Kamar Reva

5.1K 343 0
                                    

"Zee?"

Reva langsung menggendong Zee untuk memasukkannya ke dalam mobil. Ia menelpon bengkel yang biasa ia hubungi.

"Bang, ini ada motor di jalan kenanga, ambil ya benerin." Ucapnya sambil menelpon orang bengkel.

Setelah menutup telponnya, ia berbalik ke arah Zee yang tergeletak lemas di kursi penumpang.

"Zee, sorry gue buka jaket lu, ini darah semua." Ucap Reva masih di mobil sambil membuka jaket Zee.

Setelah itu, Reva melajukan mobilnya langsung ke rumahnya. Di rumah banyak P3K karena ya ibun nya dokter.

Sampai di rumah Reva, Reva langsung mendorong pintu rumahnya dengan kaki karena sedang menggendong Zee ala bridal style.

"Manduutt, dah tidur ya lu?" Teriak Reva seraya memasuki rumahnya.

"Belom kak, gue baru abis nganterin Indi... KAK ITU SIAPA?" Manda langsung lari dari atas ke arah Reva.

"Lu telpon ibun tanya kita harus ngapain, cepet." Perintah Reva.

Manda bergegas menelepon ibun, sedangkan Reva membuka satu persatu baju Zee dan menutupnya dengan selimut seadanya.

"Kak kata ibun bersihin dulu lukanya pake alkohol takut infeksi, nanti dikompres pake air dingin, kalo udah pakein salep yang ada di rak punya ibun." Jelas Manda setelah menutup telponnya.

"Yaudah lu bantu ambilin P3K sama salep itu ya, gue mau kompres dia." Pinta Reva.

"Iya kak." Manda berlari ke kamar ibun nya dan membawa semua yang diperintah Reva.

Reva mengompres perlahan wajah Zee, karena memang wajahnya yang cukup parah. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Zee untuk melihat lebih detail luka yang Zee dapat.

"Nghh... Sshhh..." Zee sedikit mengernyit kesakitan, tapi tak lama. Ia kembali tak sadarkan diri.

"Mabok berat ni orang, bau alkoholnya kuat banget." Ucap Reva.

Manda kembali dengan membawa barang yang tadi dimaksud. Ia duduk disamping Reva.

"Kak, kata ibun nanti kalo udah siuman suruh minum paracetamol, ada disini." Ucap manda sambil menunjuk kotak P3K.

Reva hanya mengangguk dan tetap fokus merawat luka Zee.

"Lu nemu dia dimana kak? Dia kak Zee kan? Gue tau dia satu tim basket sama gue." Tanya Manda.

"Gue nemuin dia lagi dikeroyok orang di jalan kenanga, tadinya gue cuma mau ngelerai doang, waktu ada korban gue deketin malah dia, gue bawa pulang aja, RS jauh, lebih deket rumah." Jelas Reva dengan masih merawat Zee.

"Dia ngapain di jalanan sepi gitu ya? Trus dia pake motor atau gimana? Lu udah ngabarin orang deketnya belum? Gue takut orang tuanya khawatir aja." Tanya Manda, lagi.

"Dia tadi bawa motor, gue udah telpon bang Dana buat bawa motornya ke bengkel." Jawab Reva.

"Gue belum ngabarin, gua gak tau siapa-siapa orang deketnya dia. Lu tau?" Kali ini Reva menatap ke arah Manda.

Manda sedikit berfikir, menerka-nerka siapa kenalannya yang bisa ia hubungi. Sekitar 5 menit berfikir, Reva pun sudah selesai membersihkan wajah Zee, ia beranjak dari tempatnya akan menyimpan air dingin yang tadi dipakai untuk kompres wajah Zee.

"Oh iya kak gue tau. Kak Flora kan ceweknya kak Freya, si kak Freya kan satu circle sama kak Zee." Ucap Manda sambil menghampiri Reva yang sekarang ada di dapur.

"Iya bener juga, pinter lu." Jawab Reva sambil sedikit mengacak rambut Manda.

Saat akan menelpon Flora, mama Gre datang, seperti yang ibun katakan, mama Gre lembur dan akan pulang larut, kini sudah pukul 01.15 dini hari.

Gracia kaget melihat ada orang asing berbaring di sofa ruang tamunya. Terlebih orang tersebut hanya memakai selimut.

