1. Prolog
Ada sebuah distrik hiburan yang sangat terkenal di kota X. Konon katanya adalah aquarium manusia terbesar melebihi dari yang dipamerkan di Singapura atau Hong Kong.
Lebih megah, lebih meriah, lebih banyak orang-orang dari berbagai negara berkunjung ke dalamnya.
Semua hal yang bersifat duniawi terkumpul di sana. Mulai dari perjudian, pelelangan senjata, obat-obatan, dan juga daging.
Daging apa? Beragam. Sesuai yang kau kehendaki.
Namun, dari itu semua yang paling menarik tentu saja bisnis prostitusi. Sebuah bisnis tertua di dunia, paling laris dan sampai kapan pun tidak akan pernah kehilangan pelanggan.
Prostitusi, diakui atau tidak, merupakan salah satu penggerak roda perekonomian paling berpengaruh.
Selalu saja ada anjing-anjing segala umur yang menyukai amisnya selangkangan. Kelaparan dan menitikkan liur melihat buah dada mengkal yang menggantung di tubuh gadis-gadis belia menuju dewasa.
Mereka tersusun seperti pajangan pada sebuah panggung yang dilapisi kaca, tubuhnya setengah telanjang, hanya dibalut pakaian dalam yang bahkan tak berdaya menutup apa-apa.
Lalu para anjing-anjing keparat ini akan mengendus aroma lendir percintaan yang keluar dari tiap celah lubang sempit yang siap mengangkang untuk mereka telan bulat-bulat.
Menikmati pelayanannya dan bebas mengajukan permintaan apa pun untuk memuaskan hasrat seksual. Tentu saja dengan tambahan biaya diluar penyewaan.
Distrik hiburan di daerah x, benar-benar sumber mata pencaharian sekaligus ladang bisnis untuk mengeruk pundi-pundi rupiah.
Wisma-wisma prostitusi tumbuh subur seperti jamur di musim hujan, dan dari semua yang ada.
Wisma yang paling terkenal dari segala penampungan pelacur yang ada di distrik hiburan daerah x adalah Wisma DBL.
Sebagaimana nama dari pemilik wisma termegah dan termahal yang paling berjaya, Wisma itu memiliki kepanjanjangan nama, DonnaBela.
Semua yang tersedia benar-benar dalam keadaan segar. Apa pun itu jenisnya. Daging, wanita, senjata, atau sebuah informasi yang mungkin bisa melibatkan banyak para petinggi dalam kasus berbahaya.
Tergantung seberapa banyak uangmu dan seberapa dalam koneksimu. Karena bermain di Donnabela artinya sudah siap mencelupkan kedua kaki di lautan lahar neraka.
***
"Apa kiriman para gadis baru sudah datang?"
Bibir tebal dengan lipstik merona mengembuskan asap dari pembakaran tembakau.
Sebatang rokok tanpa filter berada di antara celah yang mengapit.
Hari ini, udara cukup panas. Dengung air conditioner tertangkap jelas di indra pendengaran mereka yang berkumpul di ruangan sama.
"Dua jam lagi akan sampai. Ada sekitar dua puluh dan semua dalam kondisi baik."
Nyonya Donna menarik sudut bibir berlawanan. Senyumnya merekah, kedatangan pasokan baru berarti akan menambah pundi-pundi rupiah.
Karena para pelanggan pasti membutuhkan gadis-gadis belia segar untuk dicicipi selama paling tidak dua bulan sebelum barang baru kembali datang.
Donnabela. Sebagai tuan dari Wisma penampungan pelacur yang paling ramai pelanggan, harus berterima kasih pada sosok yang saat ini berada di hadapannya.
"Tuan Axel. Saya ucapkan terima kasih. Ini sangat berarti untuk kelangsungan Wisma DBL. Beberapa bulan belakangan, kami kesulitan untuk mendapatkan barang bagus, karena sudah banyak yang terjaring razia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Pretty Like Blood In The Snow
Mystery / ThrillerSasa Bila jatuh cinta pada teman sekelasnya. Seperti kebanyakkan remaja laki-laki yang digambarkan menarik, Yudith memukau pada pandangan pertama. Namun, kisah cinta itu tidak berjalan mulus lantaran Yudith yang terasa berbeda dan aneh. Hingga di su...