"Ada aja yang mengganggu, baru saja keluar dari kelas!" cetus Tian yang saat itu masih menahan ketawa.
"Sialan, aku hampir saja lupa bernapas karena mereka!" Rizky bergumam sambil menggelengkan kepala, tetapi senyumnya tidak bisa disembunyikan.
Reddo menepuk bahu Rizky dengan ramah sambil tertawa. "Hei, tapi kamu berhasil mengatasinya dengan baik! Aku kagum melihatmu tadi, Riz."
"Tentu saja! Kamu memang selalu bisa menghadapi situasi sulit dengan kepala dingin," tambah Tian sambil memberi jempol.
"Hadehhh, dah lah!" Rizky pusing karena tadi benar-benar bukan kebetulan.
"Jadi makan-kan?" tanya Reddo sambil memegang perutnya.
Setelah Reddo menanyakan tentang makanan, ketiga teman itu pun memesan makanan favorit mereka dari kantin. Sambil menunggu pesanan datang, mereka melanjutkan obrolan tentang berbagai hal, mulai dari pelajaran yang sulit hingga rencana untuk menghadapi ujian besar yang akan segera datang.
Namun, di tengah-tengah percakapan mereka, tiba-tiba Rizky mengeluarkan sebuah pertanyaan. "Eh, kalian tahu siapa ketua paskibra sma kita yang saat ini menjabat?"
"Tidak, kau mau menemui senior mereka ya?" tanya Tian sambil melongokkan kepalanya.
"Iya, iyalah. Aku mau bertanya kepada mereka kenapa mereka menyuruh junior mereka buat minta tanda tangan ke aku," jelas Rizky sambil mengunyah makanan di mulutnya.
Reddo mengangguk setuju. "Mungkin ada alasan khusus di balik permintaan tersebut. Lebih baik kita cari tahu langsung dari sumbernya."
Tian menambahkan, "Ya, dan mungkin mereka juga bisa memberi tahu kita apa yang sebenarnya diharapkan dari calon anggota paskibra."
Setelah mereka selesai makan, Rizky langsung mengajak temannya untuk mencari ketua paskibra. Mereka menuju ke ruang ekstrakurikuler, tempat biasanya anggota paskibra berkumpul. Saat tiba di sana, mereka melihat beberapa senior sedang sibuk mempersiapkan kegiatan paskibra.
Rizky mendekati salah satu senior yang terlihat lebih tua dan bertanya, "Permisi, kami ingin bertemu dengan ketua paskibra, bolehkah?"
Senior itu mengangguk ramah. "Tentu, tunggu sebentar ya. Saya panggilkan dia."
Beberapa saat kemudian, seorang siswa senior yang tampak tangguh dan percaya diri datang menghampiri mereka. "Ada yang bisa saya bantu?" tanya senior tersebut dengan ramah.
Rizky menjelaskan situasi yang mereka alami di kantin. "Kami baru saja diminta oleh beberapa anggota paskibra junior untuk memberikan tanda tangan sebagai syarat pengukuhan. Namun, kami tidak yakin mengapa mereka meminta tanda tangan dari kami yang bukan senior paskibra."
Senior paskibra itu mengangguk paham. "Ah, saya mengerti. Maafkan mereka, mungkin ada kesalahpahaman. Seharusnya, syarat pengukuhan itu hanya meminta tanda tangan dari senior paskibra yang berwenang, bukan dari siswa biasa seperti kalian."
Tian mengangguk. "Kami memahami. Tapi mungkin kami bisa membantu dengan memberikan rekomendasi kepada junior-junior tersebut agar mereka mendapatkan tanda tangan yang mereka butuhkan."
Senior paskibra tersenyum. "Itu akan sangat membantu. Terima kasih atas kesediaan kalian untuk membantu kami menyelesaikan masalah ini."
Setelah mendapat penjelasan yang memuaskan, Rizky dan teman-temannya pun meninggalkan ruang ekstrakurikuler dengan perasaan lega. Mereka merasa senang bisa memberikan kontribusi positif meskipun dalam situasi yang tidak terduga.
"Sudah jelas sekarang, ya?" kata Reddo sambil tersenyum kepada Rizky.
Rizky mengangguk. "Iya, sekarang kita bisa melanjutkan kegiatan kita tanpa kekhawatiran lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang Untuk Cinta [ TAMAT ]
عاطفيةPerlahan mencoba untuk mengikhlaskan segalanya, ituadalah hal yang sangat menyakitkan untuk dilakukan. Mungkin sebagian orang-orang bisa, namun tidak hal-nya dengan Mila yang harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dan meninggalkan tempat yang per...