24

2.6K 177 34
                                    

malam itu menjadi malam paling berkesan untuk freen dan becca, dimana freen malam itu melamar becca.


ditatapnya sangat lekat mata becca yang saat ini berbinar melihatnya, mereka berdiri berhadapan di samping pagar kaca setinggi 1,5M yang menjadi penghalangan di area rooftop itu


"mau kah kau menikah dengan ku? rebecca patricia?" di bukanya kotak kecil berwarna merah maroon yang tadi freen sembunyikan di belakang dirinya. sorot mata becca semakin berbinar saat mengetahui isi dari kotak tersebut. "sayang!" kedua tangan becca bertaut sejajar dengan dadanya, matanya yang berbinar menatap freen dan kotak itu secara bergantian.


freen mengangkat alisnya, tanda menunggu jawaban dari becca. sungguh ia sangat gugup saat ini.


becca pun mengangguk tegas, "ya, aku mau menikah dengan mu freen sarocha." freen menarik tangan kiri becca dan memasangkan cincin di jari manisnya.


becca pun demikian, ia meraih cincin yang tersisa di kotak dan memakaikannya di jari manis freen. irin dan jaja yang menatap kedua insan yang sedang di mabuk cinta itu terharu. 1..2..3 air mata jaja menetes, seolah tak ingin irin yang berada di sampingnya mengetahui. ia berpaling dan mengusap air matanya dengan cepat.

"phi." panggil jaja yang merasa aneh dengan sikap orang di sampingnya ini.


"humm?" dengan suara seraknya jaja menjawab singkat panggilan dari irin.


"apa yang terjadi?" tanya irin lebih lanjut karena ia melihat mata jaja yang sedikit sembab seperti orang yang baru saja menangis, namun jaja dengan cepat mengalihkan perhatiannya.


"astaga kau tidak boleh melihat yang satu ini." jaja menutup mata irin dan berdalih bahwa freen dan becca saat ini melakukan adegan kissing padahal sebenarnya tidak. hal itu sukses membuat irin teralihkan dan sekaligus membuatnya gusar.


"sampai kapan phi akan melakukan ini kepadaku, aku sudah berumur 24 tahun phi dan aku sudah sangat mengetahui hal itu." walaupun jaja tidak menyebutkan adegan apa yang sedang dilakukan oleh freen dan becca namun irin sudah menduganya.


jaja mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum, karena kelakuan klasiknya sudah di ketahui oleh irin. tak berhenti di situ jaja malah ingin membuat irin kesal, karena saat kesal irin akan sangat terlihat menggemaskan.


"apa? kau baru berusia 15 tahun rin. lihatlah kau saja masih belum boleh berpacaran oleh kedua orang tuamu kan." goda jaja sambil terus menutup mata irin.


merasa tak terima di bilang masih kecil, irin pun melepaskan tangan jaja dari wajahnya dengan paksa. ia memasang muka serius sambil menatap tajam ke arah wanita yang saat ini duduk di sebelahnya.

"aku hingga sekarang tidak memiliki pasangan karena ia tidak pernah peka dengan perasaan ku terhadapnya." jaja yang tadinya tertawa melihat ekpresi serius irin tiba-tiba menghentikan tawanya.


jaja mengangkat sebelah alisnya, bukan aku kan?


irin yang mulai canggung dengan suasana ini, langsung tertawa lepas untuk mencairkan suasana. "hahahaha, aku hanya bercanda phi. minum ini." irin menarik tangan jaja dan memintanya untuk menerima segelas wine yang ada ditangannya.

ACCIDENT [FREENBECKY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang