38

18.3K 1.4K 12
                                    

Thalia terkikik sendiri saat teringat wajah Sofia yang menahan amarahnya. Dia mengetahui kalau wanita itu menaruh hati pada Ace, hanya saja Thalia lebih memilih diam karena ia tahu bagaimana kepribadian Ace sendiri yang memang Anti pada wanita, buat apa Thalia membuang-buang energi . Jadi Thalia tak ambil pusing--toh dengan Thalia berkata seperti tadi cukup membuat Sofia tahu diri jika ingin mendekati Ace.

Netra emas madunya mengedarkan pandangan kegala penjuru ruangan, ia baru pertama kali masuk ke ruang pribadi milik pria. Ia tidak mungkin melakukan hal tersebut jika dirinya tadi tidak mengetahui Ace yang tampak pucat dan lemas di bopong oleh Sofia. Pikirannya mulai berkecamuk, ia tak memungkiri bahwa dia memang mengkhawatirkan Ace.

"Ace, kau dimana?"  Sahut Thalia yang tidak menemukan Ace di tempat tidur.

'Apa dia di kamar mandi ya?' Tanyanya dalam hati.

Suara ribut seperti barang jatuh terdengar dari balik pintu kamar mandi--suaranya amat nyaring sampai membuat Thalia bergegas untuk melihat apa yang terjadi.

Thalia refleks membuka pintu "Ace!" Seru Thalia, ia membelalak kaget ketika mengetahui kondisi Ace bertelanjang dada dan terduduk lemas bersandar di depan wastafel.

Ace yang sama terkejutnya melihat kedatangan Thalia, hanya saja ia tak banyak melakukan respon alamiah karena memang dirinya tak memungkinkan melakukan hal tersebut.

Thalia berhambur mendekati pria itu "Kau baik-baik saja? Apa yang terjadi?" Tanya Thalia khawatir. Ia membantu Ace kembali ke tempat tidur. Dengan cekatan ia mengambil baju tidur milik Ace dan mengambil waskom berisi air hangat--ia sempat minta tolong Anna mengambilkan air hangat.

Thalia pun membersihkan wajah Ace agar lebih segar, tak lupa ia juga menyeka tubuhnya. Thalia memperlakukannya seperti pasien sakit pada umumnya di Rumah Sakit. Jadi, ia juga tidak merasa malu karena pekerjaan tersebut dulu sering dia lakukan saat menjalani praktek dan magang. Hanya saja ia berhadapan dengan pasien lansia dan pasien tak sadarkan diri karena kecelakaan ringan.

Ace sudah terlelap karena ketiduran. Ia tahu Thalia sedang merawatnya hanya saja karena kondisi tubuhnya kurang sehat, Ace pun jatuh tertidur dengan mudahnya. Thalia sudah mengganti seluruh pakaian Ace dengan yang bersih dan nyaman. Netra madunya menatap lembut Ace yang sudah ketiduran "Apa yang terjadi padamu Ace? Tidak biasanya kau seperti ini?" Tanya Thalia pelan, jemarinya membelai lembut surai rambut Ace.

Thalia menatap satu titik dimana di leher Ace terdapat rantai tipis yang melingkari leher pria itu. Kedua tangannya meraih rantai kalung tersebut dan memperbaiki letak posisinya. Kedua mata Thalia membelalak kaget karena melihat bandul kalung yang dipakai Ace. Bandul separuh sayap yang sama dengan miliknya. Thalia melepas gelangnya dan mendekatkan bandul itu hingga saling bersentuhan. Bentuknya pas mirip sekali dengan gambar sayap yang ada di dada kirinya. Tak lama pandangan Thalia menggelap tiba-tiba.

"Kamu dan Ace akan segera mengetahui kebenarannya!" Suara lembut seorang wanita menatap Ace dan Thalia yang sama-sama terlelap dengan sepasang bandul yang tak ada hentinya bersinar.

FLASHBACK ON

Thalia meraba-raba ruangan gelap tersebut, kedua tangannya berusaha mencari gagang pintu dan berharap ada sedikit cahaya di sana. Ia menemukannya segera ia buka dan cahaya silau menyerang kedua matanya.

Thalia berusaha beradaptasi dengan cahaya di depannya. Ia tertegun berdiri di sebuah ruangan luas dengan tempat tidur berukuran king size. Ruangan dengan dekorasi mendominasi abu-abu dan emas di setiap sudutnya. Netra emas Thalia menatap ada 2 punggung gadis di depannya, yang satu memakai jubah ke besaran kerajaan sedangkan satunya memakai gaun berwarna pastel.

Rambut keduanya sama-sama hitam, Thalia melebarkan matanya saat melihat kedua wajah wanita di depannya ternyata mirip dan sama-sama memiliki netra merah.

I WANT YOU (TRANSMIGRASI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang