"Gila, Gila!!. Lo Memang Gila. Tangan Gue masih gemeteran bego!. Padahal sudah beberapa bulan yang lalu,"
Eliot yang sedang belajar berjalan Yang di bantu oleh suster seketika tergelak. Ferga yang sedarii tadi duduk di kursi tunggu sembari menemani nya tidak henti hentinya mengoceh, Selalu mengatakan Hal yang sama ketika Pria itu berkunjung. Mungkin ini sudah kali keberapa dia mengatakan Hal itu.
"Lo masih membahas kejadian Itu?." Ujar Eliot Tak habis Fikir.
"Yaiyalah, gilak!. Mimpi Buruk mulu, gue. Tau nggak!."
"Oya?." Eliot merespon enteng, Toh, Ferga benar benar berlebihan.
Padahal dia hanya meminta ferga untuk menemaninya, salah siapa yang melihatnya melakukannya? yang merasakan perih ketika lidahnya di potong, dan rasa sakit ketika sepuluh jemarinya di potong juga dirinya, Kenapa Dia yang berlebihan? Padahal Tugasnya hanya membantunya untuk memotong penis. lagian tanpa melihat pun Ferga bisa melakukannya.
Sungguh berlebihan, padahal ia yang juga sudah memotong kecil kecil ayahnya saja. baik baik saja tuh.
"Lo denger El?. Ini pertama kalinya Gue membunuh Orang, lo tau?. Kalau awak media tau, Gue nggak tau mau di taruh di mana wajah Gue. Lo tidak lupa, Bukan?. Kalau Gue juga memiliki seorang kekasih?. Rain butuh Gue, Bego!."
Eliot mengangguk, Sebenarnya dia sudah bisa berjalan sendiri, Walaupun sedikit kesulitan, Tetapi dia masih bisa Mengusahakannya, "Rain butuh Lo?. Dimana datangnya kepercayaan diri itu?. Memang Rain ada kekurangan sesuatu hingga lo harus selalu bersamanya?."
"Pria yang meninggalkan kekasihnya hampir setahun tidak akan mengerti. "Ujar Ferga spontan, yang membuat Eliot mendengus. tidak tahu mau menjawab apa lagi. Dia kembali melanjutkan pembelajarannya, Melepaskan pegangannya,lalu kemudian mencoba menyeimbangkan diri.
Dia harus bisa melewati ini secepatnya, Dia merindukan Alby. Dia ingin dengan bangganya menunjukkan dirinya di hadapan Alby. Melakukan Banyak hal bersama sama tanpa ada keraguan Lagi.
Ternyata, Fikirannya saat bangun dari koma Benar benar ingatan yang sebenarnya, Awalnya ia Ragu, Siapa Alby yang selalu dia Ingat dan membuat dadanya selalu sesak karena rindu?. Siapa Pria itu?. Perasaan yang tidak asing. Semua memori memori aneh bahkan tiba tiba masuk membuat Kepalanya berdenyut nyeri. Siapa?. Siapa lagi?. Ini bukan dirinya. Tubuh yang sama sekali berbeda.
Bahkan, Dia kembali pingsan beberapa Hari karena memori aneh. Dan ketika ia terbangun, Ferga berada di hadapannya.
Ferga mulai menceritakannya yang membuat dirinya terdiam, Ternyata Alby yang di maksud adalah kekasihnya. Siapa sangka kalau Diirinya memiliki kekasih?. Saat itu jantungnya berdegup sangat kencang, Seolah olah degupan itu membenarkan perkataan Ferga.
"Ohya El. Kenapa lo tidak melepaskan mayat large setelah ia mati saat itu juga?. Sudah 3 bulan, baru lo keluarkan seolah olah lo sengaja melakukannya."
Eliot tersentak dari lamunannya, Di ruangan yang lumayan besar ini, memakai Piyama Rumah sakit dengan masih mencoba berjalan dengan tersenyum simpul. "Gue harus menunjukkan kehadiran Gue."
Ferga mengerutkan keningnya bingung, Aneh dengan perkataan yang di ucapkan Eliot, Apa yang sedang di fikirkan Pria itu?. Dan apa maksudnya?.Kehadiran, Apa?.
"Maksud lo?."
Eliot menoleh, Menatap Ferga sebentar, Lalu kemudian dengan bantuan perawat dia mulai kembali berjalan masuk. dia hanya diam, tanpa menjawab. membiarkan Ferga ,menunggu untuk sementara. "Saya baik baik saja sekarang, Saya ingin pulang, Bilang kepada Bastian."
Perawat dengan kepala menunduk Hormat ia mengangguk. "Baik, Tuan muda.". Bastian yang ia maksud adalah Dokter yang menanganinya selama ini.
Eliot memgangguk. "Baiklah. kamu boleh pergi."
Dengan sedikit membungkuk, Perawat itu mulai berlalu pergi meninggalkan Eliot dan Ferga di ruang ganti.
Dengan perlahan, Eliot mulai membuka piyamanya, "Apa Lo pernah dengar istilah Mayat bisa bicara?."
Ferga diam sebentar. "Bukankah hal itu yang biasa di lakukan para dokter untuk melakukan autopsi jenazah Yang meninggal, untuk mencari penyebab kematiannya?."
Eliot mengangguk. "Tetapi sekarang, target Gue bukan Para dokter itu. karena bagaimanapun, Mereka tidak akan menemukan apa apa, kecuali sidik jari Large sendiri."
"Maksud, Lo?. Tidak ada sidik Jari gue di sana?. Mana mungkin bisa, Setidaknya sidik jari itu hilang, bukan malah di ganti."
Eliot menoleh menatap Ferga nyalang. "Jangan remehkan Orang orang yang Gue pekerjakan. "
Ferga tersentak, Aura dominant yang sama dengan Emilio dulu.
Eliot menghelan nafas, lalu kembali melanjutkan aktifitasnya menukar pakaiannya dengan berdiri. "Alby." Ujar Eliot Tiba tiba.
Ferga lagi lagi tampak bingung. "jangan ngomong setengah stengah bego, Gue lagi malas mikir."
"Bodoh!. Baiklah, Biar Gue jelaskan."
Ferga mengagguk. "Lo tahu kan?. Kalau tubuh Gue sudah tertidur selama hampir 10 tahun di sini?, Dan Alby mengetahui tentang itu."
Ferga cengo, dia tidak bisa berkata kata. Kenapa Alby bisa dengan pengawasan seketat ini?. Sepertinya Ferga meremehkan Alby.
"Alby, Pria itu sudah berkeliling dunia hanya untuk mencari Gue."
"mau bagaimanapun, Bukankah tetap mustahil untuk dia menemukan, Lo?. Lihat keamanan ketat ini. Bukankah keluarga lo juga tidak akan mengizinkannya?."
Eliot mnegnaggukkan kepalanya mengerti. "lo tidak lupa dengan jaringan bisnis Alby bukan?. Dan bagaimana Kalau kakek Gue adalah salah Satu Client Pria itu. Bukankah Kemungkinan yang awalnya 0% akan bisa melonjak menjadi 10%?."
"Tidak 100%?." Tanya Ferga. Kalau membahas tentang itu, Bukankah itu mungkin saja?.
Eliot menggeleng, berbalik dengan pakaian yang sudah rapi lalu berjalan keluar Ruang ganti dengan tangan yang di masukkan kedalam celananya dengan beriringan dengan Ferga.
"Tidak akan sampai sebanyak itu. Karena kakek Gue, Pria yang Protectif kalau menyangkut penerusnya."Ferga mengangguk. "Jadi pesan lo apa?."
Eliot berhenti melangkah, menatap lurus kedepan. " 'Aku di sini, kalau aku terlalu lama.Kamu tahu dimana Aku berada,' .Begitu?." Ujar Eliot tersenyum tanpa berhenti menatap lurus kedepan.
Ferga yang bingung mengikuti arah pandang Eliot, Dia kenal Pria yang sedang berjongkok di tepi dinding Ruangan itu. lalu menoleh menatap Eliot di sampingnya, Pria itu tersenyum. Lalu beberapa saat kemudian, Dia mempercepat langkahnya untuk berjalan mendekat, meninggalkan Ferga di belakang. Berdiri di hadapan Pria itu, Lalu menepuk Pundaknya lembut.
"Permisi.."
Rambut Pirang, Alis tebal yang tercetak sempurna, Bola mata lumayan panjang dengan Bola mata berwarna biru Terang, Alby Terdiam sebentar, Matanya seketika terhipnotis oleh mata indah itu untuk tidak melihat ke arah lain, Mata yang menunjukkan keposesifan yang melarangnya untuk berpaling. Alby masih diam, Tetapi beberapa saat kemudian, Matanya berangsur Turun dengan masih menatap pahatan indah dari wajah itu, Hidung mancung dengan Bibir sedikit tebal, Rahang tegas yang menandakan betapa maskulinnya.
Alby masih belum berkata apa apa, dia benar benar terpesona, Keraguannya atas Cinta nya sendiri tiba tiba mendapatkan jawabannya.
"Sayang?."
Suara serak yang keluar dari bibir Sexy Itu, Panggilan sayang yang bermaksud untuk menggodanya, Inilah Pria yang ia cari, pria yang awalnya tidak memperlihatkan mata indahnya, sekarang terbuka sempurna, Dan di mata itu indah itu hanya ada pantulan dirinya di sana yang membuatnya berkali lipat lebih indah.
Air mata Alby lagi lagi mengalir keluar yang membuat Eliot seketika panik, Dengan spontan. ia Memeluk tubuh Alby Erat di dalam pelukannya dalam posisi berjongkok, sembari menepuk nepuk punggung Pria itu lembut.
Dengan menyandarkan kepalanya pada Kepala Alby yng posisinya lebih rendah darinya, ia Berujar dengan suara yang berbisik. "Apa Aku terlalu lama?. Maafkan aku.. Terimakasih telah datang membuat pertemuan kita datang lebih cepat."
TBC
Target lagi cintakuu..
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT S2 : El & Al's new world! [END]
FanfictionDunia Maya sedang di hebohkan dengan Munculnya skandal dari Aktor terkenal Yang sedang naik daun saat ini. Dia large, Pria Brengsek dan Manipulatif penyuka seks Tiba tiba masuk rumah sakit Dengan Kepala belakang Di hantam Kuat dengan vas Bunga besar...