"Hah!"
Hosh ... hosh ... hosh
"Noa, kenapa? Mimpi buruk?"
Leta? Kenapa kami malah duduk di bawah pohon?
"Coba minum sebentar, lalu kita lanjutkan perjalanan," ucap Leta sambil menyodorkan botol minumannya.
"Melanjutkan perjalanan?"
"Iya, kita tadi tertidur setelah makan. Noa tidak ingat?"
Tunggu, makan? Bukannya kami sudah melanjutkan perjalanan setelah makan tadi? Air terjun, tulang dino, janji menaiki kapal di pantai. Juga Leta yang berbicara sendiri. Apakah itu semua mimpi?
"Leta, kamu mau membawa oleh-oleh apa untuk Ibumu?" tanyaku untuk memastikan.
"Oleh-oleh? Ibu tidak meminta oleh-oleh, Noa."
Aku terdiam. Berarti benar itu hanya mimpi. Namun kenapa rasanya sangat nyata? Kata Ibu, mimpi yang terasa terlalu nyata mungkin adalah suatu tanda, tapi tanda apa?
"Leta yakin? Bukannya tadi Leta bilang ingin membawa oleh-oleh?"
"Noa bicara apa? Aku tidak ingin membawa apapun," bantah Leta dengan muka bingungnya.
"Sepertinya mimpi Noa tadi terlalu dalam. Sebaliknya kita jalan lagi. kata Ibu, tidak baik terus-terusan berada dalam mimpi," ucap Leta sambil berdiri dan membersihkan daun kering yang menempel di bajunya. "Ayo," ajaknya kemudian.
Ini aneh. Rasanya ada yang tidak biasa. Namun aku tidak bisa tahu juga tentang apa yang aneh. Jadi walaupun bingung, aku tetap menyambut tangan Leta dan berjalan di sampingnya.
.
.
.[TBC]
DWC NPC 2024 Day 19: Done
Karakter hari ke-3: Leta
Karakter hari ke-15: Noa[19/02/2024 - 21.38]
[201]Shell
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We There Yet?
Ficção Geral"Kemarin aku melihat bebek di danau," ucapku pada Leta, salah satu teman terdekatku di desa ini. "Tidak mungkin. Danau itu, kan, katanya tidak bisa disentuh makhluk hidup." "Tapi kemarin ada. Sungguh. Dia berenang ke jauh ke seberang sana." Leta mel...