11

152 10 0
                                    

Sholawat dulu yuk!

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

___

"Percayalah kepada Allah ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginanmu . Allah memilik rencana yang lebih baik untuk dirimu"

_happy reading

_________________

Hilda yang baru saja ingin tidur, tiba-tiba di kejutkan oleh seruan zura, dengan terpaksa Hilda pun bangun.

"Ini dari A hasta, kebetulan kami kenal, dan katanya ini punya kamu." Zura memberikan sebuah kertas yang menggumpal, Hilda sudah tau pasti isinya liontin, melihat itu Hilda tersenyum.

"Emangnya itu apaan? Sampe senyum gitu?" Tanya zura antusias

"Ini liontin, tadi aku gak sengaja ngilanginnya waktu muhadoroh, pas di cari ternyata udah di ambil sama A hasta

"Emang berharga banget ya? Isinya Poto apa?"

"Sahabat"

"Oh iya, kata A Haris, dia kenal salah satu yang ada di dalem Poto itu, katanya temen TK" Hilda sudah menduga, hasta pasti masih inget Sherin.

"Iya, temen aku itu temennya dia"

"Wihh, kamu ada jalur tuh buat deketin A hasta" Hilda malah mengerutkan keningnya

"Jalur?"

"Iya! Dengan temen kamu yang sahabatan sama A hasta, kamu bisa deketin dia, dia itu ma syaa allah!! Udah hafal 30 duz tau!, iri banget aku."

"Maaf banget, gak tertarik, aku udah punya seseorang yang aku kagumi, tapi bukan di pesantren ini, kami tidak saling kenal tapi ajaibnya dia pernah beri aku tasbih digital" ucap Hilda namun dengan nada yang begitu rendah, ia sedikit malu.

"Hah?! Gimana ceritanya? Gak saling kenal tapi di beri tasbih?" Kaget Zura, Hilda hanya terkekeh.

"Bukan keajaiban sih, itu memang takdir saja."

"Takdir yang menjadi anugrah bagi kamu hil! CK! Kalo kamu gak mau sama A hasta, buat aku aja, ntar kalo pulang kirim no wa nya temen kamu itu"

"Aku aja gak punya nomor kamu" zura langsung diam, benar juga, mereka tidak saling bertukar nomor.

"Em.. iya ntar aku kasih" Hilda mengacungkan jari jempolnya

"Aku pergi mandi ya.. gak tau kenapa rasanya getah banget, abis muhadoroh tadi" Hilda hanya menjawabnya dengan anggukan

Hilda juga ingin keluar, dia ingin membuang kertas yang menjadi balutan liontinnya, tapi saat di lihat lagi, ternyata ada sebuah tulisan di kertas itu.

Kamu temannya Sherin?
Hilda kan? Dulu aku pas pulang ke rumah, Sherin ada dikit cerita tentang kamu, katanya kamu baik, taat agama, alim, dan pintar, aku juga kagum saat Sherin mengatakan kalo kamu keluar dengan nilai tertinggi, kamu hebat, aku pengen punya nilai tinggi juga.

Hilda terkejut, Sherin sudah seberapa jauh menceritakannya pada orang lain? Mana bilang Hilda taat dan alim lagi, Hilda enggak merasa dirinya alim, tidak! Bukan enggak tapi belum.

Takdir Allah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang