14.Graduation

357 48 78
                                    

Sudah seminggu sooya bekerja keras dan seminggu pula sooya izin tak masuk ke kantor.

Taehyung yang paham kondisi sooya hanya bisa mengangguk pasrah, mengiyakan usulan sang gadis yang hanya akan bekerja ketika sedang ada mau nya.

Dan hari itu tiba...

Kini semua mahasiswa resmi lulus dari universitas. Mereka benar-benar menanti hal ini namun membuat mereka juga sedih karna tak bisa bersama dengan teman-teman kampus lain.

Banyak lulusan mahasiswa yang tengah mengabadikan moment lewat ponsel mereka. Berpotret bersama, dan berniat menghabiskan waktu seharian sebagai bentuk perpisahan, karna sebentar lagi mereka akan semakin di sibukkan dengan pekerjaan.

Namun hal ini tidak berlaku pada ketiga gadis yang sedang asik membicarakan sesuatu (?)

"Hahh... Aku tak percaya kita akan secepat ini lulus." ucap karina.

"Aku sih masih percaya-percaya aja. Masih untung kita lulusan." cibik bona. Karina memutar bola matanya malas.

"Ah karina, sepertinya itu orang tuamu." ucap sooya yang kebetulan menghadap bona dan karina yang memunggungi orang-orang yang sedang berbagi kehangatan pada orang tua mereka.

Karina menoleh pada arah tunjuk sooya. Dan benar saja ada kedua orang tua karina yang kini tengah tersenyum hangat pada anak gadis pertamanya.

"EOMMA, APPA!!" teriak karina sembari berlari menghampiri kedua orang tuanya.

"Ah iya, sooya. Aku juga perlu menemui kedua orang tuaku." ucap bona. Sooya mengangguk, "kau tak apa, 'kan?" tanya bona memastikan, lagi-lagi gadis itu hanya bisa menjawabnya dengan anggukan.

"Kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa!" bona berlari ke tengah kerumunan mahasiswa yang masih berbincang hangat pada orang tua mereka.

"Sooya." suara lembut yang menyapa indra pendengarannya membuat sooya dengan cepat berbalik dan mencari tau pemilik suara lembut itu.

Itu mamanya. Bukan mama kandungnya, melainkan mama sambungnya, dara. Senyuman sooya sempat pudar sebelum akhirnya senyuman itu kembali mengembang.

"Selamat sayang, ga nyangka kamu bakal lulus secepat ini." ucap dara. Di belakang dara ada ketiga kakaknya, tentu dengan kakak ipar cantiknya bersama sang anak.

Sooya memeluk dara dengan erat, rasanya ia ingin menangis sekarang juga jika tidak ada si bocah kematian di belakang ibunya.

"Ga nyangka ternyata sooya sudah besar. Padahal baru kemarin lahir, kok udah lulus aja ya?" ucap si bocah kematian, park jimin.

"Maksudmu aku kecil begitu?!"

"Iya." jawabnya dengan lantang.

"Kakak saja yang kebesaran!" balas sooya tak mau kalah, ia perlahan melepaskan pelukannya bersama sang ibu dengan senyuman manisnya. Sooya menatap tajam jimin yang kini sedang menertawainya.

'Menjengkelkan. Jika tidak ingat ia kakakku, sudah ku pukul dia.' batin sooya menggeram marah.

"SOOYA!" teriak seseorang. Sooya lantas membalikkan badannya kala mendengar suara yang menurutnya tak asing. "Seulgi, lisa, jennie, wendy, sana, irene..." gumamnya saat melihat sekelompok wanita berjalan cepat ke arahnya.

Sooya mengalihkan pandangannya ke belakang teman-temannya, terlihat teman kantor lelakinya pun ikut dalam menyambut kelulusannya.

Senyumnya mengembang, matanya menatap mereka dengan tatapan tak percaya.

Namun senyuman itu tak bertahan lama kala matanya melihat seseorang yang menjadi objek kekesalannya selama beberapa hari ini.

'Dia lagi, dia lagi. Kenapa dia harus ikut sih? Kukira karna di boss dia akan sangat sibuk di kantornya, ternyata masih punya waktu untuk bersenang-senang. Cih, dasar. Sok sibuk!' batinnya.

Love Or Hate Me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang