizky mendapat pesan dari Mila. "Hai, Rizky! Bagaimana liburanmu? Aku harap kalian sedang menikmati waktu bersama teman-temanmu di sana."

Rizky tersenyum dan menjawab, "Hai, Mila! Liburan kami sangat menyenangkan. Kami berkemah di tepi danau, suasana alamnya luar biasa. Bagaimana denganmu? Apa kabar di sekolah baru?"

Mila menjawab dengan antusias, "Liburan juga menyenangkan, Rizky! Aku dan teman-teman baru mengunjungi beberapa tempat menarik di sekitar kota. Sekolah juga semakin seru, aku bahkan terpilih menjadi anggota paduan suara sekolah!"

Rizky tersenyum bangga, "Wow, itu keren, Mila! Aku yakin suaramu indah. Pasti banyak teman baru yang kagum padamu."

Mila balas tersenyum, "Terima kasih, Rizky. Aku juga merindukanmu, tapi setidaknya kita bisa berbagi cerita seperti ini."

Rizky setuju, "Benar, Mila. Meskipun jarak memisahkan, kita tetap dekat dalam hati. Nanti, ketika aku pulang, kita bisa membuat kenangan bersama."

Mila mengirim emoji senyum, "Aku menunggu itu, Rizky. Selamat bersenang-senang di sana, dan jangan lupa foto-foto liburannya ya!"

Rizky tertawa, "Tentu saja! Aku akan bagikan semua momen seru ini. Kamu juga, jangan ragu untuk bercerita lebih banyak tentang sekolahmu. Sampai jumpa, Mila!"

Setelah beberapa saat, teman-teman Rizky menghampirinya dengan wajah tersenyum.

"tumben nih, ada apa emangnya?" tanya Reddo.

Rizky tersenyum sambil menatap teman-temannya yang datang. "Hanya mendapatkan pesan dari Mila, guys. Dia cerita kalau dia terpilih menjadi anggota paduan suara sekolah di sekolah barunya, lho!"

Teman-teman Rizky langsung berkumpul, tertarik mendengar cerita tersebut. Reddo dengan wajah kagum bertanya, "Serius? Padahal baru seminggu dia di sana. Mila emang luar biasa ya."

Rizky mengangguk setuju, "Iya, benar-benar luar biasa. Dan tadi dia bilang dia merindukan kita juga, meskipun sedang menikmati liburan bersama teman-teman barunya."

Saat itulah, Fahri dengan wajah penuh tawa menyela, "Wah, Rizky, ada yang kangen nih. Jangan-jangan nanti kalo pulang, Mila yang jadi penyanyi dan kita jadi penontonnya, ya!"

Semua tertawa bersama mendengar lelucon Fahri. Rizky hanya menggelengkan kepala sambil berkata, "Siapa tahu, Fahri. Yang jelas, kita punya banyak cerita untuk dibagi nanti pas ketemu lagi. Sekarang, mari kita nikmati hari ini dengan seru dan nanti malam jangan lupakan api unggun dan cerita-cerita seru lainnya."

Tian menambahkan, "Kalau di barengin dengan ngopi pasti enak nih!"

Reddo mengangguk setuju, "kamu benar sekali, sob!"

Rizky melanjutkan cerita sambil tersenyum lebar, "Jadi, kita punya rencana apa untuk malam ini? Siapa yang mau membawakan cerita pertama di sekitar api unggun nanti?"

Tian langsung angkat bicara, "Aku punya cerita seru nih, tentang petualangan di hutan belantara. Kalian pasti suka!"

Fahri menyambung, "Bagus, Tian! Sambil denger ceritanya, kita bisa makan marshmallow yang udah aku bawa. Siapa yang mau jadi juru masak?"

Semua mata langsung tertuju pada Reddo yang memiliki keahlian memasak yang tak diragukan. Dengan senyum, Reddo menyetujui, "Oke, aku siapkan makanan kita malam ini. Tapi yang bawa cerita kedua siapa, ya?"

Rizky menunjuk ke arah Fahri, "Fahri, bagaimana kalau kamu berbagi cerita? Aku yakin kamu punya cerita yang menarik."

Fahri setuju sambil tersenyum, "Baiklah, aku akan berbagi cerita mistis yang aku dengar dari nenekku. Siap-siap ya, teman-teman, nanti malam bisa aja kita ditemani oleh hal-hal yang gaib!"

Semua tertawa dan bersiap-siap menyambut malam yang penuh cerita dan keceriaan. Rizky merasa bahagia melihat kebersamaan teman-temannya. Malam itu berlangsung penuh tawa, cerita seru, dan kenangan indah yang tak akan terlupakan. Mereka merasakan hangatnya persahabatan di bawah langit malam yang cerah.

Mereka mendirikan tenda-tenda, dengan asiknya dan tanpa mereka sadari langit sudah mulai gelap dengan sedikit sunset di ujung danau yang cukup terlihat jelas saat itu. Mereka pun tak ingin melewatkan kesempatan ini dan langsung mengeluarkan kamera handphone masing-masing.

Saat langit semakin gelap, Rizky dan teman-temannya semakin semangat untuk merayakan malam yang penuh petualangan. Mereka bergantian memegang kamera handphone, menangkap momen kebersamaan di bawah cahaya bulan dan bintang. Suasana di sekitar perkemahan menjadi semakin akrab, dipenuhi tawa riang dan canda yang terdengar seperti melodi kebahagiaan.

Rizky mengabadikan momen saat teman-temannya menggantung lampu-lampu kecil di sekitar tenda, menciptakan ilusi keindahan di tengah kegelapan malam. Beberapa di antara mereka membentuk lingkaran di sekitar api unggun, sambil berbagi cerita dan pengalaman masing-masing. Semua itu terasa begitu magis, seperti sebuah lukisan hidup yang diciptakan oleh persahabatan mereka.

Malam itu terus berjalan, dihiasi dengan cahaya kehangatan dari api unggun dan gemerlap lampu-lampu kecil yang menerangi kegelapan malam. Reddo memasak marshmallow dengan penuh keterampilan, sementara Rizky duduk di antara teman-temannya, menikmati atmosfer akrab yang tercipta.

Setelah makan malam, mereka berkumpul di sekitar api unggun. Tian mulai bercerita tentang petualangan di hutan belantara dengan semangat yang tak tertahankan. Setiap kata yang diucapkannya membuat teman-temannya terhanyut dalam imajinasi, seolah-olah mereka ikut merasakan petualangan yang dijelaskan oleh Tian.

Fahri, dengan senyum misteriusnya, menyusul dengan cerita mistis dari neneknya. Suasana semakin tegang, namun juga penuh kegembiraan. Mereka tertawa sambil merasakan adrenalin dari cerita-cerita yang diceritakan. Reddo terus sibuk memasak marshmallow sambil sesekali ikut tertawa mendengarkan cerita teman-temannya.

Ketika giliran Rizky untuk berbagi cerita, ia memilih untuk mengabadikan momen tersebut. Dengan kamera handphone, ia menangkap setiap ekspresi teman-temannya, setiap detail lingkaran di sekitar api unggun, dan kehangatan yang terasa di malam itu. Mereka menjadi seperti pemeran dalam sebuah film kebersamaan yang akan selalu diingat.

Seiring malam berjalan, langit semakin gelap, dan bintang-bintang bersinar begitu terang. Mereka menghargai keindahan alam sambil merayakan kebersamaan mereka di bawah langit malam yang cerah. Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, namun kenangan indah itu akan selalu terukir dalam hati mereka.

"Langitnya sangat indah, seperti nama dirinya yang akan selalu di dalam hatiku!" bisik Rizky di dalam hatinya.

Ketika angin malam berbisik dengan lembut dan dedaunan berbisik di bawah langit yang damai, Rizky merasa syukur atas momen ini. Ia menyadari bahwa keindahan malam bukan hanya terletak pada langit yang penuh bintang, tetapi juga pada hubungan yang terjalin di antara mereka. Setiap teman adalah bintang yang bersinar dalam kehidupannya, menambah kehangatan dan arti.

Sambil mengamati cahaya-lentera yang berdansa di angin malam, Rizky kembali merenung. "Kebersamaan ini adalah pencerminan dari keindahan hidup. Seperti bintang-bintang yang bersinar di langit, persahabatan kita akan terus bersinar dalam hati kita," pikir Rizky dengan penuh rasa syukur.

Teman-temannya tersenyum, namun mereka juga tak bisa mengingkari bahwa tak lama lagi mereka akan berpisah untuk selamanya. Ada yang ingin lanjut kuliah, dan aja juga yang langsung kerja. Mereka yakin bahwa kehidupan ke-depannya tidak akan seseru ini.

Pulang Untuk Cinta [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang