Beberapa hari setelah itu, suasana cerah di sekitar pantai di mana Mila sering bermain dengan teman-temannya. Mereka menghabiskan waktu mereka dengan bermain-main di pasir, berlarian di sepanjang pantai, dan menikmati deburan ombak yang menenangkan. Namun, momen kebahagiaan mereka tiba-tiba terganggu oleh kejadian yang tak terduga.
Saat sedang asyik bermain, Mila merasa keanehan. Ia mencari-cari handphone miliknya yang biasa diletakkan di samping tas. Namun, handphone tersebut tidak ada. Awalnya, dia berpikir bahwa mungkin saja handphone itu tertinggal di rumah atau terjatuh di antara pasir. Namun, setelah mencari di sekelilingnya, Mila semakin yakin bahwa handphone itu benar-benar hilang.
"Mila, ada apa?" tanya salah satu temannya, Lisa, melihat ekspresi cemas di wajah Mila.
"Handphoneku hilang, Lisa," jawab Mila dengan suara khawatir. "Aku yakin aku membawanya ke sini. Tapi sekarang, tidak ada di sini."
Teman-teman Mila segera membantu mencari handphone tersebut. Mereka menggali pasir, memeriksa di sekitar tempat-tempat yang telah mereka lewati, namun tidak ada tanda-tanda handphone itu. Mila merasa semakin cemas dan frustasi.
"Sudah coba kamu hubungi dengan nomor lain?" tanya Lisa, mencoba menenangkan Mila.
Mila menggeleng. "Tidak, aku lupa membawa handphone cadangan," ucapnya dengan sedih.
Mereka mencoba mengingat-ingat langkah-langkah yang mereka lakukan sejak tiba di pantai. Namun, tidak ada yang bisa memberikan petunjuk tentang keberadaan handphone tersebut. Mila merasa semakin putus asa.
Tapi, Lisa mencoba menenangkan Mila. "Tenang saja, mungkin saja handphone itu hanya tertinggal di tempat lain. Kita akan mencarinya lagi dengan lebih teliti."
Meskipun hatinya masih gelisah, Mila mencoba mengendalikan perasaannya. Mereka mencari kembali dari awal, menginspeksi setiap sudut pantai dengan cermat. Beberapa kali, mereka melihat benda-benda kecil yang tergeletak di pasir, namun tidak ada yang menyerupai handphone Mila.
Saat matahari sudah mulai condong ke barat, Mila merasa semakin putus asa. "Apa yang harus aku lakukan sekarang?" gumamnya dalam hati.
Tiba-tiba, terlintas di pikirannya bahwa mungkin saja handphone itu telah dicuri. Namun, dia berusaha menolak pikiran tersebut, berharap bahwa handphone itu hanya tertinggal di tempat yang tidak terduga.
Lisa, yang melihat ekspresi cemas Mila, mencoba menawarkan dukungan. "Jangan khawatir, kita akan mencoba mencarinya lagi besok. Siapa tahu, handphone itu muncul dengan sendirinya."
Mila mengangguk, meskipun hatinya masih berdebar-debar. Mereka meninggalkan pantai dengan langkah yang berat, diiringi keraguan dan kekhawatiran tentang nasib handphone yang hilang itu.
Di sisi lain, Rizky menelepon Mila. Namun beberapa kali ia menghubungi nomor WA Mila tidak aktif dan ia merasa takut dan mencoba menanyakan satu persatu temannya, mungkin di salah satu mereka bisa menghubungi Mila.
Di sisi lain, Rizky menelepon Mila. Namun beberapa kali ia menghubungi nomor WA Mila tidak aktif dan ia merasa takut dan mencoba menanyakan satu persatu temannya, mungkin di salah satu mereka bisa menghubungi Mila.
Rizky, dengan ponselnya di tangan, merasa gelisah. Dia mencoba mengingat-ingat apakah Mila pernah menyebutkan keberadaan backup nomor atau alamat email yang bisa dihubungi dalam situasi seperti ini. Namun, setelah merenung sejenak, dia menyadari bahwa mereka jarang membicarakan hal semacam itu.
"Duh, ini tidak enak. Bagaimana jika handphone Mila dicuri atau hilang?" gumam Rizky, sementara pikirannya dipenuhi oleh segala kemungkinan yang mungkin terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang Untuk Cinta [ TAMAT ]
RomancePerlahan mencoba untuk mengikhlaskan segalanya, ituadalah hal yang sangat menyakitkan untuk dilakukan. Mungkin sebagian orang-orang bisa, namun tidak hal-nya dengan Mila yang harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dan meninggalkan tempat yang per...