"Hei, Leta."
"Iya?"
Kami melanjutkan perjalanan setelah tertidur sebentar sehabis makan tadi. Sesungguhnya, aku mulai bosan. Pemandangannya selalu sama. Pinggir danau, pohon-pohon, daun-daun kering. Sebenarnya seberapa luas danau ini?
"Kamu pernah memikirkan bagaimana jika danau ini kering?" tanyaku acak untuk mengusir bosan.
"Kering?" tanya Leta yang sepertinya tidak paham drngan maksudku.
"Iya. Bayangkan jika tiba-tiba besok air di danau menghilang. Ah! Bukan! Bayangkan jika tiba-tiba semua air di bumi memghilang!"
Aku tidak tahu apa yang ada di pikiran Leta. Apakah pertanyaanku terlalu mengejutkan? Leta langsung berhenti dengan oandangan kosong tepat setelah aku selesai bersuara.
"Aku akan mati," gumamnya. Agak susah aku mendengar karena suaranya yang terlalu berbisik.
"Apa?" tanyaku memastikan.
"A--ah! Kita semua akan mati. Iya, kan?" jawabnya gelagapan.
"Kalau tidak ada air, kita akan kehausan. Saat cuaca panas, kata Ibu kita bisa mati jika tidak meminum air," lanjutnya kemudian.
Aku mengangguk setuju. Ibu juga pernah bercerita tentang orang yang sakit karena berpuasa terlalu lama. Puasa itu tidak makan dan tidak minum, kan?
"Iya juga, tapi kan masih ada makanan lain yang punya air," sanggahku.
"Bagaimana cara kita memasak tanpa air, Noa?"
Hmmm... Memasak tanpa air? Digoreng? "Bisa digoreng bisa juga dibakar. Iya, kan?"
Aku cukup bangga dengan jawabanku. Tidak ada air? Tidak masalah! Aku pintar, kan?
"Kalau begitu airnya bisa hilang."
Eh?
"Kalau digoreng atau dibakar, airnya hilang, kan?" tanya Leta setengah berpikir. Ah ... benar juga. Ikan yang dibakar Ibu juga akan jadi kering pada akhirnya.
"Jadi kita benar-benar akan mati kalau air di bumi hilang?" tanyaku memastikan.
"Sepertinya begitu. Yang jelas aku tidak suka. Pasti akan sangat panas dan terasa sangat haus. Pohon-pohon juga pasti akan mati. Kita akan sangat kotor dan bau karena tidak bisa mandi. Lalu akhirnya," Leta menoleh ke arahku sebelum akhirnya menlanjutkan, "kita akan mati."
"Baiklah itu menyeramkan. Cukup berandai-andainya. Kita jalan saja."
Aku menarik tangan Leta untuk melanjutkan perjalanan. Aku tidak mau mati kepanasan seperti itu. Hanya membayangkan saja sudah membuatku gerah.
.
.
.[TBC]
DWC NPC 2024 Day 3: Done
[04/02/2024 - 19.07]
[327]Shell
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We There Yet?
Algemene fictie"Kemarin aku melihat bebek di danau," ucapku pada Leta, salah satu teman terdekatku di desa ini. "Tidak mungkin. Danau itu, kan, katanya tidak bisa disentuh makhluk hidup." "Tapi kemarin ada. Sungguh. Dia berenang ke jauh ke seberang sana." Leta mel...