"Manda nginep sini aja, gue gak biarin dia ke rumah sendiri. Mama sama Ibun gampang nanti bisa dikabarin." Ucap Ara sambil menidurkan Manda di kamar markas 48.
Setelah perkelahian tadi, semua diangkut ke kantor polisi, semua dimintai keterangan.
Namun keterangan kuat tetap di tangan Reva, mereka semua dipulangkan kecuali geng nya Robi. Mereka ditahan disana sampai orang tua mereka menjemputnya.
Manda dan semua anggota Trapstar maupun markas 48 pulang ke markas 48, mereka beristirahat disana. Selain karena sudah malam, mereka menjaga mental satu sama lain.
Markas 48 cukup luas untuk menampung sekitar 20 orang, semua kamar penuh kecuali kamar milik Reva.
"Gue harap lo gak kenapa-napa Rev, maafin gue gak bisa jagain lo." Ucap Gita sambil memperhatikan bingkai foto Reva yang ada di kamarnya.
Gita menangis dalam tidurnya, ia teringat betapa naas kondisi Reva saat di markas setan tadi, ia merasakan sesak.
Oniel yang mendengar isak tangis Gita pun mengelus pundaknya.
"Reva aman Git, dia udah sama Zee. Lo jangan terus nyalahin diri sendiri, ini musibah gak ada yang tau." Ucap Oniel.
Satu kamar itu berisikan 4 orang, bed pertama Gita dan Oniel, bed kedua Olla dan Lulu.
"Lo gak salah, kita semua gak salah disini, si bajingan itu yang salah, lo yang tenang Git." Oniel tetap berusaha menenangkan Gita, walaupun dirinya sendiri pun rapuh.
"Gue sakit banget liat Reva tadi Niel, dia biasanya bisa lawan bahkan 1000 orang juga, tapi tadi dia udah kaya mau mati." Ucap Gita sambil terisak, ia memegang dadanya sendiri.
"Iyaa, gue tau lo pasti iba sama Reva, tapi lo juga harus mentingin diri lo, dah sekarang tidur besok kita jemput Reva bareng bareng ke apart nya Zee." Jawab Oniel sambil terus mengusap pundak Gita.
Gita pun mengangguk, ia mencoba tidur. Benar kata Oniel, ia juga harus sedikit mementingkan dirinya sendiri.
________
Di apart 408
Pagi itu, pagi yang tak pernah Reva bayangkan sebelumnya. Ia bangun langsung melihat wajah Zee yang tertidur pulas.
Kaget, takut, heran Reva jadikan menjadi satu. Ia mencoba mengingat kejadian semalam. Saat mencoba mengingatnya, Reva terisak. Ia mengingat bagaimana sakitnya ditahan oleh komplotan sialan itu.
Flashback On
"Maksud lo apa? Lo gak kapok kemaren gue bikin hampir mati?" Ujar Reva.
"Cih, kapok? Gue gak pernah kapok lawan cewek murahan kaya lo." Jawab Robi sambil meludah kearah Reva.
"Mulut lo dijag..." Bughh!
Pukulan menggunakan pemukul baseball terdengar sangat nyaring, seketika Reva pingsan tak sadarkan diri, beruntungnya kepalanya tak mengeluarkan darah sedikitpun.
"Seret dia!" Perintah Robi.
Reva diseret dan diikat di kursi, dibekap dengan kain yang sudah disemprotkan obat bius.
"Bos, ini digimanain?" Tanya salah satu anggotanya Robi.
"Terserah lu, makanan lu malem ini. Kalo udah fotoin dulu, mau gue send ke si Manda anjing." Sahut Robi.
Ketiga pria bejat itu seperti diberi daging segar, ia mulai melucuti pakaian milik Reva, tak bersisa. Mereka bertiga mulai menenggak minuman keras hingga mabuk berat, mereka pun sama melucuti pakaian mereka sendiri.
Reva sedikit sadar, ia memberontak kecil sekuat tenaganya. Melihat Reva memberontak, satu pria mulai memukul punggung Reva sekuat tenaga. Reva mulai dicekoki minuman keras dan dipaksa minum obat perangsang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hate Relationship (Zeedel)
Teen FictionReva & Zee, dua anak "pembuat onar" SMA 48 Jakarta tiba-tiba selalu disatukan semesta untuk selalu bersama. "Reva dom, lu juga dom, kalian gabisa pacaran nyet" - A "Gue bisa bikin Reva jadi sub" - Z FIKSI GxG area ⚠️ 18+ | 21+ 🔞 Yang dibawah umur j...