04

245 18 0
                                    

Ada perubahan alur, kalian bisa baca ulang dari bab 1 ya.. maaf!!

_Happy reding

____________

"Hilda, Uma bangga sama kamu, bisa lulus dengan nilai tertinggi" Uma mengelus-elus pucuk kepala Hilda yang masih terbalut oleh kerudung

Hilda tersenyum "Alhamdulillah"

"Kamu mau apa?"

"Beneran nih boleh minta?" Uma tersenyum lalu mengangguk

"Kalo gitu Hilda pengen novel"

"Novel? Novel kamu sudah banyak.. tapi baiklah.. nanti kita pergi ke tokonya ya" Hilda tersenyum gembira

"Makasih Uma.." Hilda memeluk erat ibunya itu

"Iya sama-sama, ayo kita wudhu dan sholat berjamaah bareng, kan bentar lagi kamu mau ngaji kan?" Hilda mengangguk lalu melepaskan pelukannya

"Iya ayo Uma"

Bagi Uma Hilda adalah mutiaranya, Hilda seorang anak tunggal makanya Uma begitu menyayanginya, terlebih sikap dan kepintaran Hilda yang membuat Uma begitu bangga padanya.

Hilda juga begitu di sayangi oleh nenek dan kakeknya, pasalnya Hilda selalu cepat dalam menghafal, bahkan di umur 5 tahunnya Hilda sudah hafal juz 30 membuat kakek neneknya begitu bangga.

Jika kakeknya masih ada mungkin dia akan serang karena Hilda yang mendapat nilai paling tinggi.

"Uma apa Hilda hanya akan pulang di hari libur saja nanti?" Tanya Hilda, jika pulang di akhir semester, Hilda rasa itu terlalu lama

"Emm iya mungkin, kan kamu di sana sambil sekolah, masa mau bolos?"

"Hilda janji akan banggain Uma! Tunggu aja setelah Hilda beres mondok" Uma tersenyum

"Iya, yang semangat mondoknya, jangan bandel" Dengan mantap Hilda mengangguk

"Gak akan.."

"Uma yakin Hilda akan jadi penerus yang baik! Jangan kecewain Uma sama Abi"

Hilda adalah anak tunggal jadi mau tidak mau dia harus jadi penerus, kakeknya sudah tiada dan neneknya sudah tua, bahkan Uma dan Abi sudah akan memasuki masa tua, Hilda harus belajar dengan giat dari sekarang.

"Hilda akan jadi apa yang Uma mau.."

"Jangan liat keinginan Uma sayang, jadilah apa yang kamu mau"

"Tapi Hilda yakin keinginan orang tua adalah yang terbaik, Hilda akan jadi penerus yang bisa di andalkan"

Uma kembali mengelus rambut Hilda lalu mengecup singkat kening putrinya ini

"Ayok mulai sholatnya Uma"

***

Pukul 03.00 adalah waktu di mana rutinitas Hilda berlangsung, Hilda bangun dari tidurnya dan bergegas untuk mengambil wudhu setelah itu dia melakukan sholat tahajud

Sholat berakhir lalu di ganti dengan dzikir dan doa yang Hilda panjatkan, Doa demi doa Hilda ucapkan sampai di mana dia tiba-tiba teringat Hasbi, Hilda diam-diam tersenyum lalu mendoakannya.

"Ya Allah.. permudahkan lah segala urusan hamba, urusan keluarga hamba, urusan teman-teman hamba, juga urusan Gus Hasbi.."

Cukup lama sampai dia kehabisan doa untuk di ucapkan, kemudian Hilda bergegas mengambil Al-Qur'annya lalu membacanya

Suara merdu dari lantunan ayat suci Al-Quran kini telah terdengar oleh Abi yang baru saja bangun, Abi bergegas pergi ke kamar putrinya untuk menyapa.

"Ma syaa allah.. rutin ya sekarang sholat tahajud nya" ucap Abi sambil membuka pintu kamar Hilda

Takdir Allah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang