34. SUMPAH SEHIDUP SEMATI

2.2K 250 51
                                    

Plak!

Tamparan mentah kembali di layangkan oleh Alby tepat di pipi sebelah kanan Eliot. Tamparan kuat yang mampu membuat Wajah Eliot menoleh ke samping. Bahkan sakitnya juga datang dua kali lipat, Karena sebelumnya luka dari bogeman Alby pada wajahnya juga membuat ujung bibirnya robek. 

Eliot mendecih, Apakah Pantas Seorang Tuan Muda sepertinya di perlakukan seperti ini?. Diri nya yang selalu di pukul dan di sakiti secara fisik oleh Alby, Hanya alasan ia mencintainya, dia sedikitpun tidak membalas. Apa ia akan selalu membiarkan Alby melakukannya?.

Dengan berangsur Kambali menegakkan tubuhnya, ia menatap Alby dengan tatapan tajam. Tapi untuk beberapa saat, Ia terdiam. Alby menatapnya dengan ekspresi terluka. Lalu lama kelamaan, Kelopak matanya berair.

"Apa kamu sudah sadar sekarang?." Ia berujar dengan suara bergetar yang membuat Eliot tidak bisa banyak merespon.

Kenapa Alby yang menangis?. Bukankah yang terluka itu dirinya?. Lantas kenapa?. Apa yang membuat Seorang Alby dengan harga diri yang tinggi itu menitikkan air mata?.

Eliot terdiam, Menatap Alby dengan seksama.

"Apa kamu sudah sadar sekarang tentang apa yang sudah kamu katakan?."

Eliot tersentak, Mencoba kembali dari lamunannya, Berpikir kalau untuk kali ini dia tidak akan tertipu lagi, Dia tidak akan masuk ke dalam zona itu lagi, Dia tidak ingin menjadi  bodoh lagi. Kenapa dia harus percaya manusia?. Kalau sedari kecil dirinya sudah di ajarkan untuk tidak percaya. Di ajarkan untuk lebih percaya logika dari pada perasaan. kenapa dia sebodoh ini sekarang?.

Menganggukkan kepalanya secara berulang ulang, Eliot menatap mata Lunak dan teduh Alby dengan tatapan dingin. "Apa yang harus membuat ku sadar?. Kalau setiap saat. Aku selalu sadar dengan apa yang aku katakan dan lakukan. Apa Kamu butuh bukti?. Aku bisa mengatakannya sekali lagi." 

Alby mendelik, Menatap Eliot tak percaya. "Apa Kepalamu terbentur sangat keras?. HA, BRENGSEK!." ujarnya dengan suara keras di akhir kalimatnya.

Eliot  Tersentak dengan Kata kasar yang di ucapkan oleh Alby. 

"Apa yang sedang di duga oleh otak kecil bodohmu itu?." lanjutnya dengan suara yang terkesan lunak.

Otak kecil nan bodoh?. Apakah Alby pantas mengatakan itu ketika dia di banjiri air mata seperti itu?. Kenapa malah dirinya yang di hardik seperti ini?.

"Apa Kamu bisa berhenti mengatakan sesuatu hal seperti itu?. Kamu bisa membuat Ku marah."Eliot mengatakannya dengan tatapan datar, Mencoba mengontrol emosinya dengan tenang.

Alby yang melihat Hal itu tersenyum miring, Menghapus Air matanya kasar lalu menatap Eliot dengan wajah tenang. "Jelaskan semuanya, Apa yang membuat kamu marah dan berpikir untuk kita yang tidak memiliki hubungan apa apa  lagi."

Eliot terdiam, Apa itu ada gunannya sekarang?. Apa jika dia mengatakan semuanya, Semuanya akan ada perubahan?.

Ah ya, Benar juga. Tidak akan ada yang berubah. Penjelasannya tidak akan membantu sama sekali. 

"Tidak ada yang mau di jelaskan. Selesai sampai di sini."

Alby yang mendengar Perkataan Eliot membuat ia terdiam, Benar juga Dia melupakan bagaimana keras kepalanya seorang Eliot. Jadi Untuk melawan keras kepala, Bukankah Harus dengan keras kepala juga?.

Alby Mengangguk, Lalu kemudian ia melangkah mendekat Hingga berdiri lebih dekat dengan posisi berdiri Eliot. dengan tersenyum miring Ia menatap eliot dengan berani. "Kalau gitu, Aku akan memaksamu."Ujarnya.

Setelah mengatakan Itu, Alby pun Memegang pergelangan Tangan Eliot dengan sangat kuat, Lalu ia menariknya menuju Ranjang.

Eliot yang di tarik kasar Oleh Alby pun Berusaha melepaskan diri dari pegangan Pria itu. Pegangannya sangat kuat, Tetapi percaya atau tidak dirinya masih bisa melepaskan diri. Tetapi, Cara yang ia gunakan Mungkin akan membuat Alby terluka, Oleh sebab itu, Tidak mungkin baginya untuk melakukan metode itu.

Setelah sampai, Alby pun mendorong tubuh Eliot di atas ranjang, membuat Eliot kaget bukan main, Pikiran Aneh langsung masuk di otaknya, apa yang ingin di lakukan Alby tidak sesuai dengan apa yang ia fikirkan, kan?. Dia harap, Itu tidak sesuai. Tetapi Lebih dari itu, Dia harus buru berdiri, Karena tidak ada hal baik yang akan terjadi, kalau dirinya sudah di atas ranjang, Apalagi ketika bersama Alby.

Belum saja Eliot mencapai Posisi Ingin bangkit, tetapi  Alby yang lebih dulu melompat di atasnya, membuat dirinya sudah tidak bisa untuk kabur.

Dengan memaksa membuka baju kaos yang di Kenakan Oleh Eliot. Dari bawah, Alby pun mulai Mencoba menaikkan Baju trsebut, Tetapi ketika baju itu berada di antara kedua tangan Eliot, Alby berhenti, dengan bantuan Baju Eliot Ia pun mengikat Lengan pria itu.

"Apa yang sedang coba kamu lakukan?." Eliot berusaha melepaskan Ikatan kain yang terikat pada kedua pergelangan tangannya.

"Percuma, Aku tidak akan membiarkan kamu pergi."

"Lepas!. Jangan Membuat Ku marah, Jangan Coba lakukan apapun. Atau Kamu akan berada dalam masalah."

Alby tersenyum simpul, Sedikit menunduk dan lalu kemudian menggerakkan pantatnya di antara selangkangan Eliot Yang membuat Eliot sedikit meringis, Sungguh ngilu di bawah sana.

Alby yang merasakan respon tubuh eliot pun tersenyum miring, Dengan Melepaskan jas yang terpasang di tubuhnya, Lalu membuang nya sembarang arah sehingga sekarang menyisakan kaos putih dalamannha. Belum selesai sampai di sana, Dengan menekan titik berat pada Pantatnya, Alby mulai menekukkan kedua sikunya sembari mengangkat Ujung bagian bawah baju kaosnya, Membuka Kaos itu perlahan memperlihatkan bentuk tubuh Sexy Alby terekspos membuat Eliot terpaku melihatnya.

Tersadar Akan dirinya yang sudah  termakan permainan Alby, Ia mengalihkan pandangannya, Ia mendecih sembari mengumpat. "Ck, Brengsek!."

Alby yang melihatnya pun menunduk, dengan Mengangkat dagu Eliot untuk kembali menatapnya. "Ada Apa?. Apa sekarang kamu akan mengabaikan ini?. Bukankah ini Favoritmu?."

Eliot hanya diam tanpa bersuara, Dia hanya menatap Alby datar dengan tatapan Tajam. 

"Apa sekarang Bukan?." Eliot bergerak dengan menggesek pantatnya yang di  lapisi celana itu, Lalu menatap Eliot lagi. "Aku akan memberikannya, Tetapi sebelum itu. Ayo jelaskan Tentang Apa yang terjadi, Apa yang sedang di fikirkan Oleh otak kecilmu itu. Aku ingin tahu, Dan semuanya akan berubah." 

Dengan menyatukan Keningnya dengan kening Eliot, mmbuat ia lebih leluasa menatap wajah Itu. Alby berujar dengan nada yang sangat lembut. "Jangan membuat ku bingung. Aku sudah memikirkannya, Kesalahan apa yang membuat kamu berfikir kalau kita tidak memiliki hunungan apa apa lagi?."

Eliot hanya menatap Alby datar, Tidak merespon lebih tentang itu.

"El, Aku sudah bilang, Bukan?. Aku Mencintaimu, Sangat mencintaimu. Kalau kamu pergi Lagi, Aku tidak mempunyai alasan untuk hidup lagi."

Hap! .

Seperti Ular yang Sudah mengklaim harimau sebagai mangsanya, membuat Hewan Pemangsa itu menjadi miliknya. Dengan Perlahan, Ular tersebut Mulai Merayap Diam diam tanpa ketahuan. Melakukan Aksinya Mendekati mangsanya dengan sangat perlahan, Ketika sedikit  saja Harimau itu Lengah, Dengan gampang Ia pun memanipulasi nya dengan melilitkan tubuhnya di sekujur tubuh Harimau tersebut, Ketika Harimau tersebut mulai memberontak pada lilitan tubuhnya, dengan membuka rahangnya lebar lebar, ia mulai menakutinya sembari mempererat lilitanya, 

ketika Harimau itu Mulai melemah, Ia pun mulai melahapnya dengan perlahan dari ujung rambut sampai titik habis dari seluruh tubuhnya.

Semua!. Bahkan Setetes darah milik Harimau itu miliknya. 

Eliot menyunggingkan senyumnya, dengan mudahnya Ia pun melepaskan ikatan pada tangannya, lalu kemudian menangkap tubuh Alby, melilit tangannya pada punggung Alby sembari Meremas Bahu Pria itu oleh tangannya.

Dengan menatap Lurus kedepan, Eliot menyunggingkan senyum kemenangannya dari belakang Alby.  "Baiklah, Matipun aku akan membawamu."

TBC

Kali ini Targetnya lebih cepat tercapai ya, Makasih ya cintaku 😘 Semoga di Chapter ini mssih sama ya.

100 Vote 20 Komen lanjut lagi!!!

[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT S2 : El & Al's new world! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang