35. SELAMAT TINGGAl

2.4K 269 60
                                    

Sengaja menghembuskan Asap rokok dari mulutnya sehingga asapnya mulai mengepul di permukaan.

Tanpa merasakan kedinginan di karenakan tubuh yang hanya di tutupi celana dalam, Eliot bersandar pada sisi ranjang, menikmati suasana hatinya yang sedang buruk. Menoleh ke samping dimana Pria yang sedari tadi menangis sudah mulai terlelap dengan mata bengkak serta bercak bercak kemerahan pada tubuhnya. 

Eliot menghela nafas berat, Lagi lagi ia Kalah dengan nafsu Binatang-nya. Apa yang akan ia lakukan setelah ini?. Bukan merasa senang atau Bahagia setelah mendapatkan tubuh Alby, Dia selalu saja merasa frustasi.

Mengangkat ponsel yang dari tadi Ia genggam, Eliot menscrol scrol isi di dalamnya. Pesan pesan tak penting dan juga Nomor yang tidak juga penting. Eliot menghela nafas, Apa tidak ada yang bisa membantunya tentang apa yang terjadi ini?.

Ting

"Lo sudah bisa berangkat sekarang!"

Eliot membulatkan matanya sempurna,  Membaca pesan singkat itu dengan raut wajah bahagia. Saking senangnya  dengan pesan yang tiba tiba masuk itu. Ia langsung duduk dengan tegak.

Matanya kembali menoleh, Menatap Alby yang masih terlelap. Apa memang harus selelah itu itu?. dia tersenyum simpul, Alby dengan pertahanan tubuhnya yang lemah. 

Dan akhirnya Eliot masih tidak mendapatkan alasan di balik kejadian yang ia lihat tempo Hari. Siapa wanita itu. Kenapa Alby melakukannya.

Dengan sedikit merangkak, Dengan bersimpuh di lantai lalu memegang Tangan Alby sembari menatap Pria itu Lekat. Apapun Alasan di balik semua itu, Dia tahu kalau itu sedikitpun tidak akan merugikan Hubungan mereka. lagian apa yang ia takutkan?. sampai kapanpun Alby tidak akan bisa pergi darinya.

Dengan alasan yang sama, Eliot melakukan hal yang sama juga. kalau dia lebih sering menghabiskan waktu bersama Alby Apa yang menjadi langkah untuk mencapai tujuannya tidak akan pernah terjadi.

Mengecup Punggung tangan Alby lembut dengan Cukup lama sembari memejamkan matanya, Apapun yang ia lakukan, Semua demi Ia dan Alby. Jadi setelah ini, Dengan kecupan terakhir ini dengan jangka waktu yang lama untuk bisa melakukan  ini lagi.  Eliot membuka matanya perlahan.

Membelai Rambut bagian depan Alby yang menurun, Ia tersenyum simpul. Di saat seperti inilah, Dia tampak Lebih Dewasa.

Setelah selesai memandangi wajah Alby, Dengan sediikit menghela nafas ia pun bangkit, Berjalan ke arah kamar mandi Untuk menjalankan ritual mandinya dengan cepat.

Dengan Tubuh telanjang yang membasahi tubuhnya dengan Air shower, Eliot membelai rambutnya ke belakang sembari memejamkan matanya menikmati sensai pada air Hangat yang membelai kulitnya dengan lembut.

Tidak ada waktu untuk Ragu, Demi menjalankan kehidupan damai Berdua bersama Alby Ia harus melakukan ini. Dia sudah memikirkannya, sangat berbahaya bagi Alby untuk ikut bersama dengannya sekarang, Ntah ini Keputusan Yang baik. Tapi yang jelas, Alby Akan baik baik saja di tinggal sebentar, Pasti... Eliot terdiam sebentar, Benar kan?.

Mengambil Handuk yang tergantung di sampingnya, Melilitkan handuk tersebut di sekitar pinggangnya. Ia berjalan keluar. 

Berjalan dengan perlahan ke arah lemari, Mencari baju yang akan ia pakai. Dia tidak perlu melakukan Packing Packing segala, Karena apapun yang kurang untuk di pakainya, Tidak sulit baginya untuk membeli yang baru.

Setelah Selesai, Eliot melihat tampilan Tubuhnya di kaca, tubuh yang dia tempati sekarang, Memiliki Tubuh yang tidak buruk. Rahang tegas dengan mata tajam, Hidung mancung dengan bibir sedikit tebal. Tetapi sayang sekali, Tubuh Ini Harus Di isi 0leh dirinya yang tentunya akan melakukan Hal yang berbahaya.

Mengedikkan bahunya cuek, Lagian Bukan urusannya.,  Eliot berbalik. Alby masih terlelap, yang membuat ia bertanya tanya, Dia tidak mati kan?. 

Berjalan mendekat, Eliot berdiri di samping pria itu dengan sedikit menundukkan wajahnya, dengan kedua tangan yang di masukkan kedalam kantong celana.

lalu kemudian ia berjongkok."Apapun yang terjadi, Jangan mati. Tunggu aku, Aku akan datang menjemputmu." Bisiknya.

Setelah itu, Eliot pun bangkit. Berbalik, Ia pun berjalan ke arah pintu, memegang knop pintu, Ia menoleh melihat ke arah Alby lagi. "Selamat tinggal."Ujarnya

Memutar Knop Pintu, Ia menariknya kedalam. Setelah itu, Eliot pun berjalan keluar, Dengan santai Ia menyusuri rumah alby dengan langkah  pelan. Ini terakhir untuk waktu yang lama. Hingga akhirnya ia pun sampai di pintu keluar. 

Ketika membuka pintu. Mobil mewah langsung menghadangnya. Dengan tersenyum konyol Seorang pria yang menjadi Sopir pada mobil itu Menatap Alby dengan membuka kaca mobilnya.

"Lama tak jumpa."

Eliot mengangguk, dengan mempercepat langkahnya, Ia pun memutari mobil itu, lalu masuk.

"Berangkat sekarang?."

"Ya."

Denga kecepatan di atas rata rata dia pun Memutar kemudi Mobilnya sehingga berbunyi decitan. Setelah mobilnya sudah menghadap lurus ke gerbang Alby, IA pun menerebos keluar.

"Lo baik baik saja dengan ini?.

Ferga yang mengemudi dengan senyum yang tak pernah luntur di wajahnya menoleh. "Hm, Kenapa?."

"Lo akan pergi dengan Gue yang Tentu saja Waktunya Tidak Akan sebentar."

Ferga menggeleng. "Bagaimana Gue akan melewatkannya Ketika Gue akan pergi bersama selebritis terkenal."

Eliot menatap Ferga datar. "Sikap lo nggak pernah berubah."

Ferga tergelak sembari mengedikkan bahunya acuh. "Manusia tidak gampang berubah."

Eliot menghela nafas. "Apa akan baik baik saja?."

Ferga sedikit bingung, Kemana Arah pembicaraan Eliot sekarang. Cukup Lama ia memikirkannya Akhirnya ia mengangguk mengerti. "Ah maksud Lo, rain?. Jangan Khawatir. Tidak seperti seseorang, Gue sudah meminta izin di malam panas kami tadi malam."

Eliot menatap Ferga tajam."Karena seseorang juga, Gue tidak bisa meminta izin dengan benar. padahal sebelum kalian Bercinta. Lo bisa Mengirim pesan itu kan?. Apa lo sengaja?."

Ferga dengan senyum liciknya, Ia menatap Eliot. "Mana mungkin Gue sajahat itu." ujarnya

Eliot menoleh, menatap keluar jendela. mengabaikan Apa yang diucapkan Fergaa tadi, Dia tidak sebodoh itu untuk tidak tahu kelicikan Pria yang sudah dewasa ini. Ntah itu naluri bisnis Ferga, Ntah memnag itu sifat Aslinya. eliot sama sekali tidak peduli.

Karena Dari awal, Dia memang tidak berniat mengajak Alby pergi ke situasi berbahaya. kalau soal perkataan nya saat itu, Itu bukan di peruntukkan pada situasi sekarang. 

Di sisi lain, Alby yang mendengar Decitan mobil di halamannya Seketika Membuka matanya perlahan. Duduk dengan mengucek matanya secara Perlahan.

"Ternyata sudah pergi." Gumamnya.

Dalam Tidurnya, Alby mendengar perkataan Eliot. Lagian siapa yang tidak terganaggu dengan sentuhan itu?. Apalagi dengan suara berat yang terdengar di telinganya. Membuat Bulu kuduk Alby berdiri, Tetapi dia enggan untuk menangkap Apa yang di lakukan Eliot secara sembunyi sembunyi itu. Ntah apa alasan di balik Semua tingkah Eliot yang meninggalkannya, Yang pasti alasannya demi dirinya. Lagian, Dia juga masih memiliki tuntutan di sini. Anaknya belum Lahir, Dan dia sama sekali belum bisa tenang.

Oleh sebab itu, Di saat Eliot pergi. Dia juga harus menyelesaikan semuanya.

" 'Apapun yang terjadi, Jangan mati' Huh." Gumamnya, Sembari terkekeh, Apa tidak terbalik?. Alasan apapun itu, Dia yakin Eliot sedang melakukan Hal yamg berbahaya. 

" 'tunggu aku, Aku akan datang menjemputmu.' " Lagi lagi Alby mengulang perkataan yang di katakan Eliot, Baiklah. Untuk terakhir kalinya, Dia akan menunggu. Mendongak menatap Langit langit kamar sembari menghela nafas berat. "Semoga kamu Baik baik saja." gumamnya.

TBC

Targetnya kembali tercapai dengan cepat, ya. Dengan mengobrak abrik otak yang awalnya tidak bisa memikirkan apa apa. Akhirnya chapter ini terselesaikan.

Semoga kalian suka ☺

+100 Vote dan +29 kom3n, Kita lnjut lagi!.





[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT S2 : El & Al's new world! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang