12

108 11 0
                                    

Sholawat dulu yuk!

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

___

"Mereka tuli, bisu, dan buta,
sehingga mereka tidak dapat kembali."
 
(QS. Al-Baqarah : 18)

_happy reading

___________________

"Udah beres da," zura menghampiri Hilda dan mengacungkan jempolnya

"Apa?" Hilda malah keheranan, siapa yang tidak heran? Tiba-tiba zura datang dan langsung mengacungi jempol?

"Suratnya udah aku kasih, di tunggu ya nomornya nanti" Hilda terkekeh kecil

"Iya, in syaa allah aku kasih kalo pulang" Hilda mendapat acungan jempol lagi dari zura, sepertinya zura memang suka mengacungkan jari jempol miliknya.

"Kalo gitu duluan ya! Pengen mandi"

"Eh, kok mandi? Gak sholat berjamaah?"

Zura menggeleng

"lagi udzur?" Kini, Hilda mendapat dia jempolan dari zura, ternyata dia mendapat teman.

"Aku juga lagi udzur"

"Eh ternyata ada temen, jajan ke luar yuk!" Pintu gerbang Nurul iman ini tidak ada yang jaga, dan tidak ada yang kunci, karena memang pak kyai memperbolehkan untuk keluar namun hanya sekedar membeli peralatan di warung terdekat.

"Jangan! Nanti di marahin"

"Ish kan lagi sholat semua"

"Katanya mau mandi?" Zura berdecak kesal

"Mending jajan dari pada mandi, laper nih, pengen beli batagor yang ada di depan" Hilda menggeleng kuat, dia sebelumnya belum pernah keluar, kecuali untuk membeli pulpen dan sebagainya, untuk jajan dia tidak berani.

"Kamu aja"

"Ish gak seru lah, mending bareng"

"Kita harus siap-siap mengaji kitab, zura" elak Hilda, bibir zura terkerucut karena kecewa terhadap tolakan yang ia terima.

"Bentar aja, lagian kan banyak waktu, sholat magrib sama isya, kita punya dua jam, jangan sia-siain! Aya!" Hilda kembali menggeleng

"Hildaaa.. temani aja gak papa,"

"Tapi.."

"Kamu mikirnya terlalu jauh, gak akan ada yang marah, ayok!" Hilda mengulum bibirnya, ia masih tidak yakin akan keluar pesantren hanya untuk membeli batagor.

"Kata pak kyai, kita boleh keluar jika ada kepentingan, seperti membeli pulpen, lah ini? Batagor?"

"CK! Iya iya! Zura beli pulpen deh, ayok ah! Ribet banget" zura menarik pergelangan Hilda agar dia masu di ajak ke luar.

Takdir Allah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang