Jungwon dan Riki masih terus berjalan tak tentu arah untuk mencari teman-temannya.
"Gua cape, Rik", keluh Jungwon.
"Yaudah istirahat dulu", ucap Riki.
Mereka pun memutuskan untuk duduk sebentar karena merasa lelah.
Junghwan datang sambil ngos-ngosan. Ia berhenti setelah melihat Jungwon dan Riki.
"Kenapa lari-lari, Hwan?", tanya Riki.
"Gua dikejar bang Junkyu", jawabnya.
"Kok bisa-"
"Hadeuh, lo bikin gua cape tau ga", ujar Junkyu yang baru datang.
Jungwon, Riki dan Junghwan kaget mendapati Junkyu yang membawa pistol dan pisau di tangannya.
"Bang, lo mau ngapain?", tanya Junghwan.
"Mau bikin lo nyusul Heeseung", ucapnya.
"Kak Hee?", gumam Jungwon.
Junkyu mulai mengarahkan pistolnya ke arah Junghwan, Riki, dan Jungwon secara bergantian.
"Siapa yang mau duluan?", tanyanya dengan seringai mengerikan.
DOR!
Setelah menerima peluru di perutnya, Junkyu pun berteriak kesakitan dan terbaring di lantai.
Junghwan, Riki, dan Jungwon menoleh ke belakang dan mendapati Sunoo yang sedang memegang pistol.
Ternyata, yang menembak Junkyu adalah Sunoo.
"Kalian gapapa?", tanyanya.
"Gapapa, untung lo gercep", ucap Riki.
"Gua tadi ketemu mayat kak Hee", ujar Sunoo.
"Kayanya si Junkyu juga yang bunuh", sambungnya.
"Sialan", umpat Jungwon.
Junkyu meraih pistolnya yang terjatuh di dekatnya dan mengarahkannya ke kaki Sunoo.
DOR!
Sunoo menjerit kesakitan saat peluru tersebut mengenai kakinya.
"LARI!", teriak Sunoo.
"Tapi-"
"LARI SEKARANG!", teriaknya lagi.
Jungwon, Riki, dan Junghwan pun berlari sesuai perintah Sunoo untuk menyelamatkan diri.
Mereka menoleh ke belakang untuk melihat keadaan Sunoo. Sebenarnya mereka tidak ingin lari, namun pistol Riki sudah kehabisan peluru. Pisau Jungwon dan Junghwan juga tidak bisa digunakan dalam keadaan seperti ini karena Junkyu masih memiliki pistol dan bisa jadi mereka akan celaka.
"GUA BAKAL NYUSUL! GUA JANJI!", teriak Sunoo.
Saat mereka lari, suara yang berkali-kali mereka dengar mulai terdengar kembali.
DOR!
DOR!
"Berhenti dulu", ucap Junghwan.
"Double kill jir, bang Sunoo hebat", ujar Riki masih sambil berlari.
"Lo yakin itu bang Sunoo?", tanya Jungwon.
Mereka bertiga terdiam.
"Kita gabisa kaya gini. Ayo balik", Jungwon mulai berlari ke tempat Sunoo berada dan diikuti oleh Riki dan Junghwan.
Mereka berhenti saat melihat Sunoo dan Junkyu yang tergeletak di lantai dengan luka tembak di kepalanya.
_________________________________________
.
.Haruto sekarang berada di samping mayat Asahi. Ia sudah melihat beberapa mayat teman-temannya.
Tetiba, ia merasakan dingin dari pisau yang menempel di lehernya. Tubuhnya menegang saat mendengar langkah kaki seseorang dibelakangnya.
"Gua belum bunuh siapa-siapa nih. Lo mau jadi orang pertama ga?", tanyanya.
Ternyata, itu Doyoung.
"Kak Doy?", panggilnya.
"Hadeuh, mengenaskan banget ya? Mau kaya dia ga?", tanya Doyoung sembari menatap mayat Asahi dengan seringainya.
"Jangan bunuh gua, kak..", ucapnya memohon.
"Gua yakin disini semuanya egois. Kan mending kaya gini daripada jadi sok baik dan nusuk dari belakang", ujar Doyoung.
"Jadi, mau pake pistol atau pake pisau aja?", tanyanya.
"Oh, jadi semuanya egois?", tanya seseorang dari belakang mereka.
Ternyata, itu Jeongwoo.
"Kalo gitu, gua bakal egois demi sahabat gua", Jeongwoo menyodorkan pistolnya pada Doyoung.
Doyoung juga menyodorkan pistolnya pada Jeongwoo.
Haruto semakin ketakutan, ia memegang pisaunya erat-erat.
"ENYAH LO PENGKHIANAT!", teriak Haruto dan melemparkan pisaunya tepat di paha Doyoung.
Doyoung berteriak kesakitan saat darah mengucur dari pahanya.
"Pengkhianat ga pantes hidup", ucap Jeongwoo lalu memberikan pistolnya pada Haruto.
"Bunuh gih"
DOR!
Haruto menembak Doyoung tepat di jantungnya.
"Good job, bro", puji Jeongwoo.
Haruto menunduk, ia memandang mayat Doyoung yang baru saja ia tembak. Jadi, ia sudah menjadi pembunuh?
"Gua selemah itu ya?", tanya Haruto.
Jeongwoo memeluk Haruto. Mencoba untuk menenangkannya.
"Gua tadi ketemu mayat kak Ji", ucap Jeongwoo.
Haruto menangis di pelukan Jeongwoo. Ia sudah pasrah dengan semuanya. Bahkan ia tadi sudah berfikir bahwa dia pasti akan berakhir seperti yang lain.
"Apa lagi ini Ya Tuhan?"
_________________________________________
.
."Ih kok serem gini si? Kaga nemu siapa-siapa selain ni makhluk satu", gumam Jake.
"Lah iya, pada kemana jir?", tanya Jay.
"Lawak bener kita ditinggal sendirian", ucap Jake.
"Eh itu Hyunsuk", ujar Jay.
"Bang!", panggil Jake.
Hyunsuk menoleh, menatap mereka dingin.
"Wah paan nih? Kaya tatapan dendam", lirih Jay.
Hyunsuk mengangkat pistol yang ia pegang ke arah Jay.
"Weh weh mau ngapain bang?", tanyanya.
"Enyah lo pengkhianat", ucapnya.
"LARI WOY LARI", teriak Jake.
"Lo gaboleh berakhir disini", ucap Jake.
DOR!
"AWAS BANG!", Jake menghadang peluru yang mengarah pada Jay dengan tubuhnya. Hingga peluru itu menembus dadanya.
Ia menjerit kesakitan dan akhirnya dijemput malaikat.
"APA-APAAN LO BRENGSEK?", gertak Jay.
Hyunsuk tersenyum dan berjalan menjauh. Sampai akhirnya ia menoleh ke arah Jay dan mayat Jake lalu berkata, "Liat deh siapa yang dateng". Jay reflek menoleh ke belakang.
DOR!
"Gua tahu ini percuma, tapi cuma ini yang bisa gua bantu", ucap Hyunsuk.
_________________________________________
.
.Kini hanya sisa beberapa saja yang hidup. Sungguh sangat mengenaskan, bukan? Apakah kalian menemukan kejanggalan?
Should we next?
KAMU SEDANG MEMBACA
KILL OR DIE
Mystery / ThrillerDi sinilah letak keegoisan. Mereka hidup dengan penuh keraguan dan ketakutan. Cerita diawali dengan berbagai gangguan aneh dan sulit dipercaya. "Yang terdekat, belum tentu penyelamat. Yang terdekat, bisa jadi pengkhianat. Terkadang, keegoisan itu di...