Pagi ini sedikit membuat Reva dejavu. Kedua kalinya ia bangun melihat wajah teduh milik Zee.
Kali ini ia tak kaget, ia tersenyum seraya mengusap wajah yang tengah terlelap itu.
"Gue harap secepatnya gue bisa bener bener jatuh cinta ke lo Zee."
Reva bangun dari tidurnya, ia pergi ke kamar mandi dan segera membersihkan diri. Ia membuka lemari yang ada di kamar itu, menampilkan beberapa baju yang sepertinya milik Zee.
Reva memilih baju yang sekiranya pantas ia pakai, ia mengambil kaos dan celana pendek santai.
15 menit berlalu, Reva telah selesai membersihkan badannya, ia mencium pipi Zee yang masih terlelap itu.
Reva keluar dari kamarnya, villa atau markas yang ia tempati semalam sangat berantakan di luar sana. Botol minum berserakan, puntung rokok berserakan, bahkan cemilan yang tak habis pun ikut berserakan.
"Ck ck ck... semalem abis pada perang apa gimana?" Gumam Reva.
Reva menuju dapur dan membuka kulkas, berharap ada bahan makanan yang bisa ia buat untuk sarapan pagi ini.
"Astaga, gak ada apa-apa? Trus anak-anak sarapan apa?"
"Pesen aja lah, daripada ribet harus beli bahan-bahan dulu."
Reva duduk di sofa ruang tv, ia menggulir layar ponselnya memilih makanan yang akan ia pesan untuk anak-anak yang lain.
20 menit kemudian, makanan itu sampai ke tangan Reva, segera ia menghidangkannya di ruang makan villa itu.
"Udah beres, tinggal bangunin para kebo."
Orang pertama yang Reva bangunkan tentunya pacarnya, Zee.
"Zee... bangun yuk... sarapan dulu." Ucapnya dengan lembut sambil membelai rambut sang empu.
"Mmmhhhh.... udah pagi ya? Badan gue masih pegel Rev."
"Gue dulu juga lo bikin gak bisa jalan, sekarang coba lo bisa jalan gak? Harusnya bisa sih Zee."
Reva beranjak dari kasur dan mulai memilih baju yang akan Zee pakai, ia memilih bahan kaos yang sama dengan apa yang dia kenakan.
Reva menarik tangan Zee, membantunya untuk memakai baju.
Setelah selesai, Reva memapah Zee, tes bisa jalan apa kagak nih?
"Awhh... sakit Rev.." Refleknya.
Reva hanya tertawa, akhirnya Zee merasakan apa yang ia rasakan waktu itu.
Reva langsung menggendong Zee menuju ruang makan, ia tak membiarkan gadisnya kesakitan.
"Tunggu sini dulu ya, aku mau bangunin yang lain."
Zee mengangguk, ia meminum air putih yang sudah Reva suguhkan, menunggu kekasihnya sambil memainkan ponselnya.
"Woy bangun bangun bangun! Ada chicken wings ayo." Teriak Reva sambil menggedor semua pintu kamar disana.
Satu persatu dari mereka mulai turun, menghampiri Zee yang sudah duduk manis di meja makan.
"Buset cepet banget lu bangun Zee, tumben." Ucap Ashel. Ia duduk di samping sahabat kecilnya itu.
"Dibangunin Reva, dia bangun jauh lebih pagi, ini aja yang pesenin dia."
Di kamar Manda.
"Manduutt, bangun bangun, lu kebo banget kalo gue yang bangunin."
Reva menarik-narik kaki Manda, hasilnya nihil, Manda tetap tak bangun.
"Dia semalem mabok berat apa gimana Ra?" Tanya Reva kepada Ara yang sedang mencuci mukanya.
"Enggak, dia yang paling sadar dari kita semua kok, emang kebo aja dia mah." Sahutnya.
Setelah hampir 10 menit membangunkan Manda, Reva akhirnya memutuskan untuk menggendong Manda.
"Ra, bantuin gue angkat ni bocah, taro di punggung gue ya, mau gue gendong."
Ara mengangguk, ia mulai membantu Reva agar bisa menggendong Manda. Ara berjalan di belakang adik kakak itu, memastikan bahwa Manda tak akan jatuh.
Semua sudah berkumpul di meja makan, semuanya pun makan dengan lahap.
"Semalem udah PJ dari bos Zee, pagi ini dari bos Reva. Duh senangnya dalam hati." Celetuk Oniel dengan mulutnya yang penuh nasi itu.
"Gimana Rev? Enak gak ludah sendiri?" Sindir Olla.
"Berisik lu." Reva mencubit sedikit tangan Olla yang ada disampingnya.
"Iya nih, dulu aja pada ogah-ogahan, sekarang malah jadi kapel gols." Jessi ikut meledek.
Wajah Reva memerah menahan malu, ia juga sadar bahwa ia menjilat ludahnya sendiri. Entahlah, ia sangat menikmati pembulian ini.
_______
Sarapan sudah selesai, kini mereka kembali sibuk dengan urusannya masing-masing.
Ashel, Marsha, Flora, Muthe dan beberapa anak-anak yang lain berenang di kolam pribadi villa itu.
Terlihat sepasang kekasih sedang santai di teras samping kolam renang itu, mereka duduk di satu sofa yang sama.
"Makasih ya Rev, udah mau nerima gue."
"Gue yang makasih Zee lo udah mau coba jatuh cinta ke gue, semoga gue sesuai ekspektasi lo ya."
"Kita lewatin sama-sama ya Rev, gue harap lo bisa sabar sama diri lo sendiri sampe cinta itu dateng."
Reva mengangguk, mereka berpelukan kecil disana. Bahagia sangat lekat dengan diri mereka.
Semoga gue bisa cepet jatuh cinta ke lo ya, Razeeyan.
•
End 🏳️
_______
"Gue bakal bikin lo berdua hancur, tunggu waktunya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hate Relationship (Zeedel)
Novela JuvenilReva & Zee, dua anak "pembuat onar" SMA 48 Jakarta tiba-tiba selalu disatukan semesta untuk selalu bersama. "Reva dom, lu juga dom, kalian gabisa pacaran nyet" - A "Gue bisa bikin Reva jadi sub" - Z FIKSI GxG area ⚠️ 18+ | 21+ 🔞 Yang dibawah umur j...