01. Hera Imara

972 52 0
                                    


Hera Pov

Hai? Aku Hera Imara.
Setiap pagi buta sebelum matahari menampakan diri, aku selalu bangun di jam – jam yang seperti ini. Karena hanya di waktu inilah aku bisa berpapasan dengan ibu, walau hanya sebentar, setidaknya aku bisa mengobrol beberapa kalimat dengan - nya.

Ctak! Tap tap tap tap...

Aku yang sudah selesai mandi ini pun berjalan mendekat ke arah meja rias yang berada di ujung kamar. Membuka foundation merk abal abal yang isinya sudah hampir habis. Lalu menempelkannya di beberapa bagian tubuh ku yang masih berwarna ungu.

Setelah selesai, aku pun langsung melangkahkan kaki untuk keluar, menuju dapur rumah.

“Ibu sudah selesai kok nak” suara lembut itu mengalun di kedua telingaku, saat keberadaanku sudah sampai di lantai bawah

Dengan senyuman, aku mengawali sapaan pada ibu “Tetep aja, Hera mau bantu ibu walau hanya sedikit”

Ibu tidak menolak saat kedua tanganku mulai membantu pekerjaannya, memasukan kotak demi kotak agar tertumpuk masuk kedalam sebuah tas besar.

Ckiitt!

Lenganku merasa ngilu. Membuat kegiatan ku terhenti sesaat. Aku menoleh kebelakang dengan berhati – hati, lalu saat aku sudah memastikan bahwa ibu tidak menyadarinya aku pun melanjutkan lagi.























***





















“Hati – hati bu” ucapku pada Ibu yang membalas senyumanku

Lambaian tanganku perlahan terhenti, ibu sudah berbelok di persimpangan jalan, lalu aku berbalik untuk kembali masuk kedalam rumah. Bersiap – siap untuk memulai sekolahku di hari ini.




















Pukul 06.00

Aku mengecek ponsel untuk mengetahui sudah jam berapakah ini. Setelah mengetahuinya, segeralah aku beranjak dari kasur dan membereskan buku – buku yang harus ku bawa untuk pelajaran di hari ini.

Kembali menuruni tangga, dan keluar dari rumah ku. Sampai ketika aku sudah mengunci pintu utama, ku tolehkan kepala ku untuk mencari keberadaan ‘Biru’.

Hrrghhh hrg Miaw~ Miaww~

Disana. Kucing dengan mata biru laut itu berlari mendekat kearah ku, lalu menduselkan dirinya padaku. Membuat aku rela berjongkok demi berinteraksi dengannya.

“Owwhhh semakin gemuk ya kamu” aku bergumam sembari kedua tanganku mencubit pipi si Biru dengan gemas

Lalu aku pun berdiri, membersihkan pakaianku agar bulu dari si Biru tidak banyak menempel disana. Setelah itu, Biru pun melompat pergi kearah samping kanan rumahku.

Karena melihat kepergian dari Biru, sudut mataku tak sengaja melirik kearah rumah yang tepat berada di samping kanan rumahku juga.

Dengan halaman yang lebih rindang dibandingkan dengan rumah – rumah yang lain, aku yakin isi dari rumah itu juga tidak ada yang berubah, masih sama seperti waktu aku kecil yang sering bermain disana.

Aku jadi teringat saat masa – masa dimana diriku bermain bersama dengannya.

Ah, aku jadi merindukannya.





















***





















“Hera Imara”

Golden Hour (Short Story) GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang