10 menit berlalu, makanan pun sudah setengah habis, akhirnya Reva keluar kamar, udah pake baju yaaa
Reva masih sulit untuk berjalan, karena mungkin ini pertama kali, sakitnya berkepanjangan.
Semua menatap heran melihat Reva jalan dengan tertatih-tatih, "apa bener yang Ashel bilang?"
Zee membantu Reva memapahnya, ia duduk di sofa atas dan mulai menyodorkan makanan ke Reva.
Reva melahapnya, karena dari sore ia belum makan, perutnya kosong.
Semua masih saling menatap heran satu sama lain.
"Kenapa sih lu pada? Gue gapapa anjir, gue sehat." Ucap Reva karena ia heran mengapa semua orang menatap dirinya seakan mengintimidasi.
Flora mendekati Reva dan duduk disamping Reva, menatap Reva dengan tatapan yang sama.
"Lu abis ngapain sama Zee semalem?"
Pertanyaan itu seakan mewakili perasaan semua orang yang ada disana. Semua mata tertuju pada Reva dan Zee.
Reva kaget, "kok mereka bisa notice? Zee bangsat nih gara-gara dia jalan gue jadi kaya gini" gumam Reva dalam hatinya.
"Gu... Gue kan semalem disekap sama Robi, kaki gue diiket pake tambang yang paling gede, mereka juga ada yang nyakar paha gue, jadi agak sakit dipake jalan." Jawab Reva, ia takut temannya tidak percaya.
Memang ada luka seperti cakaran di paha milik Reva, padahal itu cakaran dari Zee semalam.
Beberapa orang mengangguk percaya, beberapa ada juga yang malah menatap kasihan pada Reva.
"Yaudah, berarti lo gak macem macem ya sama Zee?" Tanya Flora sekali lagi.
"Iyaa gila gue gak ngapa-ngapain." Balas Reva.
Akhirnya semuanya clear, mereka kembali beraktivitas seperti semula. Ngobrol, nonton tv, masak, main game, tidur, ada juga yang pacaran.
"Nanti pulangnya gue anterin ya? Malem gue bilang ke tante Gracia buat bawa lo balik dengan aman." Ujar Zee.
Reva yang sedang memainkan ponselnya mengangguk tanpa melihat ke arah Zee.
________
"Mama... Ibun... aku pulang." Teriak Manda dari pintu utama kediaman Abraham.
"Ya Tuhan, anak-anak mama... sayang... kalian gapapa nak?" Ujar Gre menyambut kedatangan dua anak kesayangan itu.
"Mana yang sakit sayang? Mama belum tau cerita semuanya, mama semalem ditelpon Ara katanya kalian udah aman, dia gak cerita detail." Lanjut Gre sambil terus mengusap kedua kepala anak-anaknya itu dalam peluknya.
"Aku sama kakak gapapa Ma, makasih udah terus doain kita ya." Ucap Manda.
Zee tersenyum melihat pemandangan itu, ia bisa merasakan bagaimana khawatirnya orang tua pada anaknya. Pasalnya ia pernah mengalami kejadian yang persis.
Ibun ikut memeluk ketiga insan yang sedang berpelukan itu, meneteskan air matanya, kemudian tersenyum kearah Zee.
Reva melepas pelukan itu, melihat ke arah Zee dan menariknya.
"Kita harus makasih ke Zee, kalo gak ada dia gatau aku gimana." Ujar Reva sambil mendekatkan Zee ke mereka.
"Makasih ya sayang ya, tante sayang sama kamu, makasih udah mau bela belain amanin anak-anak tante." Gre memeluk Zee dengan tulus.
"Sama-sama tante, semua berkat kerjasama Manda sama temen-temen kita yang lain." Jawab Zee.
"Yaudah, sekarang kita makan dulu ya sama-sama, Ibun udah masak banyak." Ajak Shani kepada 3 anak gadis didepannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hate Relationship (Zeedel)
Ficção AdolescenteReva & Zee, dua anak "pembuat onar" SMA 48 Jakarta tiba-tiba selalu disatukan semesta untuk selalu bersama. "Reva dom, lu juga dom, kalian gabisa pacaran nyet" - A "Gue bisa bikin Reva jadi sub" - Z FIKSI GxG area ⚠️ 18+ | 21+ 🔞 Yang dibawah umur j...