03.Keputusan

380 63 24
                                    

"Ma..."

"Hm?" dara menoleh kebelakang dengan senyuman menghiasi wajahnya.

"Eum... Kalo sooya kerja kantoran, mama bolehin, gak?"

Dara mematikan keran air lalu melepas sarung tangannya. Dara berbalik badan menghadap anaknya yang kini hanya menundukkan kepalanya.

"Tunggu kamu lulus, ya? Lagipula kamu lulus sebentar lagi, tunggu aja ya, sayang?" ucap dara penuh kelembutan.

Sooya hanya mengangguk meng-iya kan. "Memangnya kamu mau bekerja di mana? Perusahaan papa?" sooya menggeleng. "Lalu?"

Sooya menyerahkan kartu nama yang kemarin ia dapat langsung dari CEO nya. Dara mengambil kartu nama itu. Matanya membulat sempurna kala melihat nama yang tertera di kartu itu.

"Siapa yang memberikanmu kartu nama ini?" tanya dara, tidak percaya. Pasalnya seorang choi taehyung tidak pernah memberikan kartu namanya pada siapapun. Karyawan-karyawan yang bekerja di perusahaannya, itu atas kemauan mereka sendiri. Bukan karna taehyung yang menawarkan.

"CEO nya sendiri, ma." jawab sooya, jujur.

Dara menatap sooya dengan tatapan tak percayanya, "choi taehyung, benar dia memberikanmu kartu namanya? Bukan assistennya, kan?" tanya dara lagi, dia tidak percaya ini. Dia ingin mengorek lebih lanjut, apa benar choi taehyung yang dikenal tak pernah memberikan kartu namanya, memberikannya pada anaknya sendiri?

Sooya mengangguk sebagai jawaban, "memangnya kenapa ma, kalau aku di kasih kartu nama?" tanya sooya bingung.

"Ah, tidak papa, sayang."

"Jadi, boleh tidak?" tanya sooya. Dia penasaran dengan jawaban ibunya.

"Eum... Kamu minta pertimbangan ya, sama CEO nya."

"Pertimbangan apa?"

"Bilang, tolong jangan terlalu berat memberimu pekerjaan, mama gamau kamu kelelahan."

"Tenang aja ma, CEO nya pasti ngerti kalo aku masih kuliah. Lagian pasti aku gaakan di kasih kerjaan yang berat-berat. Yaa, kaya karyawan magang aja."

"Tapi, mama ngizinin 'kan?" dara mengangguk sebagai jawaban. Dia terlalu ragu untuk menolak. Nyawa perusahaan suaminya ada di tangan taehyung, jika dirinya menolak, perusahaan suaminya bisa bangkrut.

"Yay! Makasih ma!" sooya memeluk ibunya sangat erat. Dara hanya terkekeh kecil melihat tingkah anaknya yang menggemaskan.

~~~

"Bagaimana? Sudah mendapatkan informasi?" tanya seorang lelaki yang duduk di kursi kebesaran miliknya. Itu choi taehyung.

"Park sooya, umur 21 tahun, masih berstatus mahasiswa di salah satu universitas Seoul, dia di jual oleh ibu kandungnya sendiri karena dia tidak ingin suaminya tau kalau nona sooya bukan darah daging suaminya. Melainkan terlahir karna hubungan gelap sang ibu bersama ayahnya." taehyung mengalihkan seluruh atensinya kini pada assistennya yang sedang membacakan data diri seorang gadis yang berhasil mencuri hatinya.

"Apakah sooya pernah bekerja sebelumnya?" tanya taehyung.

"Ya, dia pernah bekerja di cafe. Walaupun keluarganya terbilang kaya, tapi nona sooya tetap ingin bekerja di cafe. Tapi, nona tiba-tiba berhenti karna ibunya melarangnya bekerja, saya tidak tau mengapa ibu nona sooya melarangnya, padahal sebelumnya boleh-boleh saja. Pemilik cafe pun tidak tau alasan ibu nona sooya melarangnya."

"Apakah ibu yang sekarang adalah orang yang membelinya?" tanya taehyung lagi.

"Ya, tuan."

"Suami dari ibu kandung nona, mulai curiga pada istrinya karna nona sooya yang mirip dengan tetangganya. Padahal keduanya sudah memiliki pasangan yang sah, tapi karena nafsu mereka lebih memilih hubungan gelap hingga mempunyai seorang bayi."

Love Or Hate Me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang