Hari ini sudah hari ketiga semenjak sooya tinggal di mansion taehyung. Ia mulai terbiasa dengan kondisi mansion boss-tuan-nya itu. Walaupun ada beberapa ruangan yang tidak ia ketahui karna memang di larang di masuki siapapun kecuali hanya taehyung seorang.
Jujur sooya agak tidak enak karna selama di sini semua pelayan atau penjaga memanggilnya dengan sebutan nona. Itu membuat sooya malu karna selalu di anggap pasangan taehyung. Padahal sudah di tegaskan berkali-kali kalau dia di sini hanya sebatas karyawan dan atasan.
"Bi, mau saya bantu?" sooya perlahan mendekati salahsatu pembantu yang sedang menata sarapan dengan senyuman yang begitu cantik dan menawan.
"Eh, nona. Tidak perlu non, sebentar lagi siap kok." ucap pelayan itu membalas senyumannya. Sooya mendengus, lagi-lagi dirinya di panggil nona
"Bi... Tolong sebut nama saja yah? Saya gak enak." ucap sooya dengan nada memelas.
"Tapi saya-"
"Pelayan Park, apakah sudah selesai menatanya?" suara berat itu menghentikan perkataan sang pelayan.
"Maaf non, lebih baik anda duduk dengan tenang, saya akan membawakan anda teh." pelayan itu kembali pergi ke dapur meninggalkan sooya dengan Kerutan di dahinya.
Sang koki menyerahkan beberapa makanan yang ia buat lagi, sementara pelayan dengan talen menatanya di meja makan.
Sooya melirik taehyung yang sudah duduk di kursinya.
"Kenapa? Ada hal yang ingin kamu bicarakan dengan saya?" tanya taehyung yang menyadari tatapan bingung dari sooya.
Sooya menggeleng lalu pergi duduk dengan tenang di kursinya. Mencoba mengabaikan semua pertanyaan yang ada di benaknya.
Seperti biasa, mereka makan dengan tenang tanpa ada perbincangan antara keduanya.
~~~
Sooya menghela nafasnya untuk kesekian kalinya ia kembali merasakan hal janggal pada bossnya itu.
Seperti ada sesuatu yang bossnya sembunyikan?
Apakah benar sebenarnya taehyung hanya berpura-pura hilang ingatan? Tapi mana mungkin? Jangan sampai itu terjadi.
Mungkin sooya bisa menghadapi taehyung yang sekarang, tapi sooya tidak akan kuat jika menghadapi taehyung yang 'dulu'. Rasanya seperti ingin bunuh diri saja daripada tinggal bertahun-tahun dengan pria seperti taehyung.
Puk!
"Hey!" sooya tersentak kaget, ia tersadar dari lamunannya kala seulgi menepuk bahunya.
"Y-ya? Ada apa?"
"Kenapa melamun, apa ada masalah?" tanya seulgi. Ia mendudukkan dirinya di samping sooya.
Gadis itu tampak berfikir. Ia tak mungkin mengalihkan topik pembicaraan karna wanita di depannya ini akan bersikeras mengembalikan topik awal mereka.
"Hanya sedikit masalah kecil. Kau jangan khawatir, aku bisa mengurusnya." ucapnya, senyuman lembut bak sutra sooya keluarkan, mencoba mengalihkan pemikiran seulgi yang ingin bertanya lebih jauh.
"Hei kalian!" sooya menoleh, begitupun dengan seulgi. Wendy dan yeri sepertinya memiliki sarapan panas.
~~~
"Astaga benarkah?!" pekik Sana merasa tak percaya.
"Aku bersumpah, aku mendengarnya sendiri dari sepupuku yang bekerja di rumah boss kita!" ujar wendy.
Mereka berdua larut dalam obrolan mereka hingga tak ada satupun yang menyadari kegugupan sooya.
Jantungnya berpacu sangat cepat, tangannya saling meremas, bibirnya yang bergetar, dan kepalanya yang terus menunduk menandakan bahwa gadis itu tengah gugup sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Or Hate Me?
Teen Fiction"Mencoba mengalihkan rasa sukamu pada assisten pribadimu dengan cara memperlakukannya layaknya seorang pembantu tidak akan membuatnya jatuh cinta padamu." "Aku bisa memaksanya mencintaiku." ~~~ "Kau mencintainya atau membencinya? Kulihat kau tak ber...