55

14.2K 1.2K 13
                                    

Thalia sangat anggun dengan gaun berwarna biru navy yang senada dengan Ace. Mereka akan makan malam bersama Duke Aaron dan William tangan kanan Ace. Dariel sudah pergi untuk mengintai RS di Orthello, ia juga di tugaskan memantau perkembangan di Kerajaan Renegades.

Duke Aaron terpaku dengan kecantikan putrinya yang sangat mirip dengan mendiang istrinya. Senyumannya tak lepas dari wajah manis gadis bernetra emas madu tersebut.

Berbagai hidangan telah di persiapkan. Mereka berempat bersiap akan duduk di tempat masing-masing, bedanya kali ini Duke Aaron duduk di kursi utama karena Ace menolak dan lebih memilih duduk di samping Thalia. Duke Aaron mengalah karena ia juga melakukan hal yang sama terhadap mendiang istrinya Elizabeth.

Suara detingan merdu peralatan makan setia menemani. Sesekali Duke Aaron melirik ke arah Nathalia yang masih fokus dengan hidangan di depan matanya. Kepala pelayan datang dengan ekspresi wajah bersalah karena telah merusak acara makan malam para junjungannya. Tetapi, jika tidak ia tidak memberikan pesan kepada junjungannya maka seluruh anggota keluarga akan mendapatkan bahaya.

"Mohon maaf Tuan Duke, saya merusak acara makan malam ini. Ada hal yang perlu saya sampaikan dan ini mendesak!" Ujar Kepala pelayan.

Duke Aaron dengan tatapan datarnya mengelap bibirnya dengan sapu tangan "Katakan!" Perintahnya singkat.

Kepala pelayan menunduk dengan ekspresi khawatir akan di hukum "Mohon maaf Tuan, kita kedatangan tamu agung, beliau Raja Ricard!"

Thalia melemparkan tatapannya ke kepala pelayan "Yang benar?"

Kepala pelayan mengangguk "Iya nona. Raja Ricard sudah berada di ruang tamu."

Thalia segera berdiri dari tempat duduknya tapi di cegah oleh Duke Aaron "Biar Ayah saja! Kau tunggu di sini dan persiapkan makan malam untuk Raja baru kita!" Perintahnya pada Thalia.

"Baik, Ayah!" Jawab Thalia patuh.

Duke Aaron segera beranjak ke ruang tamu menemui dan menyambut kedatangan Raja Ricard. Duke Aaron menatap sosok pria berpakaian setelan santai, dan pria tersebut duduk bersandar di kursi panjang.

"Selamat datang di kediaman Zeyrav, Yang Mulia!" Sambut Duke Aaron.

Kedua netra birunya menatap Duke Aaron yang sudah berdiri di sampingnya. Ia segera berdiri dan sedikit menundukkan badannya "Terimakasih, Tuan Duke!"

Duke Aaron mempersilahkan Ricard untuk duduk kembali "Lama tidak berjumpa dengan Anda, Yang Mulia. Bagaimana kabar Anda?" Tanya Duke Aaron.

Ricard tersenyum "Kabar saya baik, Tuan Duke. Terimakasih,"

"Ada keperluan apa Yang Mulia sampai datang ke tempat saya? Tanpa surat pemberitahuan seperti biasanya, apakah ada perihal penting untuk di bicarakan?" Tanya Duke Aaron. Tak lama pelayan muncul dari balik pintu membawa kudapan beserta teh hangat. Pelayan tersebut dengan cekatan segera menyajikannya di meja.

Raja Ricard menghela nafas panjang, ia berusaha menenangkan debaran jantungnya. Kali ini sungguh sangat berbeda, perasaannya kacau dan tidak seperti dulu saat menghadapi Duke Aaron dan Thalia.

"Saya ada keperluan dengan Anda dan Nona Nathalia, Tuan! Apakah Nona Nathalia ada?" Tanya Raja Ricard.

Duke Aaron segera memerintahkan pelayan untuk memanggilkan Thalia yang sedang makan bersama dengan Ace. Tak lama Thalia dengan ekspresi datarnya muncul dari balik pintu. Ia menatap Ricard dengan sorot mata dinginnya, hati Ricard mencelos kala melihat tak ada senyuman maupun kegirangan yang selalu di tampakkan gadis itu ketika ia datang berkunjung.

"Salam pada Yang Mulia Ricard. Semoga dewi keabadian selalu menyertai anda!" Thalia memberi salam. Raja Ricard mengangguk dengan senyuman manis mengembang di bibirnya.

I WANT YOU (TRANSMIGRASI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang