Chapter 7 - Pretending

274 44 6
                                    

"Ya Tuhan kalian terlihat sangat serasi!"

"Kalian tampak luar biasa!"

"Selamat atas hubungan kalian!"

"Ini adalah berita yang menggembirakan!"

Julia meringis saat mendengar semua komentar orang-orang yang beragam, saat ini ia dan Anthony tengah berjalan dari lobby untuk pulang bersama—sesuai dengan arahan laki-laki itu—semua orang di kantornya sudah memberi selamat, bahkan kabar tersebut menyebar dengan cepat dan sudah diketahui oleh semua orang dari setiap lantai.

Gosip memang bisa mengerikan jika itu adalah sesuatu yang buruk, Julia tanpa sadar bergidik ngeri saat membayangkan bagaimana jadinya jika hal buruk menimpa reputasinya. Ia tidak ingin dicap sebagai wanita penggoda yang tidur dengan atasannya sendiri, itu terdengar sangat memalukan dan melukai harga dirinya.

"Masuklah," perkataan Anthony membuat kesadaran Julia kembali. Laki-laki itu saat ini tengah berdiri di samping mobil sport miliknya dan sudah membukakan pintu untuk Julia.

"Terima kasih," Julia berucap. Ia melihat Anthony meletakan tangan pada bagian atas pintu untuk berjaga-jaga agar tidak mengenai kepala Julia.

"My pleasure, My Love."

Julia sudah akan protes, namun niat tersebut segera ia urungkan saat matanya dihadiahi pemandangan orang-orang kantor yang tengah menatap ke arah mereka. Ini adalah jam pulang kerja, dan saat ini banyak sekali orang yang mereka kenal berada di parkiran.

Meskipun kesal karena harus membuat pertunjukan seperti barusan, tapi Julia tidak memiliki pilihan lain. Ia harus berpura-pura bahagia dan bersikap menjadi kekasih yang baik, sementara Anthony memerankan karakternya sebagai kekasih yang 'act of service' dengan sangat luwes. Seolah laki-laki itu sudah terbiasa melakukannya.

Well, sepertinya memang demikian mengingat laki-laki itu memiliki segudang mantan kekasih. Hal tersebut membuat Julia merasa tampak bodoh karena harus terlibat dengan pria seperti Anthony, Julia sendiri tidak yakin jika dirinya bisa mengatasi laki-laki itu atau tidak. Mengingat dirinya yang tidak terlalu berpengalaman dengan pria, pemikiran tersebut jujur saja membuat Julia merasa takut dan terus bersikap waspada.

Wanita adalah mahluk yang mudah terlena jika dihadapkan dengan hal-hal yang manis dalam percintaan, karena wanita menggunakan perasaan terlebih dahulu dibandingkan dengan logika. Sementara pria adalah kebalikannya, mereka bisa tidur dengan wanita yang baru ditemuinya tanpa memiliki perasaan apapun kecuali hawa nafsu dan tempat untuk pelepasan.

Julia membenci fakta tersebut, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa karena itu bukanlah hal yang dapat ia keluhkan; dan ia sendiri tidak yakin jika harus mengeluh kepada Tuhan. Bagaimanapun ia masih percaya takhayul dan tidak berani untuk melewan semesta hanya karena tidak menyetujui ciptaannya.

***

"Haruskah kita membahasnya di ruang tertutup?" Julia bertanya dengan kening berkerut, ia masih duduk di kursi penumpang dengan Anthony yang masih berada di balik kemudi. Mereka sudah berhenti di depan apartemennya, tapi Anthony bersikeras harus membahas masalah tersebut rumah Julia. Dan Julia bersikeras menolak gagasan tersebut, membawa Anthony ke rumahnya membuat isi kepala Julia dipenuhi dengan pikiran-pikiran aneh serta rasa khawatir yang berlebihan.

"Aku rasa sebaiknya kita pergi ke bar atau suatu tempat dengan banyak orang." Julia memberi usulan.

"Dan membiarkan orang-orang mendengarkan percakapan kita?" Anthony balik bertanya dengan wajah tidak percaya.

The CEO And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang