Part Fourteen (14)

39 23 23
                                        


Hargain author dengan vote!

•Happy reading•

Tadinya Raya yang pingsan dibawa ke ruang kesehatan (UKS) tapi melihat Kondisi Raya yang bisa dibilang parah. guru guru disana membawa Raya ke Rumah sakit terdekat. Mira juga ikut ke Rumah sakit untuk menemani Raya. disana Mira terlihat khawatir, ia baru sadar jika ia mempunya kontak Agnes. dengan cepat ia menelpon Agnes, tak lama ada jawaban dari panggilan yang diajukan Mira

"Kak Agnes. Raya pingsan" ucapnya mencoba untuk tenang.setelah ia memberi tahu Raya di bawa ke rumah sakit mana, Agnes cepat pergi ke rumah sakit tersebut untuk melihat kondisi sang adik tercinta.

Agnes berlari ke perawat rumah sakit lalu menanyakan dimana letak kamar Raya. ia bergegas ke kamar yang perawatnya bilang. setelah sampai di dalam kamar rumah sakit. ia melihat Raya yang masih setia menutup matanya dari tadi, ia juga melihat Mira di samping ranjang Raya "Apa yang terjadi,Mira? kenapa bisa kayak gini?" tanyanya dengan air mata yang tak bisa ia bendung. Mira menjawabnya dengan menggelengkan kepala tanda tak tahu "Mira gak tahu kak. tapi tadi pas istirahat Karina ngajak Raya ke taman sekolah. Terus gak lama Raya lari sama kepalanya yang udah berlumuran darah, dia teriak minta tolong ke Mira, Mira yang panik langsung samperin Raya dan gak lama setelah itu guru Dateng dan bawa Raya ke UKS setelahnya ke rumah sakit ini" -jelas Mira ke Agnes. Agnes terus saja memegangi tangan sang adik menciumi punggung tangan milik Raya dan sesekali ia memohon agar Raya membuka matanya "Aya, buka matanya dong" rengeknya sambil mengusap pipi Raya.

Sedangkan di sekolah. Karina dan Anas yang mengetahui Raya dilarikan ke ruamah sakit tentu panik dan takut. siswa/i yang disekolah juga kebingungan apa yang terjadi sebenarnya. Karina dan Anas melarikan diri ke suatu tempat agar tak ketahuan oleh guru. "Aduh gimana nih? elu sih mukulnya terlalu keras. kalo dia amnesia gimana?" ucap Karina dengan gelisah "itukan rencana lu. kalo Raya amnesia ya biarin lah. i don't care." jawab Anas

(Kembali lagi ke rumah sakit) tangan Raya bergerak "Raya" panggil Mira dan Agnes bersamaan "Kalian siapa?" tanya Raya kebingungan yang membuat hati Sang kakak, Agnes hancur berkeping keping. dokter yang baru saja datang ke kamar inap menjelaskan bahwa Raya terkena benturan yang menyebabkannya hilang ingatan. tapi syukurnya hanya sementara, jadii orang orang yang ada di sekitarnya harus membuat ingatan di otak Raya kembali seperti dahulu. Setelah menjelaskannya sang dokter berpamitan untuk pergi dari kamar tersebut. Agnes menangis mendengarnya. ia ingin tahu siapa orang yang membuat ingatan sang adik menghilang "besok, jika kamu bertemu Anak yang namanya Karina itu. kamu suruh dia ke rumah saya aja ya, Mira. saya mohon ke kamu" titah Agnes "Oke kak" jawab Mira dengan senyum tulus.

Cello yang dari tadi menunggu sang sahabat pulang merasa bosan ketika sudah lewat dua jam ia menunggunya. ia pergi ke dalam sekolah tersebut dan mencari Raya "Misi kak. yang namanya Raya mana ya?" tanyanya sopan kepada perempuan yang ada di depan kelas Raya "Raya tadi di bawa ke rumah sakit karna pingsan" jawab perempuan tersebut yang membuat Cello kaget "di bawa ke rumah sakit mana kak?" tanya Cello kembali " kalo gak salah rumah sakit harapan palsu." jawab perempuan tersebut yang berstatus teman sekelas Raya "makasih kak" ucapnya lalu berlari ke rumah sakit tersebut. setelah sampai dan bertanya dimana letak kamar Raya. ia berlari ke sana dengan tergesa gesa "Raya? Lo kenapa?" tanya Cello "Lo siapa? kok bisa tau nama gw?" perkataan itu juga menusuk hati Cello "Gw Cello, sahabat lu" Jawabnya lembut "dia amnesia Cel" ujar Agnes sendu. Cello meneteskan air matanya "Cepet sadar Ray." ucapnya sambil mengusap punggung Raya.

Hari ini Raya dibolehkan pulang dengan dokter Yanga da di rumah sakit. Agnes menuntun Raya untuk pergi ke mobilnya yang ia bawa.

|||•|||

"kamu gak inget kakak?" tanya Agnes sendu ke Raya "Inget" jawab Raya singkat untuk menjawab pertanyaan sang kakak "Terus kalo dia?" ucap Agnes menunjuk ke arah Cello "Enggak" jawabnya yang membuat Cello menggalau brutal "sabar Cel. kita bakalan balikin ingatan Raya bareng bareng" ujar Agnes mengusap punggung Cello.

••••

Mira sedang duduk di kursinya dengan menatap ke arah jendela, ia melakukan kondisi Raya yang sekarang amnesia. ia sangat membenci orang yang berani memukul kepala Raya. ia berjalan di koridor sekolah menjuju ke ruang OSIS. ia mengetuk pintu ruangan tersebut, lalu mendapat izin untuk masuk ke ruangan OSIS itu. "Kak. saya mau tanya. di taman sekolah ada cctv nya gak?" tanya Mira kepada laki laki yang bernama galang "Ada cctv tersembunyi disana. ada apa?" tanya Galang "Kejadian kemarin Kakak belum tau?" sungguh Mira sangat terkejut masa iya sih, OSIS gak tau kejadian kemarin? "Oh. maksud kamu kemarin ketika Raya pingsan? itu sudah diketahui oleh kepala sekolah." ujar Galang "oh syukur deh. yaudah gitu aja sih kak. makasih" Mira akhirnya keluar dari ruangan tersebut.

Sekarang Karina dan Anas sedang ditanyakan mengapa ia memukul kepala Raya "Raya tadinya nampar saya Bu. saya yang bawa tongkat baseball gak sengaja kena kepala dia" jawab Anas "KAMU KIRA SAYA BODOH? ADA CCTV DI SANA. JADI KAU TAK BISA BERBOHONG" Bentak kepala sekolah itu. mereka hanya bisa menundukkan kepalanya dengan hati yang semakin membenci Raya



"Kalian terancam dikeluarkan dari sekolah" ~~




"Kalian terancam dikeluarkan dari sekolah" ~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


maaf ya chapter kali ini aku bikin pendek. soalnya aku kehabisan pikiran buat bikin cerita ini seru.

Vote dan komen sebanyak banyaknya 💖

makasih udah mampir.

lopyu and see you 💖



Raya {on going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang