Malam pun tiba. Anak-anak sekolah menerima pengumuman bahwa tanggal 19 Februari akan diliburkan. Aneh sekali. Apa ini kebetulan?
Beberapa dari mereka mulai menceritakan keanehan yang terjadi hari ini.
"Ngantuk jir", ucap Mashiho.
"Kok gua ga ngalamin apa-apa ya?", tanya Asahi.
"Sama. Hari ini ga ada yang aneh. Cuma sial aja sih", ujar Jaehyuk.
"Dih, harusnya bersyukur kalo emang ga ngalamin apa-apa. Emang lo mau diteror?", tanya Hyunsuk.
"Kaga sih", jawabnya.
"Emang sih bang Jaehyuk sial banget hari ini. Lupa ga ngerjain pr, jatuh dari motor, seragam kotor, duitnya ilang, tangannya sakit juga itu", jelas Yedam.
"Kasian bener lo bang", ucap Jeongwoo.
"Inilah hidup", kata Jaehyuk.
"Cih, sok bijak", celetuk Junkyu.
"Eits, jangan salah. Gua emang bijak bro. Udah cakep, bijak lagi. Kurang apa coba gua?", ujar Jaehyuk.
"Dih? Cakepan juga gua", sahut Haruto.
"Selflove-nya plek ketiplek sama bang Jeongwoo", gumam Junghwan.
"Gua denger loh, Hwan", ucap Jeongwoo yang terpanggil.
"Ini yang kena teror cuma bang Junkyu, Doyoung, sama Junghwan?", tanya Mashiho.
"Kok bisa sih? Apa ini ada kaitannya sama game itu?", tanya Haruto.
"Entahlah", sahut Jihoon.
"Ayo tidur semua. Udah jam 10 ini. Besok kan masih sekolah", ujar Yoshi.
Akhirnya, mereka semua pergi ke kamar masing-masing untuk beristirahat.
Sekitar pukul 2 pagi, terdengar teriakan yang sangat kencang dan suara itu membangunkan para pemuda yang sedang menikmati mimpi indahnya. Mereka beranjak keluar dari kamarnya masing-masing.
"Itu suara apa?", Tanya Haruto.
"Bang jihoon mana?", Junkyu balik bertanya.
Mereka semua menuju ke kamar Jihoon yang masih tertutup rapat. Saat mereka membuka pintu, terlihat Jihoon yang sedang meringkuk di samping kasurnya.
"Ji? Lo kenapa?" Hyunsuk menghampiri Jihoon dan memegang pundaknya.
Tiba-tiba Jihoon mendongakkan kepalanya dan menatap tajam pada teman-temannya. Sontak mereka bingung dan ketakutan.
Tatapan tajam itu berakhir pada Yoshi, pemuda yang berdiri paling belakang. Jihoon beranjak menghampirinya dengan seringai yang mengerikan."Bang, bang sadar bang", Yedam berusaha menyadarkan Jihoon.
Yoshi terdiam dan terus menatap mata Jihoon. Tak berselang lama, tubuh jihoon tiba- tiba melemas dan jatuh tersungkur di lantai. Teman-temannya langsung membopong tubuhnya ke kasur, sambil terus merasa kebingungan.
Mereka terpekik kaget saat buku-buku koleksi Jihoon tiba-tiba saja terjatuh. Buku itu berserakan di lantai. Doyoung dan Mashiho mengembalikan satu persatu buku itu ke rak buku.
"Ga ada angin dah perasaan", ucap Jeongwoo.
"Kalian tidur gih, biar gua yang jaga bang Ji", kata Asahi.
"Lo yakin Sa?", tanya Hyunsuk yang merasa tidak yakin.
"Yakin, lagian kalian pasti ngantuk 'kan? Mumpung gua gabisa tidur ini", ujar Asahi.
Mereka kembali ke kamarnya masing-masing, kecuali Asahi.
Ia mendekat ke arah Jihoon yang sekarang sedang "tidur" itu dan mulai duduk bersila di sampingnya.
Asahi mengeluarkan tali berwarna hitam dari sakunya dan mengikatkan tali itu ke tangan Jihoon.
Jihoon membelalakkan matanya yang sudah berwarna putih.
"Pergi."
_________________________________________
.
.Jungwon terbangun dari tidurnya. Ia sangat pusing dan haus. Ia memutuskan untuk berjalan ke dapur dan mengambil air. Berjalan dalam kegelapan yang sedikit membuatnya merinding. Ia meraba dinding untuk mencari sakelar lampu.
Tiba-tiba saja, ia merasa ada yang mendorongnya ke dinding dan mencekik lehernya.
Ia berusaha untuk meminta tolong tapi tidak bisa. Bahkan ia kesusahan untuk bernafas.
"Lepas", lirihnya.
Tangan itu mulai menjauh. Jungwon ambruk ke lantai karena kehabisan nafas.
Ia berusaha mengatur nafasnya, namun kepalanya terasa sangat sakit.
Terdengar suara langkah kaki di tangga. Jungwon pasrah, ia sudah tidak kuat membuka matanya lagi. Akhirnya, ia pingsan.
Suara langkah kaki itu ternyata berasal dari Sunghoon yang turun dari tangga untuk mengambil air juga. Ia sangat haus saat itu. Saat mencari sakelar lampu, ia tidak sengaja menyandung sesuatu.
Saat ia sudah menyalakan lampunya, terlihat tubuh Jungwon yang tergeletak di lantai.
Sunghoon panik. Lalu, ia memanggil teman-temannya untuk membawa Jungwon ke kamar.
"Tiba-tiba banget sih", celetuk Heeseung.
"Eh liat deh, itu leher Jungwon kok merah-merah gitu ya?", ujar Sunoo.
"Digigit nyamuk kali", sahut Riki.
"Ga, ga mungkin nyamuk bekasnya kaya gini", ucap Jay.
"Ini kaya bekas tangan deh", kata Jake.
"Gua sampe lupa mau ngambil minum", ucap Sunghoon lalu pergi ke dapur.
"Kenapa aneh banget ya? Ada aja kejadian yang ga masuk akal. Kalo misal itu disengaja, siapa yang ngelakuin?", tanya Heeseung.
"Pager depan udah ditutup, pintu depan udah dikunci, pintu belakang juga udah dikunci. Di luar hujan, tapi lantai ga kotor sama sekali", ucap Riki.
"Gua ngantuk. Gua balik ke kamar dulu ya", pamit Sunoo.
"Ih bocil ngantukan", ledek Jay.
"Ini jam 2 pagi jir, siapa coba yang ga ngantuk?", tanya Sunoo.
"Yaudah sana tidur. Nanti sekolah", ucap Heeseung.
"Kok gua laper ya?", tanya Jay pada dirinya sendiri.
"Sama. Bikin indomie aja yu", ajak Riki.
"Gas"
_________________________________________
.
.Kejanggalan semakin banyak. Apa mungkin ini ada kaitannya dengan game itu? Lihat saja nanti.
Should we next?
KAMU SEDANG MEMBACA
KILL OR DIE
Misterio / SuspensoDi sinilah letak keegoisan. Mereka hidup dengan penuh keraguan dan ketakutan. Cerita diawali dengan berbagai gangguan aneh dan sulit dipercaya. "Yang terdekat, belum tentu penyelamat. Yang terdekat, bisa jadi pengkhianat. Terkadang, keegoisan itu di...