"Dia cantik, dan juga pintar. Lantas apakah pria diriku pantas buatnya?"
Saat jam istirahat sekolah, Rizky berjalan melewati beberapa ruang kelas bersama temannya, tidak seperti cowok-cowok yang ada di sekolah itu, ia adalah salah satu pria yang tidak, atau sering di katakan di jauhi oleh para perempuan di sekolah. Rizky adalah pria yang culun, namun ia memiliki wajah yang cukup lumayan di atas rata-rata. Wajarlah, perempuan mana yang suka sama dia?
Sepanjang perjalanan melewati satu persatu kelas, mata ia tertuju ke sudut perpustakaan di mana ada seorang perempuan yang begitu sangat cantik, sepertinya dia belum pernah melihat sosok perempuan itu sebelumnya di sekolahan ini. Rizky memandangi perempuan itu sembari tersenyum, perempuan yang sangatlah berbeda dari perempuan lainnya, membuat ia berhenti sejenak, mengagumi kecantikannya. Gadis itu tengah sibuk membaca buku di sudut perpustakaan, sepertinya tenggelam dalam dunianya sendiri.
"Dia cantik, dan juga pintar. Lantas apakah pria diriku pantas buatnya?" gumam Rizky dalam hati.
Rizky yang sebelumnya hanya melihatnya dari kejauhan, tiba-tiba merasa tertarik untuk mengenalnya lebih jauh. Dengan langkah yang ragu, ia berhenti di depan perpustakaan dan mencoba mencari tahu nama gadis itu. Teman-temannya yang melihat Rizky berhenti di depan perpustakaan, membuat teman-temannya heran. Mereka bertanya kepada Rizky.
"Hei, ngapain berdiri di sana?" ucap Reddo, teman sebaya Rizky sejak duduk di bangku SMP.
"Stttt, diam. Aku sedang melihat perempuan yang ada di dalam perpustakaan itu!" cetus Rizky sambil perlahan-lahan, karena ia takut si perempuan itu mendengar bahwa ada seorang pria yang sedang memantau dirinya.
"Aigo, emangnya kamu ngak kenal sama ia?" lanjut Fahri dengan heran.
Rizky tersenyum malu, "emangnya siapa dia?"
"Namanya Mila, siswi baru yang pindah dari kota sebelah. Katanya dia suka membaca buku, makanya sering kelihatan di perpustakaan," jelas Reddo.
Mendengar nama Mila, Rizky merasa hatinya berdegup lebih kencang. Gadis cantik itu memiliki nama yang begitu indah, seperti melodi yang menyenangkan di telinga. Ia merasa semakin tertarik untuk mengenal Mila lebih dalam.
"Kenapa, tertarik?" goda Fahri sambil tersenyum.
"Enggak, kok!" cetus Rizky dengan tegas dan tersenyum.
"Bilang aja kalau suka, ciee!" ucap Reddo sambil menutup mulutnya dan tertawa.
"Sudah-sudah, ayo kita kembali ke kelas!" cetus Rizky renyah. Namun, teman-temannya hanya mengangguk sembari mengolok-olok Rizky.
Sepanjang perjalanan melewati koridor, Ia berpikir bahwa perasaannya mulai berubah, dari sekadar kekaguman pada kecantikan Mila, menjadi keinginan untuk tahu lebih banyak tentang kepribadiannya.
"Coba saja dekati dia, ajak bicara. Siapa tahu jodoh, kan?" celetuk Reddo dengan senyum khasnya.
Rizky tidak mengerti lagi, kenapa teman-temannya tidak berhenti membahas semua hal itu, rasanya menyesal bertanya kepada mereka. Tak lama kemudian, mereka tiba di ruang kelas dan kembali ke kursi masing-masing.
Melihat Rizky yang baru saja tiba dengan tersenyum, Amira menghampirinya dengan membawa sebotol minuman teh yang ia beli di kantin sekolah. Namun, ia menolaknya karena ia tampak risih.
"Maaf, saya tidak bisa menerima minuman itu!" ucap Rizky sambil memegang botol minuman itu dan memberikannya kembali kepada Amira, sontak itu membuat Amira marah dan memukul meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang Untuk Cinta [ TAMAT ]
RomancePerlahan mencoba untuk mengikhlaskan segalanya, ituadalah hal yang sangat menyakitkan untuk dilakukan. Mungkin sebagian orang-orang bisa, namun tidak hal-nya dengan Mila yang harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dan meninggalkan tempat yang per...