Gracia langsung mencari keberadaan anak-anaknya.

"Mama baru pulang? Udah makan belum ma?" Tanya Reva santai.

"Kak, itu siapa tiduran disana? Trus kenapa? Ada apa?" Tanya Gre panik.

"Duduk dulu ma, tenang, nanti aku ceritain" Ajak Reva pada mamanya.

Reva menceritakan semua kejadian yang barusan ia alami, mama Gre mengerti dan ikut merasa iba.

"Kamu udah telepon orang tuanya?" Tanya Gre.

"Belum ma, tapi Reva udah coba hubungin temennya. Reva gak tau orang tuanya." Jawab Reva sambil memainkan hp nya.

Manda sudah tertidur di sofa seberang Zee tertidur.

"Kalo gitu bawa ke kamar kamu kak, tidur disini aja dulu, kasian." Perintah Gre.

"Ih, kan ada kamar tamu ma." Tolak Reva langsung.

"Kamar tamu yang depan lagi renovasi, gak bisa dipake. Trus yang belakang kan kuncinya di ibun. Ini mama mau mindahin Manda, kasian." Ucap Gre sambil menggendong Manda seperti koala.

"Trus Reva tidur dimana kalo dia tidur di kamar Reva ma?" Rengek Reva sambil mengikuti mamanya.

"Ya tidur di kamar kamu lah, sesama cewek kok kenapa sih kamu ini?" Tanya Gre dengan tetap menggendong Manda.

Reva tak menjawab, karena ia mengantuk ia bergegas menggendong Zee yang dibalut selimut untuk dipindahkan ke kamarnya.

Reva menggendong Zee ala bridal style, sudah biasa karena Reva juga sering menggendong Manda, adiknya.

Setelah sampai di kamarnya, Reva menidurkan Zee perlahan, ia berniat mengganti pakaian Zee, karena tidak mungkin Zee tidur gak pake baju?

Saat ingin melangkah, tangannya ditarik oleh Zee, ia mengurungkan langkahnya.

"Udah sadar lu? Bangun gih minum obat dulu sana." Ucap Reva tetap ketus.

"Nghhh... Gamau... Mau dipeluk..." Ucap Zee manja, dengan nada ala bangun tidur dan suaranya yang serak, efek alkohol juga masih menempel di otaknya.

Zee menarik Reva ke pelukannya, Reva kaget dan hendak melepas pelukan itu, tapi sayangnya tenaga Zee lebih kuat. Sekarang posisinya Reva diatas tubuh Zee, sedang memeluknya.

"Ih brengsek lo lagi mabok ini jangan kaya gini." Ucap Reva memberontak.

Namun sekuat tenaga Reva memberontak, Zee tak melepas pelukannya itu. Zee semakin mempererat dan matanya sedikit terbuka sekarang.

Zee menarik tubuh Reva agar lebih intens dengan tubuhnya. Zee menarik tengkuk leher Reva agar wajah mereka mendekat.

"Lo mau ngapain anjing?!"

"Ssttt... Malem ini doang kok." Ucap Zee dengan nada yang manja, jari telunjuknya menutup bibir Reva.

"Gila ni orang." Guman Reva.

Zee kembali menarik tengkuk Reva, sekuat tenaga Reva menahan tengkuknya, tetap tidak bisa. Wajah mereka semakin mendekat dan satu kecupan berlayar di bibir Reva dan Zee.

Cupp

Ciuman itu tak bertahan lama karena Reva memberontak, ia takut.

Setelah perlawanan sekuat tenaga, akhirnya Reva bisa lepas dari pelukan kematian si Zee Zee itu. Ia bernafas lega dan langsung pergi ke kamar mandi, ia mencuci mukanya kasar dan kembali memandang Zee, kali ini dengan sejuta kalimat serapahnya dalam hati.

Walau begitu, Reva tetap mengganti pakaian Zee. Sebisa mungkin ia tidak melihat bagian sensitif Zee. Ia berhati-hati agar selimut itu tetap berada di tubuh Zee.

Setelah seribu drama ganti baju itu, akhirnya Reva selesai, jam sudah menunjukkan pukul 02.18. Reva segera merebahkan tubuhnya di kasur, karena ia rasa hari ini sangat berat. Ia berharap hari besok bisa lebih baik.

Love Hate Relationship (Zeedel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang