Julia saat ini sudah di bandara bersama Anthony. Ia memiliki jadwal perjalanan bisnis ke New Zealand bersama sang CEO. Mereka sudah check in dan tengah menikmati fasilitas Qantas first class lounge untuk sarapan sebelum berangkat. Ia memilih duduk di sofa yang menghadap langsung ke lapangan terbang, dan Anthony yang tengah menyantap Acai Bowl bersama large capucino duduk di sampingnya.
"Apa kau menginginkan sesuatu?" Anthony bertanya sebelum menyesap kopinya. "Kita bisa memesan apapun yang kau inginkan dari buku menu." Ia menawarkan.
Sementara Julia hanya menggeleng sambil menjawab. "Terima kasih, tapi ini sudah cukup untukku." Ia menunjuk Quinoa Salad yang ada di piringnya.
"Okay, love. Aku ingin kau menikmati perjalanan ini." Anthony berkata sambil tersenyum lembut. "Well meskipun kita akan sibuk dengan urusan pekerjaan selama beberapa hari, tapi aku berjanji kita akan memiliki akhir pekan yang menyenangkan."
"Aku percaya padamu." Julia sangat bersemangat dengan perjalanan ini.
"Oh thank you for saying that." Anthony berucap seraya mendekat, lalu ia memberi kecupan singkat di bibir Julia. "Aku tidak sabar untuk segera berduaan denganmu!" Ia berkata gemas sambil melirik orang-orang di sekitar mereka. Ini masih pagi tapi bandara sudah ramai seperti biasa.
Sementara itu Julia saat ini tengah merona, ia tidak tahu pasti apa makna dari perkataan Anthony barusan, tapi jelas hal tersebut terdengar rancu dan membuat pikiran Julia berkelana kemana-mana; atau lebih tepatnya mengarah pada sesuatu yang bisa membuat kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya, hal tersebut membuat Julia menyuap makanan dengan salah tingkah.
"Kemarilah, sweetheart." Anthony meminta Julia untuk mendekat.
"Kenapa?" Julia masih sibuk makan.
"Tolong diam dulu sebentar," Anthony meringsek maju lalu membawa wajahnya mendekat, membuat Julia hampir membawa wajahnya menjauh saat salah satu lengan Anthony menahan belakang kepalanya. "Ada sesuatu di atas bibirmu."
Sebelum sempat Julia bereaksi untuk mengusap bibirnya dengan punggung tangan, Anthony sudah menjulurkan lidah dan menjilat quinoa yang tertinggal di atas bibirnya. "Sudah Love," ia kembali ke tempatnya semula dan bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa. "Aku sudah membersihkannya." Katanya dengan nada santai.
Sementara Julia masih membeku dan tanpa sadar ia tengah mengipasi diri untuk meredakan hawa panas di kedua pipinya. Anthony terus menggodanya seperti itu sejak beberapa hari terakhir dan setiap kali mereka memiliki kesempatan, sejak kejadian Lizzie datang ke rumahnya tanpa pemberitahuan; ia dan Anthony menjadi sangat sibuk dengan urusan pekerjaan bahkan mereka nyaris tidak bisa memiliki banyak waktu untuk mengobrol selain saat sedang rapat atau hanya meeting bersama staff lain untuk urusan pekerjaan.
Setengah jam kemudian ia dan Anthony sudah selesai sarapan dan duduk di sofa, penerbangan mereka masih satu jam dan Anthony saat ini tengah sibuk bekerja di depan laptopnya. Sementara Julia sudah selesai mengecek agenda sang CEO serta beberapa hal penting lain yang harus ia persiapkan untuk atasannya itu.
Julia meletakan tas miliknya yang berisi file penting serta materi untuk presentasi sofware baru yang sedang dikembangkan, lalu ia menatap ke arah Anthony yang tengah fokus bekerja, menatap laki-laki itu dari jarak sedekat ini sungguh terasa menyenangkan. Membuat Julia tanpa sadar sudah tersenyum sendiri sambil terus memandangi Anthony.
"Menikmati pemandangan, My Love?" Anthony berkata tanpa menoleh ke arahnya, namun senyum simpul di wajah laki-laki itu sudah memberitahu Julia jika sang CEO menyadari semuanya.
Julia melambaikan tangan memberi tanda agar Anthony mendekat. Membuat sang CEO menoleh dan menaikkan sebelah alia dengan tatapan bertanya. Julia hanya tersenyum dan kembali memberi kode dengan lambaikan tangan agar pria itu mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The CEO And Me
RomanceSinopsis: Bagaimana jadinya jika seorang CEO yang suka berganti kekasih menemukan wanita yang seolah tidak tertarik padanya? Bahkan setelah mereka tidur bersama, wanita itu seolah tidak menginginkannya. Hal tersebut melukai perasaan dan harga diri s...