14

170 12 4
                                    

Sholawat dulu yuk!

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

___

janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita

{Qs. At-taubah : 40}

_happy reading

_____________________

"Hilda, kamu kok enggak nyapa santri darul ta'zim? Gak kangen?" Tanya Uma begitu sampai di rumah tempat kediaman mereka, Hilda dengan lesu menggeleng, tubuhnya sangat lemas.

"Hilda mau istirahat, boleh kan, Uma?"

Uma mengangguk dengan senyuman kecil "boleh, ini juga sudah larut malam, cepat tidur" sontak Hilda langsung melihat jam di dinding, pukul 22.50 hampir jam 11 malam, Hilda menghembuskan nafasnya.

"Uma, lailatu Sa'idah"

"Selamat malam juga, mimpi indah ya.."

"Hilda gak akan bisa mimpi indah jika tidak ada yang bercerita" mata Hilda kembali berkaca, sebelum tidur biasanya Hilda akan menghabiskan waktu bersama nenek untuk mendengarkan ceritanya tentang para sahabat Rasulullah.

"Uma yang akan bercerita sekarang"

"Uma, nenek bahagia kan di sana? Tidak ada siksa kubur yang menghampirinya kan?" Uma hanya bisa menggeleng lirih tanda bahwa dia juga tidak tau

"Berdoalah"

"Hilda takut"

***

"Kok senyum?" Tanya Veno pada Haris yang tiba-tiba tersenyum, hal aneh saat Haris tersenyum apa lagi tidak ada yang lucu saat ini, hanya ada hembusan angin duka.

Haris cepat-cepat menggeleng

"bukannya berduka"

"Tidak, cuma keinget kata-kata almarhum ustadzah sebelum beliau meninggal" Veno mengerutkan keningnya

"Emang dia bilang apa?"

"Saya.."

"Apa?"

"Tidak jadi"

"Lah.. ish, gue penasaran! Emang bicara apa sih? Tentang apa?" Sudut bibir Haris kembali mengangkat

"Tentang masa depan saya"

Mata Veno langsung berbinar

"LO MAU IKUT USTADZAH??"

"Hah? Maksudnya?" Tanya Haris begitu heran

"Masa depan Lo"

"Bukan begitu maksud saya Veno.." kerutan Veno kembali terlihat, memangnya apa yang ustadzah katakan? Apa itu sebuah privasi sampai Haris tidak ingin berbicara

Takdir Allah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang