"Kenapa Noa sekarang jarang bermain dengan kita?"Seorang anak laki-laki memainkan balok kayu di meja dengan muka murung, Ave namanya. Ia terlihat tidak bersemangat walaupun waktu makan malam telah tiba. Padahal biasanya waktu makan akan menjadi waktu favoritnya.
"Anak aya kenapa?"
Ayah Ave yang sedari tadi memperhatikan anaknya tampak kurang bersemangat tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak bertanya.
"Noa, ayah. Dia sudah lama tidak bermain dengan kami," adu Ave pada ayahnya, setengah merengek.
"Memangnya Noa kemana?"
"Katanya dia ingin membawa teman barunya untuk bermain bersama. Namanya Leta, tapi tadi dia juga tidak datang," keluhnya.
Ayah Ave tampak berpikir sejenak tentang bagaimana cara membuat anaknya kembali bersemangat. Hingga satu ide terlintas di otaknya begitu saja saat meluhat istrinya datang mebawa 3 piring berisi telur orak-arik.
"Bagaimana jika besok kamu ajak Noa dan teman barunya ke peternakan?"
Ave menatap bingung pada ayahnya. "Bukankah biasanya ayah melarang kami bermain di peternakan?" tanya Ave bingung. Bocah laki-laki itu, sih, mau-mau saja jika disuruh bermain di sana.
"Hanya sekali. Besok ayah akan mengambil banyak telur. Kamu dan Noa suka telur, kan?"
Pandangan Ave yang semula bingung, berubah dengan cepat digantikan oleh binar bahagia. Telur adalah makanan kesukaannya. Namuan untuk Noa, memangnya anak itu suka telur?
"Noa tidak suka telur, Ayah," sanggah Ave.
"Benarkah? Ayah pikir kalian suka telur.
Ave menggeleng pelan sebelum menjawab, "Noa itu alergi telur. Tangannya akan merah-merah setelah makan telur. Seram sekali, Ayah." Ave bergidik ngeri saat mengingat kejadian beberapa bulan lalu dimana ia membagi bekal telurnya dengan Noa.
"Aneh ya, Yah?" ucap Ave sekali lagi. Ayahnya menaikkan alis kebingungan.
"Noa alergi telur, tapu dia suka sekali mengejar ayam," jawab Ave dengan entengnya. Dilihat dari gelagatnya, jelas sekali anak ini sudah tidak murung lagi. Sepertinya besok Ave benar-benar akan menyeret Noa ke peternakan untuk mengejar ayam bersama. Juga untuk berkenalan dengan teman barunya.
.
.
.[TBC]
[09/02/2024 - 21.28]
[308]Shell
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We There Yet?
General Fiction"Kemarin aku melihat bebek di danau," ucapku pada Leta, salah satu teman terdekatku di desa ini. "Tidak mungkin. Danau itu, kan, katanya tidak bisa disentuh makhluk hidup." "Tapi kemarin ada. Sungguh. Dia berenang ke jauh ke seberang sana." Leta mel...