#2

135 112 0
                                    

Sekitar jam 6 sore, langit sudah mulai gelap. Walaupun begitu, Haruto, Jeongwoo, Junghwan, dan Riki masih belum pulang. Mereka baru saja dari toko buku untuk membeli perlengkapan untuk tugas Junghwan dan Riki. Sedangkan Haruto dan Jeongwoo hanya ikut-ikutan saja.

Sepulang dari toko buku, mereka mengantar Riki ke rumahnya. Haruto, Jeongwoo, dan Junghwan tinggal di rumah Hyunsuk. Tanpa sengaja, Haruto melihat sesuatu di tengah jalan. Itu semacam brosur yang tergeletak di tengah jalan sepi.

"Eh tunggu, itu apaan dah?", Haruto memberhentikan langkah teman-temannya dan mengambil brosur itu.

Haruto mulai membaca isi brosur itu dan mengernyitkan dahinya. Haruto membawa brosur itu dan memperlihatkannya pada teman-temannya.

"Coba baca", Haruto memberikan brosur itu pada Jeongwoo.

Junghwan dan Riki juga kepo dengan isinya.

Isi brosur:
Jika anda ingin uang, bergabunglah dengan permainan pada tanggal 19 Februari 2024. Dengan menjalankan misi yang mudah maka kamu akan mendapatkan uang dengan mudah juga. Dapatkan uangnya segera dan nikmati umur panjang anda.

"Woah, ikut yu. Mana tahu dapet miliaran. Biar ntar jadi miliarder", ajak Riki.

"Jangan halu. Penipuan kayanya ini. Mana ada kaya ginian di dunia nyata", ucap Junghwan menyadarkan temannya.

"Kalo emang nyata gimana?", Jeongwoo menatap serius pada brosur yang ia pegang itu.

"Oh pantes belum pulang-pulang. Masih disini rupanya. Tahu ga bahayanya anak sekolahan masih keluyuran jam segini? Kalo kalian celaka, kita yang repot. Lagian pada ngomongin apa si kok sampe ga inget rumah?", tiba-tiba Jihoon datang bersama Hyunsuk. Mereka khawatir dan mengira adik-adik mereka itu dalam bahaya karena sedari tadi belum pulang.

"Udah berapa kali kalian kaya gini coba? Udah berulang kali kalian dinasehatin buat jangan keluyuran jam segini. Kalo udah pulang sekolah, langsung pulang ke rumah. Kalo emang ada kepentingan, tolong kabarin", kini giliran Hyunsuk yang ngomel.

Haruto, Jeongwoo, dan Junghwan yang merasa bersalahpun hanya menunduk. Mereka lupa mengabari Hyunsuk dan Jihoon. Sedangkan, Riki yang bingung hanya diam saja.

"Gausah nunduk. Itu apa yang dipegang Jeongwoo?", tanya Jihoon.

"Brosur aneh yang ditemuin Haruto barusan", ucap Jeongwoo memberikan brosur itu pada Jihoon.

Hyunsuk dan Jihoon membaca isi brosur itu dan tetiba ekspresi mereka berubah. Wajah mereka berubah pucat. Mereka saling tatap satu sama lain dan menatap adik-adiknya itu.

"Kenapa bang?", tanya Junghwan.

"Gua tahu gua cakep, kenapa ngeliatin kaya gitu?", pede Jeongwoo sambil bersedekap dada.

"Gua bakal anterin Riki pulang, kalian sama bang Hyunsuk", ucap Jihoon masih dengan wajah pucat dan pergi dengan Riki.

"Ayo pulang", ajak Hyunsuk. Hyunsuk, Haruto, Jeongwoo, dan Junghwan pun pulang.

Beberapa menit kemudian, mereka sudah sampai di rumah Hyunsuk dan disusul Jihoon.

"Bang, kalian tadi kenapa? Kok tiba-tiba kaya takut gitu? Kelilit utang?", tanya Haruto.

"Dih, gua tajir. Ga ada utang-utang", jawab Hyunsuk.

"Gua sama Bang Hyunsuk dapet pesan aneh tadi. Berkaitan sama brosur yang Haruto temuin", jelas Jihoon.

Isi pesan:
"Coba lihat apa yang ditemuin adik-adik lo. Jangan lupa ikut ya, ntar nyesel kalo ga ikut wkwk"

"Anehnya, pesan ini udah dikirim dari jam 1 siang tadi. Dari mana dia tahu kalo kalian yang bakal nemuin brosur itu?", tanya Jihoon.

"Eh kalian udah pulang. Oiya bang, gua tadi abis keluar sama Mashiho terus ada orang ngasih ini", Yoshi baru saja keluar dari dapur dan memberikan sebuah brosur pada Hyunsuk.

"Mashiho siapa?", Junghwan merasa asing dengan nama itu.

"Temen gua yang waktu itu gua ceritain mau pindah kesini. Inget ga?"

"Oh inget-inget", kata Junghwan.

Hyunsuk memandang serius brosur itu dan berkata, "Brosurnya sama.."

_________________________________________

.
.

"Sepada", Sunghoon masuk ke rumah dan duduk di antara Sunoo dan Riki.

"Darimana? Tumben baru pulang", tanya Sunoo.

"Abis dari bengkel. Motor gua tadi pundung", ucapnya.

"Eh Hoon, gimana motor lo?", tanya Heeseung yang baru keluar dari kamarnya.

"Masih di bengkel. Oh iya, tadi di pager depan ada ini", ucap Sunghoon sembari memberikan secarik kertas pada Heeseung.

"Alah biasanya juga brosur-brosur ga jelas", remeh Heeseung.

"Weh liat dulu"

Isi brosur itu sama persis dengan brosur yang tadi dilihat oleh Riki bersama teman-temannya saat perjalanan pulang.

"Loh ini kan brosur yang tadi ditemuin sama temen gua di tengah jalan", ucap Riki.

"Isinya aneh, ga kaya brosur-brosur pada umumnya", ucap Sunghoon.

"Pada bahas apa ni?", tanya Jungwon yang baru saja datang dari dapur membawa cemilan.

"Sunghoon bilang ada brosur aneh di pager depan", jawab Heeseung.

"Eh itu siapa di depan pager?", Jungwon menyipitkan matanya ke arah pagar rumah.

Seketika teman-temannya menoleh ke arah pandangan Jungwon. Terlihat sebuah bayangan nenek-nenek yang sedang berdiri menghadap rumah milik Jay itu.

"Serem bener, jangan-jangan tuh nenek yang nempelin brosur ini", ujar Sunghoon merasa curiga.

"Rik, tutup gordennya", perintah Sunoo.

Sebelum Riki menutup gordennya, ia melihat nenek itu melambaikan tangannya dan perlahan menghilang.

"Njir creepy", kata Riki.

"Udah gausah dipikirin. Rik, gua mintol ambilin semangka di kulkas dong", ucap Jungwon.

Riki pun mengambil semangka yang ada di kulkas dan memotongnya. Saat ia memakannya, rasanya ada yang aneh.

"Ni semangka udah dari kapan di kulkas?", tanya Riki.

Jay keluar dari kamarnya dan menuju dapur. Ia membuka kulkas dan menyadari ada yang hilang.

"Siapa yang makan semangka yang gua beli sebulan lalu?", tanyanya.

Riki tersedak, "SEBULAN LALU?" batinnya. Semangka hanya bisa bertahan di kulkas kisaran 10 hari - 2 minggu saja.

Teman-temannya hanya tertawa saja melihat Riki.

"Bajingan lo pada", umpatnya.

"Heh Rik, itu semangka udah lama kok dimakan?", tanya Jay.

"Mana gua tahu, kak. Gua disuruh ambil ni semangka sama kak Jungwon", katanya.

"Ya gua juga ga tahu kalo tu semangka udah lama di kulkas", ucap Jungwon sembari terkekeh.

_________________________________________

.
.

Riki lagi apes ya, wkwk. Kira-kira, apa yang akan terjadi selanjutnya? Brosur misterius itu mengganggu pikiran mereka. Mereka terus bertanya-tanya, apa sebenarnya maksud dari brosur itu?

Should we next?

KILL OR DIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang