Part Twenty (20)

29 14 26
                                        


Vote untuk menghargai author!!

Happy reading 💖

perempuan itu adalah...

Anas.!!

Ia lari ketika tahu bahwa ia dilihat oleh Agnes. ia hanya meletakkan sebuah kertas tulisan yang berlumuran darah diatas meja Raya melewati langit langit kamar Raya yang sedikit ia bolongi.

Tulisan Yang ada di kertas tersebut:

"Halo Raya.. sudah lama kita tak bertemu yaa! apa kabar? apakah kabarmu baik? jika iya, aku akan membuat kabar buruk suatu hari nanti."

-oranh yang memusuhimu.

Hanya itu tulisannya.

Pagi harinya, Raya melihat tulisan tersebut 'palingan ini catetan tahun kemarin yang aku lupa simpen.' batin Raya lalu membuang kertas itu.

💫💫💫

Raya dan Cello sudah pulang sekolah, sekarang mereka sedang membeli jajanan pinggir jalan.

"Eh busetttttt..! dimana mana ada cromboloni!" kagum Cello pada pedagang cromboloni pinggir jalan.

"Iya neng, Abang kan tau yang lagi trend" ucap abang-abang pedagang cromboloni dengan percaya diri yang tinggi dan melampaui batas.. (wkwk.. bercandya)

"Oh gitu." Kata Cello. Abang-abang pedagang itu pun mengangguk.

Raya menepuk kecil pundak Cello.

"Mau beli apa?" tanyanya dengan mata berbinar dan terlihat muka bahagia.

"Beli cilok, seblak, telur gulung, cireng, basreng, sama jus buah aja." titahnya sambil menatapn Raya dan mengedip kedipkan matanya.

. .
. .
. .

Raya pun hanya mengangguk. mereka pulang dengan banyak jajanan yang mereka beli tadi.

"Aya pulang." ucapnya lemas dan tak ber-energi.

"Kenapa kamu? lemes amat" tanya Agnes dengan wajah khawatir.

"Uang Aya abis. diabisin monyet liar ini." ucapnya lesu sambil menunjuk Cello yang sedang makan cireng.

"Yaudah lah. nanti Kakak kasih lagi." tutur Agnes.

"Janji?" Raya memastikan. Agnes pun mengangguk dan menyerahkan jari kelingking nya, Raya mengikatkan jari kelingking miliknya dan jari kelingking milik Agnes.

Raya menatap dua koper, tas besar yang ada di sofa.

"Itu buat apa kak?" tanyanya dengan wajah kebingungan.

"Kakak mau kembali ke kota besok." jawabnya. Raya yang tadinya senang seketika menjadi sedih.

"loh kak besok? kan bisa ke kota nanti aja kak!" protes Raya pada Agnes.

"Butik yang ada di kota kalo gak ada kakak makin berantakan, Aya." ucapnya dengan nada lembut dan senyuman.

"hiks masa cepet banget kak?" tangisan Raya pun pecah. Cello yang melihat Raya menangis pun ikutan sedih tapi ia tak menangis.

Raya {on going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang